ST 19

139K 11K 311
                                    

Hari ini weekend dan Diandra libur bekerja. Perempuan itu sedang memasak untuk sarapan pagi nya. Mulut cantik nya tidak berhenti menggurutu memaki kebodohan nya semalam.

Bisa bisa nya dirinya berlari kesetanan masuk ke apartemen untuk ke kamar mandi. Di depan Arsen pula, iya sih dia sudah tidak menyukai bos nya itu. Diandra mempermalukan dirinya sendiri di hadapan Arsen bukan sesuatu yang sepele menurut nya.

Dia pernah menyukai Arsen meskipun saat dirinya masih berada di dunia nyata dan Arsen hanya sebagai tokoh utama pria.

Arsen di gambar kan sangat penyayang meskipun cuek, dan itu tipe Diandra banget. Saat melihat Arsen di dunia nyata pun dia sempat menyukai pria itu.

Mengingat Arsen adalah malapetaka bagi antagonis. Diandra memilih menjauh saja mengubur rasa sukanya.

"Haishhh, malu banget gw" wajah nya di tutup dengan sebelah tangan, sementara tangan satunya lagi sedang mengaduk sop yang dia masak.

"Lo bodoh banget Syakila" ingin sekali memutar waktu agar bisa bertingkah jaim malam itu. Tapi keinginan itu hanya angan semata. Nasi sudah menjadi bubur.

"Kenapa gw gak bisa tahan sihh, kencing sialan" lahh malah nyalahin kencing kan itu bawaan alam. Emang sedeng nih Diandra.

Masakan yang ia masak mulai matang. Diandra hanya memasak sop dengan sambal terasi, dan tempe sebagai pelengkap.

Sebenarnya ini bukan menu sarapan nya. Tadi pagi dia sudah memakan roti dengan selai strawberry. Dia memasak untuk makan siang, hemat biar ngga makan di luar mulu.

Diandra memutuskan untuk melihat Drakor sambari menunggu jam makan siang. Ya baru juga sarapan masa mau langsung makan siang aja sih.

Brugg

"Astagfirullah"

Tiba tiba foto yang berada di ruangan jatuh. Sepertinya paku pengait nya sudah tidak rapat.

Diandra mengelus dadanya kaget. Dia menghampiri foto tersebut.

Foto itu adalah foto dirinya saat wisuda. Di lihat dirinya yang memakai toga dengan topi wisuda sudah menjelaskan bahwa itu adalah potret nya saat melaksanakan hari kelulusan.

Tapi tunggu dulu, apakah satu frame foto biasa menampung dua foto sekaligus?.

"Ini, apa?" Diandra mengambil dua lembar foto yang terlepas dari frame nya. Matanya tertuju pada potret seorang anak kecil yang sedang di gendong oleh wanita cantik, di belakang nya juga terdapat pria yang tersenyum cerah. Seperti sangat bahagia melihat dua perempuan di depan nya.

"Ini foto Diandra pas kecil?" tanya nya pada diri sendiri.

"Tapi di cerita di jelasin kalo Diandra dari bayi udah di tinggal ibunya, dan ayah nya menyusul satu hari kemudian karna kecelakaan, jadi ini siapa?" anak kecil tersebut memang sangat mirip dengan Diandra bahkan Syakila yakin jika itu adalah Diandra. Karna di kamar perempuan itu juga terdapat foto masa kecil nya.

"Kalo dari bayi Diandra di tinggal orang tua berati ini siapa?" Syakila membolak balikkan foto tersebut heran.

"Ahh bodo amat ntar gw cari tau mending sekarang gw pasang lagi aja nih foto" ujarnya sembari memasang kembali foto yang jatuh seperti ke adaan semula.

"Paku nya udah gak bisa di pake lagi"

_____________

Arsen sedang mengerjakan pekerjaan nya yang tertunda selama dua hari ini. Gimana ngga tertunda dari kemaren jadwal nya di undur terus.

Pria itu tersenyum samar mengingat kejadian semalam. Dia tidak pernah melihat Diandra bertingkah se bodoh itu sebelum nya.

Berlari terbirit mencari kamar mandi? Hahaha. Sungguh Arsen tidak bisa menahan untuk tidak tersenyum.

Dia kembali melihat ke tumpukan berkas berkas yang belum selesai seketika senyum nya luntur. Huhh banyak juga pekerjaannya.

Pekerjaan nya sangat banyak tetapi pikiran nya terus terusan ter arah kepada Diandra. Perempuan itu berhasil menyita perhatian nya.

Arsen melihat handphone yang berada di tangan nya. Dia sangat ingin mendial nomor Diandra entah karena apa dia pun tak tahu. Bahkan di layar sudah menunjukkan nama Diandra. Hanya memencet tombol hijau saja telpon tersebut akan terhubung.

Tutt tuttt

Akhirnya Arsen memilih menghubungi perempuan itu. Entah lah mungkin nanti akan membahas Pekerjaan.

Sedangkan Diandra sudah berkutat dengan palu serta paku nya. Dia akan memaku kembali foto yang jatuh.

"Ck siapa sih yang nelpon" hp nya berdering.

Mau tidak mau Diandra harus mengangkat telpon itu. Ahh dari Arsen rupanya. Mau apa bos nya itu.

"Halo pak"

"Kamu lagi apa?" Arsen bertanya di sebrang

"Saya?"

"Siapa lagi"

"Emang ada apa pak"

"Saya nanya kamu kenapa bales nanya, saya minta bantuan kamu untuk proposal senin depan" jawab Arsen sedikit sebal

"Saya malu pak"

"Apa"

"Saya malu pak" tekan nya.

Arsen terkekeh kecil di sebrang sana "saya sudah melupakan kejadian itu"

"Hah"

"Kamu ngga usah malu, saya sudah melupakan kejadian itu" ulang Arsen. Bisa di lihat laki laki itu tersenyum geli.

"Kejadian apa?" Diandra menjauhkan hp dari telinga nih bos kenapa dah

"Kamu malu sama saya kan?" Nahh Arsen mulai bingung nih.

"Saya malu sendiri ngapain saya nyuruh bapak ikutan malu"

"Kamu malu karna apa" Arsen merasa mulai tidak beres. Masa iya perempuan itu melupakan kejadian semalam.

"Ya saya emang mau malu pakkkk" Diandra menaiki tangga kecil bersiap untuk memulai kegiatan nya.

"....." tidak ada balasan Arsen masi load ternyata.

Ohh Diandra ngerti "saya.lagi.malu.pak.arsen"

Tok tok

Bunyi ketukan palu pada tembok ia nyaringkan agar terdengar di seberang telepon.

Sialan jadi dia lagi malu. Malu sama paku. Batin Arsen menjauhkan hp nya.

"Apapun itu saya tunggu nanti kamu di rumah saya jam 3 sore"

Tut

Sambungan terputus

"Dasar bos aneh" Diandra melihat handphone nya sambil geleng kepala pelan.

_____________

"Sialan malu banget gw" Arsen berdiri dari tempat duduknya dan berjalan mondar mandir.

"Kenapa ngga kepikiran kalo emang beneran lagi malu sih"

"Argghhh gw malu bang- ehh gw shy bangettt" Arsen mengacak rambutnya.

"Kenapa ngga ada kosakata lain pengganti sihh misalnya memukul paku gtu" Arsen masih mondar mandir. Dia nyesel kepedean karna ngira Diandra malu sama dia karna kejadian semalem.


-TBC-

YUHUU AKU BACK
kalo ga dapet feel nya maafin ya ga bakat soalnya.

Menerima kritik dan saran ➡

Sekian terima Arsen.

Sekretaris Transmigrasi √ [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang