twenty two

152 24 3
                                    

"Tante pikir, kamu adalah yang terbaik bagi Lea June

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tante pikir, kamu adalah yang terbaik bagi Lea June. Ternyata tante salah."

Perkataan tante Jisa, Mama Lea barusan cukup untuk menampar dirinya. Pembawaan wanita berumur lebih dari kepala empat itu amat lembut, meski nampak sekali kekecewaan disana.

Mama Lea, sama sekali tidak membentaknya atau memberi Sajune pukulan seperti apa yang dilakukan kebanyakan orang saat ditimpa rasa kecewa. Wanita itu justru tertunduk lesu.

"Tante, aku minta maaf, aku bersumpah begitu banyak penyesalan yang datang saat aku menyadari betapa bajingannya aku."

Mama Lea semakin tertunduk dalam, tak sadar air matanya mulai luruh perlahan. "Bagaimanapun semuanya sudah terjadi, lantas sekarang tante harus apa? meminta pada Tuhan buat ngulang masa lalu lagi?"

"Tan"

Ragu, Mama Lea mengangkat pandangan, tersenyum sedikit terpaksa demi mencairkan keadaan. "Jauh-jauh hari tante sudah maafkan kamu. Tante jelas kecewa berat, tante gak pernah berpikir kamu sama Lea akan berbuat seperti ini."

Sajune menggigit bibir resah, ia masih merasa tidak tenang meski Mama Lea mengatakan telah memaafkannya.

"Tapi tante punya satu permintaan sama kamu."

Sontak mata Sajune mengerjap penasaran. "Apa Tante?"

Mama Lea membuang nafas sejenak, tersenyum kembali dan menatap Sajune serius.

"Setelah Lea kembali nanti, tante minta tolong sama kamu, jauhin Lea ya June."

Bagai dihantam batuan berat, Sajune hanya mampu terdiam dan termenung ditempat.

Semuanya seperti mimpi, bukan lagi Teresa, Jiani, Yasha, atau Angeline yang menyuruhnya untuk menjauhi Lea, namun kini Mama Lea sendiri yang memerintahkan hal yang bahkan Sajune tak mampu membayangkan bagaimana bisa ia mampu melewati itu dengan mudah.

Iya, Sajune tahu persis ia begitu lebay, dan childish. Tapi tentang Lea, Sajune tak bisa menjelaskan seberapa sayangnya ia kepada perempuan manis itu.

Cukup hampir satu bulan ini saja ia dilanda kekosongan yang mendalam. Tapi mengapa takdir harus berkata terbalik?

"Tante, sebelumnya tante harus tahu. Aku sayang sama Lea, buat ngejauhin Lea aku gak yakin bakalan bisa. Aku yakin tante ngerti apa yang baru saja aku ungkapkan."

Menyesap sebentar teh hangat diatas meja, Mama Lea menumpu tangan diatas paha, tenang. "Tante paham June, tapi kamu coba perlahan ya. Tante yakin kamu bisa kok."

Sajune refleks menggeleng. "Gak bisa Tante, gak akan pernah bisa."

"June, tante mohon sama kamu, jangan menempatkan diri kamu seolah-olah kamu punya obsesi lebih sama anak tante. Tante gak bisa percayain anak tante sama orang kayak gitu."

"Tolong Tante, sekali ini aja, aku janji bakalan ngasih yang terbaik buat Lea." ucap Sajune berkata sungguh-sungguh sembari menyatukan kedua telapak tangan didepan dada.

How Can I Love The Heartbreak (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang