ST 10

162K 12K 266
                                    

Anyeongg, happy reading~~~

Diandra masih memikirkan tentang hidup nya di dunia nyata, apakah dirinya benar benar sudah tiada?. Bagaimana dengan tasya.

"Gw kangen banget sama lo Sya, disini ngga ada yg bisa di ajak ghibah" bisik nya pelan

Posisi Diandra saat ini berada di meja kerja nya. Dia ditugaskan untuk menyusun jadwal Arsen besok. Tetapi yang dia lakukan sekarang adalah melamun.

"Kalo bener gw udah mati di sana, apa lo kesepian sama kayak gw" Diandra entah bertanya kepada siapa.

Beralih kepada Arsen dia sekarang berada di ruangannya dengan pemimpin C.O Company Sarian Fa Caley. Jika kalian mengira mereka berdua membahas bisnis, kalian salah. Rian datang ke A.A COMPANY hanya untuk mendengarkan curhatan sang bestie, sekaligus memberi saran. Arsen salah memilih orang untuk menanyakan saran. Karena....

"Kalo lo pengen deketin cewek ikutin saran gw" kata Rian, Arsen dengan confused face nya mendekat kepada Sahabatnya itu.

"Lo deketin dia, bikin tu cewek deg deg an liat wajah ganteng lo. Lo deketin, terus lo deketin"  Rian mendekat ke Arsen mempraktekkan apa yang ia katakan.

"Tatap matanya, lo selami, lo bisa ngerasain perasaan lo semakin besar setelah lihat matanya" Rian melotot menatap Arsen, jarak mereka hanya tinggal sejengkal. Arsen dengan bodohnya ikut menatap balik mata Rian. Dan...

Cklek

Keduanya menoleh ke arah pintu

"Ahh... Maaf pak, saya hanya mengantar berkas pegawai baru" Diandra shok sekaligus ingin berteriak melihat posisi Rian seperti menindih Arsen di sofa.

"Maaf mengganggu, silahkan di lanjut. Saya permisi" Diandra memilih pingsan saja, posisi kedua pria di depan nya tidak berubah. Hanya saja mereka berdua melihat terus ke arahnya.

"Arghhhhh gila, gila, itu tadi nyata?" Diandra berteriak seraya mengipas ngipas wajah nya menggunakan tangan. Raut senang nya tidak bisa di tutupi lagi, sebagai fujoshi mendapatkan asupan nyata. Dia tidak kuat.

Kembali ke Arsen dan Rian. Setalah pintu tertutup Arsen kembali menatap Rian. Tunggu sepertinya ada yang salah "anjing lo ngapain" Arsen mendorong Rian hingga terduduk di sofa nya semula. Pantas saja sekretaris nya itu terlihat kikuk.

Rian yang di dorong pun hanya menggaruk belakang kepala nya yang tidak gatal. Raut wajahnya tidak menunjukkan jika bersalah, malah dia cengengesan. Arsen bergidik ngeri jangan sampai sahabat nya itu suka dirinya. Lebih baik menjauhi Rian dari sekarang, Arsen langsung menggeser duduknya menjahui pria yang satu ruangan dengan nya tersebut.

"Wo wo santai bro, gw masi sayang sama tunangan gw. Yakali ngehomo sama lo" ucapnya setelah melihat Arsen menggeser duduknya.

"Ya ya ya lanjut" kata Arsen

"Apanya? Yang tadi? Ayo lah gas" kan sudah dibilang Arsen salah memilih teman untuk di mintai saran.

"Bangsat gw aduin Citra biar di kebiri" Arsen terlihat murka, harga dirinya di taruh dimana. Dirinya straight dan tidak akan belok. Apalagi dengan Rian.

"Santai anjing" sekarang giliran dirinya yang ngegas, aneh memang

"Yaa lo cipok lahh apalagi" lanjutnya memberi saran di awal tadi. Emang sesat nyesel dia memanggil Rian kesini

"Goblok saran lo ngga ada yang bener"

"Yahh lo usaha sendiri lahh bray, tipe pendekatan cowo tuh beda beda. Lo ajak makan bareng kek, nonton, jalan jalan, ke mall" oke kali ini saran nya waras

"Abis itu lo check in pasti si cewe langsung pasrah" UDAHLAHH SALAH NGAJAK RIAN KESINI SARAN NYA SESAT SEMUA

Arsen memijat kening nya pening, berharap dia bisa mendapat pencerahan untuk bisa mendekati Bunga malah kegelapan yang ia dapat. Dia harus mendekati Bunga dan meyakinkan diri jika dirinya tidak sama sekali menghiraukan Diandra.

Sekretaris Transmigrasi √ [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang