Warning:
Cerita ini diikutsertakan dalam challenge ODOC (One Day One Chapter) oleh TheWWG selama tiga puluh hari.
Mungkin akan banyak typo dan anu-anu yang lain karena tidak sempat di edit. Mohon di maklumi. Terimakasih
\( ̄▽ ̄)/
***Aku belum tidur terlalu lama, saat seseorang mengoncang-ngoncang kakiku.
"Hei, bangun!"
Aku mengerang kesal karena seseorang mengganggu tidur nyenyakku. Seriusan, aku mungkin belum tidur selama satu jam, tapi tiba-tiba seseorang mengganggu tidurku. Ditambah, saat ini aku sedang bermimpi ketemu Jennie, Blackpink.
Siapa yang mau bangun coba?
Aku lalu membalikkan badan dan mengabaikan orang itu.
Mataku baru saja terpejam, dan aku tidak berencana untuk bangun secepat itu. Aku melalui banyak hal hari ini, dan aku kelelahan. Aku berencana tidur setidaknya sampai matahari menampakkan dirinya.
Tapi sayangnya, semakin aku mengabaikan goncangan itu, semakin kuat pula usaha seseorang itu untuk membangunkanku. Senggolan yang tadinya pelan akhirnya berubah menjadi tendangan yang sedikit lebih keras.
"Gadis kucir, bangun! Bangun!"
Mendengar panggilan yang familier itu, aku jadi tahu pelakunya. Siapa lagi kalau bukan Eras?
Ah, Eras kampret! Kenapa pula laki-laki itu terus menggangguku?! Aku masih mengantuk!
Aku berusaha membuka mata hanya untuk mendapati wajah Eras yang membesar di depan mataku.
"Aarkhh!" jeritku.
Terkejut, aku menjerit sambil melayangkan sebuah pukulan ke wajahnya.
Laras mungkin akan memakanku hidup-hidup kalau tahu aku memukul wajah pria idamannya. Lagi pula siapa suruh wajahnya harus sedekat itu padaku?
"Auw..." Erastus meringis sambil memegang kepalanya.
Nyawaku masih belum terkumpul saat menggebuk wajahnya. Dia seharusnya tidak membalasku kan?
"Kau gila!" pekiknya tajam. Erastus lalu berbalik dengan marah tanpa menjelaskan mengapa dia membangunkanku.
Aku sadar ada yang aneh saat memerhatikan keadaan di sekitar kami.
Langit masih gelap, mungkin sekarang baru pukul empat atau lima pagi. Tapi anehnya, Simon, Morlan dan Melanie telah terjaga. Mereka dengan tergesa-gesa mengemas barang-barang yang masih berserakan di tanah dan kemudian memasukkannya ke dalam tas.
"Ada apa?" tanyaku bingung.
Melanie hanya memandangku sekilas sebelum terus melanjutkan mengumpulkan barang-barangnnya. "Oh Alice, kau akhirnya bangun! Eras sudah dari tadi membangunkanmu," terang Melanie, "Cepat, kemasi barang-barangmu juga! Kita harus pergi dari tempat ini sekarang!"
"Tu-tunggu dulu, ada apa ini?"
Simon menoleh padaku dan menjelaskan, "Eras merasakan segerombolan serangga terbang dengan kecepatan tinggi menuju tempat kita," ucapnya, kemudian menambahkan "pada dini hari begini, hanya kupu-kupu hitam Bloodforest yang masih sangat aktif. Kupu-kupu itu mematikan, mereka pemakan daging. Hanya dalam sekejap, kita mungkin hanya akan tersisa tulang karena dimakan mereka—"
"Cepatlah! Mereka semakin dekat!" Eras menyela.
Hanya beberapa saat setelah dia mengatakan itu, terdengar suara berdengung yang cukup keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thread Of Destiny
FantasyAlice, gadis 17 tahun yang dapat melihat benang takdir, mendadak mendapat undangan ke Rothenburg-sekolah para Giftlent-istilah untuk manusia yang terlahir dengan talenta/kekuatan khusus. Alice hanya ingin kehidupan yang normal, tetapi Rothenburg je...