nine

288 36 15
                                    

Senyum Angeline menjadi sambutan pertama kala Lea membuka pintu kedai dan mendapati kekasih Sajune telah duduk diujung ruangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senyum Angeline menjadi sambutan pertama kala Lea membuka pintu kedai dan mendapati kekasih Sajune telah duduk diujung ruangan. Lea melangkah canggung, perasaannya tidak enak saat itu juga.

Ia menugak ludah ketika sampai tepat dihadapan Angeline.

Gadis dengan surai panjang rapi itu tersenyum manis, hal yang mungkin menjadi satu alasan mengapa Sajune bisa luluh tiga tahun yang lalu oleh sang puan berwajah ayu itu.

Angeline masih melukis senyum dan mempersilahkan Lea untuk duduk segera. Ada satu gelas minuman berisi perasan lemon dengan toping yang sama diatasnya.

"Hai Kak!" Sapa Angeline begitu Lea sudah duduk tepat dihadapannya. "Apa aku menganggu waktu sibuk Kakak?"

Lea menyimpan tangan diatas paha, mengapa suasananya begitu canggung. Bahkan pertemuan mereka beberapa waktu yang lalu tak pernah membuat Lea merasa setertekan ini.

"Enggak kok, bisa langsung ke inti permasalahannya aja, mungkin?"

Angeline membasahi bibir dan menyesap sesaat minuman miliknya.

"Gak pesen dulu minum, Kak?"

Lea menggeleng sebagai jawaban. "Masih banyak hal yang harus gue lakuin, jadi bisa langsung keintinya aja?"

"Sebenarnya aku ada sebuah permintaan sama kakak, tapi aku gak yakin kakak bisa ngabulin permintaan aku."

Lea mengerutkan dahi. "Langsung keintinya aja Line, permintaan apa?"

Angeline terlebih dahulu membasahi bibir "Tolong jauhi Kak Sajune ya Kak, aku mohon."

"Kenapa? lo kan tau kita udah temenan dari lama."

Angeline lantas tersenyum sinis. Raut keramahan yang semula menghiasi wajahnya kini hilang dalam sekejap.

"Basi! Apa Kak Lea pikir aku gak tahu dengan tingkah brengsek kalian dibelakang banyak orang?"

Lea masih diam menyimak, tak memberikan ekspresi apapun ketika menyadari Angeline sudah naik pitam.

"Kak Lea sebagai seseorang yang berakal harusnya sadar, bahwa kehadiran Kakak untuk Kak Sajune itu cuma pelampiasan semata-" Angeline menghela nafas sejenak. "Kak Sajune itu cuma pengen melampiaskan hawa nafsunya sama Kak Lea karena aku sangat menjaga kehormatanku sebagai perempuan."

Mendengar apa yang baru saja diungkapkan Angeline, Lea masih terdiam mencerna secara seksama apa yang diucapkan gadis didepannya. Tak ada perlawanan didalamnya.

"Aku harap kakak mengerti, semoga kakak cepat sadar dan menjauhi Kak Sajune secepat mungkin!" Tegas Angeline dengan perasaan yang menggebu-gebu.

Lea mengangkat wajah, tak ada sedikitpun ekspresi yang terpancar seperti sebelumnya. Lea hanya memandang Angeline dengan alis terangkat.

How Can I Love The Heartbreak (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang