Chapter. 8

6.6K 371 0
                                    

Happy reading guys.....

                             *****      

"Apakah dia baru saja mengumpat padaku?." Suara berat nan tegas milik seorang laki-laki berwajah datar dan dingin berhasil membuat mereka berdua terkejut. Saat membalikkan tubuh mereka kembali terkejut tapi kali ini mereka sangat sangat terkejut saat melihat Kaisar mereka sudah berdiri di belakang mereka dan mendengarkan umpatan sumpah serapah yang dikeluarkan oleh tuan mereka sebagai pelampiasan amarah.

"Ya-yang mulia? Hormat kami yang mulia,  Semoga yang mulia diberikan umur panjang. Maaf yang mulia apakah anda membutuhkan sesuatu hingga anda harus datang kemari?." Tanya Ming Fei pelan, kali ini tubuhnya sudah gemetar ketakutan saat merasakan aura mengerikan yang dikeluarkan dari pria yang berdiri di hadapannya saat ini.

"Kenapa kalian berdiri disini?." Pertanyaan bernada datar dan dingin yang dilontarkan oleh Kaisar Huang Qianfan mampu membuat kedua gadis berusia muda itu menggigil ketakutan, belum lagi saat merasakan aura tidak bersahabat yang dikeluarkannya mampu membuat mereka mati kutu.

"Maafkan kami yang mulia, Permaisuri meminta kami untuk berjaga diluar kediaman beliau meminta kepada kami untuk memastikan tidak ada yang mengganggu Permaisuri karena saat ini Permaisuri sedang ingin sendiri yang mulia." Jawab Ming Fu pelan. Setelah puas pertanyaannya telah mendapat jawaban Kaisar Huang Qianfan berniat untuk meninggalkan kediaman Permaisurinya sebelum  teriakan yang sangat nyaring mampu membuatnya mematung seketika.

"YAAK....DASAR KAISAR BASTARD, BRENGSEK, TIDAK BERGUNA AAKKHH.... SIALAN KAU." Ming Fu dan Ming Fei kembali terlonjak kaget saat kembali mendengar suara teriakan dari tuan mereka. Raut wajah Kaisar Huang Qianfan langsung berubah dingin seketika, dia langsung membalikkan tubuhnya dan menerobos masuk kedalam Paviliun bulan tidak mempedulikan peringatan dari kedua pelayan berusia muda yang mengikutinya masuk kedalam.

Brak.

Mereka bertiga masuk dengan tergesa-gesa.
"Permaisuri berani sekali kau meng..."
Saat sudah sampai didalam Kaisar Huang Qianfan tidak bisa mengatakan apa-apa, Kata-kata yang sudah disusun rapi olehnya hilang seketika saat melihat pemandangan didepan matanya saat ini.
"Dia sedang tertidur lalu mengigau mengumpat padaku?." Tidak bisa berkata-kata hanya ekspresi wajah cengo yang kini terukir diwajah tampannya, kedua gadis yang berdiri dibelakangnya juga sama terkejutnya dengannya saat melihat pemandangan yang sangat tidak elit untuk dilihat saat ini.

"Hei suami brengsek, kenapa kau memperlakukan ku seperti ini? Heemm..." Permaisuri Huang Zhisu atau sebut saja Zhisu kini sedang mengingau dalam tidurnya, posisi tidurnya yang bisa dikatakan tidak elit untuk seorang bangsawan sepertinya dengan posisi salah satu kaki menjuntai ke lantai, selimut yang  membungkus perut dan salah satu kakinya dan kepalanya yang berada disudut kasur serta tangannya yang basah karena air liurnya benar-benar situasi yang sangat tidak nyaman untuk dilihat.

Sekali lagi Kaisar Huang Qianfan kehabisan kata-katanya untuk saat ini.
"Apakah dia tertidur seperti ini? Untung saja aku tidak tidur dengannya atau badanku akan sakit semua karena ulahnya." Batin Kaisar miris melihat situasi di depannya saat ini.

Entah mendapat dorongan darimana tangannya bergerak untuk membenarkan posisi tidur istrinya menjadi lebih nyaman. Setelah itu dia menatap wajah cantik alami milik istrinya yang sedang tertidur lelap sebelum pergi meninggalkannya.
"Wajahmu sangat cantik Permaisuri. Haish apa yang kupikirkan,sadarlah kau tidak mencintainya."
Setelah Kaisar keluar dari paviliun milik Permaisuri Huang Zhisu hanya keheningan malam yang menyelimuti suasana malam ini.

                             _00_    

Prang.

Suara benda yang terjatuh terdengar sangat keras disunyinya malam ini. Beberapa pelayan yang melihat amarah Selir Wang Rouyen hanya bisa berdiri mematung dan menggigil ketakutan, mereka tidak berani melakukan apa-apa.

"BERANI SEKALI DIA MEMPERMAINKAN KU, LIHAT SAJA AKU AKAN MEMBALASMU WANITA SIALAN AAAKKHH........" Tidak peduli Paviliun nya yang sudah berantakan seperti kapal pecah yang terpenting sekarang emosinya sudah tersalurkan dengan menghancurkan kediamannya sendiri.

"Selir Wang Rouyen seperti kerasukan roh jahat saat sedang mengamuk seperti sekarang." Batin salah satu pelayan yang berada didalam kamar Selir Wang Rouyen.

"KALIAN SEMUA KELUAR DARI KAMARKU." Mereka yang berada di dalam kamar Selir Wang Rouyen langsung berlari kocar-kacir saat mendengar suara pemilik kamar mengusir mereka semua. Tak lama setelah itu masuklah seseorang dari jendela kamar yang terbuka, saat melihat sosok yang sedang ditunggunya telah datang senyum licik langsung terukir diwajahnya.

"Lakukan tugasmu dengan benar malam ini dan ini adalah bayaranmu pastikan kau membereskannya dan tidak meninggalkan jejak sedikitpun." Wanita itu memberikan sekantong uang pada sosok yang berdiri dihadapannya kini, setelah menerima uangnya sosok itu langsung menghilang dibalik gelapnya malam.

"Tunggulah malaikat mautmu PERMAISURI HUANG ZHISU." senyum smirk terukir diwajah cantiknya saat membayangkan rencana yang sudah dia susun berjalan dengan lancar. Merebahkan dirinya diatas peraduan yang memang disediakan untuknya dan membayangkan bagaimana rencananya yang akan berjalan sesuai dengan keinginannya yang wanita itu saat ini lakukan. Tidak mempedulikan keadaan kamarnya yang sudah sangat berantakan yang terpenting saat ini adalah dia bisa mengistirahatkan tubuh dan fikirannya sebelum melakukan perjalanan yang sangat jauh esok hari.

"Sepertinya dia sudah melemparkan dadunya, bagaimana jika aku mengikuti permainannya? Heem..sepertinya akan menyenangkan. Apakah dia akan segera mengakhiri permainannya?." Sosok yang bersembunyi dibawah rindangnya pohon itu langsung menghilang menjadi kepulan asap ditengah gelapnya malam, tidak ada seorang pun yang melihat keberadaannya.

Tidak semua rencana yang kita susun akan berjalan mulus bukan? Terkadang ada penghalang yang membuat rencana kita menjadi tidak sesuai seperti yang kita inginkan.

Disebuah Paviliun yang terlihat mewah dimana sang pemilik Paviliun kini sedang tertidur lelap dan banyak prajurit yang sedang berjaga diluar Paviliun untuk memastikan bahwa keamanan sang pemilik kediaman tetap terjaga. Namun siapa sangka jika keamanan yang sangat ketat itu bisa dilumpuhkan hanya dengan satu orang saja.

Seseorang yang memang sudah terlatih dengan cepat melumpuhkan para prajurit yang sedang berjaga dengan melemparkan bola gas beracun yang dimana jika seseorang menghirup gas tersebut maka mereka akan kehilangan kesadaran mereka sepenuhnya. 5 menit kemudian banyak prajurit yang sudah terkapar tidak berdaya karena kehilangan kesadaran mereka.

Namun ada satu prajurit yang masih terjaga dan mencoba melakukan penyerangan dengan menggunakan pedang yang dibawanya namun sosok itu langsung membunuh prajurit yang mencoba menyerangnya dengan cara menyayat lehernya, alhasil prajurit itupun meninggal dunia karena kehabisan darah.

Tanpa berlama-lama sosok itu langsung masuk kedalam Paviliun dan menemukan korbannya yang sedang tertidur pulas, tidak mengetahui jika saat ini nyawanya sedang dalam bahaya.
"Kau memudahkan pekerjaanku yang mulia." Sosok itu tersenyum smirk dibalik cadar yang menutupi sebagian wajahnya. Mengeluarkan sebuah belati dari sakunya dan berjalan perlahan mendekati tubuh sang korban.

Saat sudah berada tepat dihadapannya sosok itu dengan segera mengangkat belati yang berada di genggamannya tinggi-tinggi dan bersiap untuk menancapkan nya tepat dileher sang korban.

Sring.

                               *****  


Empress From The Future  [End] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang