"Lo mau dateng, Ta?" tanya Hendery."Hem."
"Yakin, Ta?" tanya Nando agak khawatir.
"Buat apa? 'Kan ada kalian." Aletta tersenyum seraya merangkul teman-temannya. Mereka tertawa lepas, terus begitu sejak saling mengenal seolah kesedihan pun enggan untuk mendekat.
***
Gaun merah muda selutut membalut tubuh Aletta dengan sangat indah. Rambut yang diikal tertata indah. Aletta yang sudah berada di hadapan Danu, Fandy, dan Hendery berhasil memukau ketiganya.
"Ayo!" seru Aletta yang siap memasuki mobil. Sopir yang sudah duduk di tempat kemudia juga sudah menunggu agak lama karena Aletta tentunya.
"Tunggu," cegah Hendery. Tangannya mencekal lengan Aletta. Kemudian cowok dengan kemeja putih itu berjalan mendekati Aletta. Mengeluarkan sebuah kotak yang sudah dibawanya sejak tadi. Mengeluarkan pita berbentuk mawar putih, lantas menyematkan benda cantik itu di atas kepala Aletta.
"Yang rapi," peringat Aletta.
"Iya, iya," sahut Hendery.
"Kembali menjadi tunggul," lirih Danu. Tangannya dikatupkan di atas kepala seperti pocong, tetapi bagi Danu dan Fandy mereka sedang menjadi tunggul yang tak dianggap.
"Keberangkatan ke planet mars berapa menit lagi ya, Dan?" tanya Fandy.
"Satu detik," jawab Danu singkat.
"Anjay, telat dong," balas Fandy.
Hendery dan Aletta yang sudah selesai dengan dunia mereka langsung menatap Fandy dan Danu seolah tak bersalah.
***
Begitu tiba di halaman belakang rumah keluarga Anasya, Aletta dan lainnya disambut oleh Nando. Pemuda itu sudah siap dengan hanya mengenakan kaos oblong berwarna putih dan celana pendek. Jelas sekali dia tidak berniat berada di rumah itu.
"Gue tadi mau pergi aja ke apart, tapi gue ngga bisa ninggalin Aletta di sini," tutur Nando yang mengantar empat temannya ke lokasi.
"Lo nggak usah khawatir gitu, mungkin aja Anasya niatnya memang baik," tutur Aletta.
"Gue harap gitu," sahut Nando. Mereka duduk di salah satu tempat. Meminum jus jeruk yang tersedia, serta beberapa camilan.
"Kenyang gue di sini," kata Danu melihat banyak sekali cake di meja mereka. Makanan favoritnya. "Boleh bawa pulang kagak nih, Nan?"
"Gue terkadang suka lupa kalau lo anak konglomerat terkenal, Dan," sindir Fandy.
"Kaya pun gue, makanan gratis tetep yang paling enak!" seru Danu.
"Memang beda," sahut Hendery.
Riuh suara tamu mengalihkan pandangan mereka. Seketika para tamu pesta membentuk kerumunan. Suara tawa terdengar, membuat lima orang yang sedang duduk di satu tempat penasaran. Dipimpin Nando, yang lainnya ikut menghampiri kerumunan.
Begitu melihat apa yang ditertawakan kelimanya sontak terdiam kaget.
"Agnes?" tanya Aletta lirih. Lebih ke pertanyaan meyakinkan diri jika sekarang dirinya sedang tidak salah melihat jika seorang gadis dengan make up tak sesuai warna kulit dengan gaun merah muda terang berdiri di tengah kerumunan bersama Anasya dan Diana yang berbanding jauh, Agnes menjadi bahan ejekan karena penampilannya yang lebih menyerupai badut.
Anasya menatap ke arah Aletta, lirikannya seolah berkata. 'Bagaimana?'
Psikopat. Gadis itu pasti sudah gila melakukan hal seperti itu pada temannya sendiri. Apa yang sebenarnya ada di pikiran Anasya sehingga memperlakukan Agnes yang selalu melindunginya seperti itu?
Jelas terlihat jika Agnes tidak tahan dengan segala hal memalukan yang ia dapat.
"Eh!" seru Anasya begitu Agnes ditarik pergi oleh Aletta.
"Apa?"
"Lo kenapa, sih? Kurangnya jadi ratu di antara empat cowok? Ups, ratu," sindir Anasya. "Temen lo kurang, ya?" tanya gadis itu.
"Tapi jangan ambil temen orang juga, dong," katanya lagi.
Plak!
Sekali tamparan membungkam Anasya."Aletta! Kamu kenapa, sih? Kenapa nampar Anasya?" Diana yang ada di sebelah gadis itu sontak membantunya.
"Temen? Apa lo bener anggep Agnes temen lo?" tanya Aletta.
"Gue——"
"Apa lo bisa dianggap temen bagi Agnes yang selalu lo jadiin babu? Lo jadiin bodyguard, lo jadiin badut di hari ulang tahun lo! Kelewatan lo, Sya!" Nando yang diam langsung ikut campur begitu dirasa amarahnya tak tertahan.
"Lo apa sih, Bang, ikut-ikut?"
"Gue malu, Sya. Gue malu pernah serahim sama lo, gue malu punya adek pembully kayak lo. Bisa-bisanya lo senyum setelah nyakitin orang," cecar Nando.
"Udah, bro, udah." Hendery menarik lengan Nando untuk menjauh dari tempat itu. "Ke apart lo, sekarang," bisik Hendery lagi.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTAGONIS [TAMAT]
Teen Fiction#2 in mentalhealt (19/6/2022) #1 in sad vibes (18/6/2022) #8 in bucin (22/6/2022) #3 in cinta segitiga (24/6/2022) #9 in Fiksi remaja (25/6/2022) Tokoh jahat akan menjadi pemeran utama. Sebuah kisah yang menceritakan tentang Aletta Queena yang...