ST 30

109K 7.8K 56
                                    

Enjoy~~

Arsen menatap Diandra jengah, sedari tadi perempuan itu asik membuat konten saat sampai di bandara hingga sekarang berada di kantor cabang.

"Kamu bisa berhenti ngonten sekarang" tegurnya.

"Ehh Mian²" bisik nya canggung dan mematikan handphone nya menaruh benda pipih itu di sling bag hitam yang ia bawa.

"Saya akan mengecek data perusahan, kamu bisa bantu saya untuk reservasi hotel untuk kita menginap"

"Ho-hotel?" pikiran nya sedang tidak bisa di ajak kerja sama sekarang, kata 'kita menginap' membuat otak nya berpikiran yang tidak tidak.

"Iya kenapa? Kamu mau tidur di jalan?" tanya Arsen bingung.

"Ya ngga dong, masa cewek cantik kayak saya tidur di jalan nanti kalo saya di culik om om Thailand gimana, ehh tapi kalo om nya kayak Mew Suppasit siapa si yang gak mau" cerocos nya

"Mew? Lagi?" Arsen berkata jengah.

"Ya-ya masa saya tidur di jalan" Diandra memalingkan wajahnya saat melihat wajah kesal Arsen.

"Itu sebab nya kamu saya suruh pesan hotel Diandra Syakila" tekan nya menahan kesal. Huh untuk sayang, ehh

Melihat ekspresi Diandra yang kikuk membuat Arsen lagi lagi mengernyit heran. Ahh dia tau sekarang.

"Ohh atau kamu mau tidur sekamar sama saya?" Arsen berbicara tepat di telinga Diandra membuat perempuan itu refleks menjauh.

"NGGA LAH APA APAAN" bentak nya tanpa sadar "ehh maaf ngga sengaja" sadar nya saat tau dirinya berbicara dengan nada tinggi.

Arsen sempat terkejut sejenak kemudian menggeleng kepala pelan, mulut nya mengeluarkan kekehan kecil.

"Pesan kamar dua Syakila, kamu mikir apa?"

"A-ahh pesen kamar dua, i-iya IYA, saya reservasi sekarang, d-dah" Diandra berbicara tak beraturan. Malu sekali dia pasti muka nya sudah memerah sekarang

Haishh gw kenapa sih

Setelah Diandra pergi Arsen sudah tidak bisa menahan tawa nya. Pria itu tertawa terbahak membayangkan lagi muka gadis itu memerah bahkan sampai ke telinga nya.

Para pekerja dan karyawan di sana terheran melihat bos nya tertawa. Bos nya itu jarang berada di disi tapi sekalinya ke sini kenapa prik sekali. Mana rumor yang mengatakan bahwa seorang Arsen Anggara terkenal tegas dan dingin.

"Ekhem, back to work" titah nya kepada semua orang yang melihat dirinya.

Arsen membenarkan jas nya lalu berjalan menuju ruangan nya. Sok cool banget bos Diandra itu.

__________

Setiap usaha pasti ada saja yang menjadi hambatan, seperti sekarang Arsen mengalami kerugian karna seorang penghianat. Marah? Tentu saja pria itu bahkan tidak tersenyum sejak memasuki ruangan nya.

Mork, orang kepercayaan nya sedari tadi menemani Arsen. Memberi informasi tentang perusahaan. Pria kelahiran asli Thailand itu juga merupakan pemimpin di perusahan Arsen cabang Thai.

"What the fuck, kenapa kerugian nya banyak sekali"

Mork yang hanya tau bos nya itu mengumpat seketika menunduk dalam. Takut takut amarah Arsen akan meledak saat itu juga.

"We have found who betrayed us?³" Arsen bertanya dengan menahan emosi nya.

"Not sir" jawab mork, pria itu masi menunduk tidak berani menatap Arsen.

Pintu ruangan nya terbuka mengalihkan pandangan Arsen yang semula menatap layar laptop menjadi ke arah pintu. Ternyata Diandra perempuan yang ia bawa kemari.

"Saya sudah melakukan tugas anda pak" lapor Diandra kikuk saat tau di dalam juga ada satu lagi laki laki yang ia tak tau namanya.

Mork menatap Diandra takut takut, berani sekali perempuan ini mengganggu Arsen yang sedang dilanda emosi.

Diandra dengan cepat membaca situasi, dia mendekat ke arah Arsen ikut melihat apa yang Arsen lihat. Sedangkan pria itu langsung memberi ruang kepada Diandra agar bisa leluasa melihat data data yang tertera di laptop nya.

"Pak sepertinya anda harus mengecek data keuangan dahulu dan penanggung jawab nya" saran Diandra.

Mork mendelik tak percaya ketika dengan gampang nya Arsen memberi ruang dan mendengarkan orang lain berbicara saat sedang emosi.

"Tentu saja saya sudah cek bagian sana" jawab nya. Yah bener juga, Arsen tidak sebodoh itu.

"Lalu anda tidak menemukan petunjuk satu pun"

"Saya sudah menemukan nya, saya hanya kecewa kenapa orang yang saya tunjuk tidak se kompeten  itu untuk mengurus masalah ini" inilah yang membuat Arsen sangat membenci penghianat, dia kecewa pada dirinya sendiri karna tidak pandai memilih orang untuk di percayai.

"Tunggu apa lagi pak, hukum aja. Anda tidak salah, mereka yang tidak tau diri" Diandra tau Arsen sedang menyalahkan dirinya sendiri. Dia tentu tau semua karakter dan sifat Arsen.

Semua di jelaskan di dalam novel. Perusahan ini bukan lah hasil rintisan dia sendiri. Melainkan amanah dari Reno untuk nya. Dia merasa tidak becus menjalan kan amanah ayah nya saat terjadi kesalahan. Walau bukan murni kesalahan nya.

"Mork, collect all employee⁴" titah Arsen

"Okay sir" Mork cepat cepat meninggalkan ruangan melaksanakan titah Arsen

"Setelah ini mau ikut saya?" tawar Diandra.

"Kemana?"

"Kebetulan ada pasar malam di sekitar sini, saya dapat informasi dari salah satu pamflet di jalan"

"Kamu tau letak nya dimana?"

Diandra menepuk dadanya bangga "Serahin aja sama saya pak"

Diandra mencoba menghibur Arsen. Dengan membawa laki laki itu bersenang senang, melupakan sejenak semua tentang pekerjaan.

Tadi saat dirinya mereservasi hotel di temani oleh pegawai Arsen. Dia melihat salah satu poster pasar malam. Sontak perempuan itu bertanya kepada orang yang bersama apa maksud dari poster itu. Dan dia juga menunjukkan tempat nya kepada Diandra.

___________

² : maaf
³ : kamu sudah menemukan siapa penghianat itu?
⁴ : kumpulkan semua pegawai
___________

-TBC-

Kalian tau kalo aku update dikit artinya apa?
Hayoo yang bisa nebak berati jeli banget wkwkw

See u~~

Salam dari Ai ailafu ♡♡



Sekretaris Transmigrasi √ [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang