"Kamu ngga papa"
"Ar-arsen" Diandra kaget, perasaan tadi yang dia telpon Andra kenapa Arsen yang datang. Tapi tak apa ia bersyukur sekarang. Setidaknya ia tidak di perkosa dan di jadikan jalang disini.
"Aku ngga papa"
Arsen menoleh kepada Bunga yang menjawab pertanyaan nya. Siapa yang bertanya pada nya sih. Arsen geleng geleng kepala mengenyah kan pikiran nya. Yang terpenting Diandra baik baik saja.
Bunga yang melihat Arsen pun bukan main senang nya. Pria itu sangat gentle dia menyelamatkan nya dari para pria berbadan besar itu. Dia semakin menyukai laki laki di depan nya ini.
Sedangkan Diandra dia masih shok dan tidak tau harus berkata apa. Kepala nya pening. Dirinya membayangkan jika nanti dia kalah dan di perkosa oleh para pria berbadan besar itu. Tidak tidak, dia harus menghindari takdirnya.
Diandra sempat berfikir jika takdir nya akan datang lebih cepat. Di perkosa para pria di rumah bordil. Dia bergidik membayangkan itu.
Arsen melihat sekretaris nya diam saja langsung menarik tangan perempuan itu. Berlama lama dengan Bunga membuatnya muak dan rasa malu serta kecewa itu muncul.
Bunga melihat Arsen menarik Diandra. Pandangan wanita itu tidak lepas kepada Arsen. Pria itu sangat tampan menurutnya.
Arsen sempat menoleh pada anak buah nya yang sedang melawan beberapa pria. "Selesaikan ini semua" titah nya tak bisa di bantah.
Arsen memasukkan Diandra ke dalam mobil. Rupanya perempuan itu masih terdiam shock.
"Syakila, seatbelt" ujar Arsen
Diandra hanya diam, huftt seperti nya perempuan itu memang sangat ketakutan dan shock sampai saat ini. Arsen membungkuk memasangkan Diandra sabuk pengaman.
"Ehh" Diandra yang kaget langsung beringsut menjauh.
"Ini saya, kamu jangan takut. Saya hanya memasang sabuk pengaman" Arsen berkata menatap mata Diandra sedangkan tangan nya bergerak memasang kan sabuk pengaman sampai terdengar suara klik. Arsen menjauh.
Diandra sadar sekarang, Arsen yang menyelamatkan nya. "Ma-makasih pak" ujar nya.
"Kamu minum dulu" Arsen menyerahkan botol minum yang sudah lebih dahulu ia buka kan segelnya.
Arsen tau perempuan di samping nya kini sangat ketakutan. Arsen sudah berada di rumah saat itu dan ingin makan tetapi telepon nya berdering. Tertera nama Syakila, membuatnya langsung mengangkat panggilan itu entah karena apa firasat nya buruk.
Saat mendengar Diandra berteriak dia langsung mematikan Sambungan dan bergegas ke tempat Diandra dengan melacak GPS perempuan itu.
"Makasih sekali lagi" Diandra menyerah kan kembali botol minum kepada Arsen.
Dia melihat Arsen pria itu hanya memakai sweeter abu abu panjang dan celana tidur garis garis. Kentara sekali jika pria itu bergegas menemui nya.
"Maaf saya mengganggu waktu anda, saya berniat menel-"
"Sudah, saya memang berniat menghancurkan tempat itu, dan kebetulan kamu berada di sana meminta pertolongan" potong Arsen.
"Maksudnya?" Diandra bingung. Arsen menghancurkan tempat Bunga? Kenapa?
"Hahh… saya tidak bisa cerita" ujar Arsen. Dirinya malu bila menceritakan itu.
"Anda tau jika Bunga bekerja sebagai...itu" tebak Diandra yang sayang nya benar.
Raut Arsen sudah terlihat sangat tidak enak.
"Lebih baik kamu diam" ujarnya matanya terlihat berkilat marah. Mengingat itu membuat emosi nya memuncak."Bagaimana bisa kamu berada di sana" Arsen bertanya mengalihkan perhatian. Matanya fokus menyetir sesekali melihat ke arah Diandra.
"Saya hanya ingin membeli bunga" jawabnya tak sepenuhnya berbohong.
"Sampai di kejar para laki laki itu"
"Hemm saya salah masuk pintu saat ingin ke kam- PAKKK BISA CEPETIN NGGA NYETIRNYA" Diandra baru ingat dia belum sempat membuang hajat. Preman sialan kalo sampai gw punya penyakit karna ngga kencing gw sumpahin kalian semua jadi impoten.
"Kamu kenapa" Arsen ikutan panik.
"PAKKK CEPETANN SAYA UDAH KEBELET" saat di kejar laki laki tadi dia melupakan rasa ingin kencing nya tersebut.
"Hah, apa kamu kebelet apa" Arsen mempercepat laju mobil nya.
"Pak saya butuh ke kamar mandi" Diandra kelojotan tidak jelas di bangku penumpang. Kaki nya ia rapat kan.
"Astaga" Arsen semakin mempercepat laju mobil nya.
Diandra ini perempuan yang ajaib. Tadi dia seperti ketakutan dan shock sekarang se akan akan seperti tidak pernah terjadi apa apa.
Akhirnya mobil Arsen sampai di apartemen Diandra.
"Aduh, makasih pak saya permisi" dia melepas seatbelt dengan terburu buru. Dan segera membuka pintu.
"Tunggu" arsen memanggil Diandra yang sudah keluar dari mobil. Ia menurunkan kaca mobilnya.
"Apalagi pak, saya sudah ngga tahan" Diandra mencak mencak di tempat nya menunggu Arsen berbicara.
"Saya minta maaf atas kejadian di res-"
"Iyaa pakk udah saya maafin, saya duluan pakk makasih" Diandra berlari ke dalam apart. Persetan dengan sopan santun ia sudah kebelet sekarang.
"Hah… perempuan aneh"
-TBC-
CRAZY UP NIHH DITURUTIN
PART NYA KALI INI DIKIT HEHEHE.
Besok lagi ya guys
Doain Ai besok ujian matematika, doain biar bisa nyontekSalam dari Diandra : bentar gw pipis dulu
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekretaris Transmigrasi √ [SEGERA TERBIT]
FantasíaUpdate setiap hari! Ngga up = double up hari berikutnya Follow + coment + vote ________________________________ [PART MASIH LENGKAP] Syakila Andromeda harus mengakhiri hidupnya di dunia dengan berpindah ke dalam salah satu tubuh tokoh antagonis di d...