3.Short Trip

280 33 1
                                    




Aku berbicara dengan istri pak tua, beliau mengatakan kalau mereka baru saja akan memasak untuk maka malam tadinya jika kami tidak datang mereka akan mengantar makan malam untuk kami kepenginapan.

"Kenapa anda perduli dengan kami?" Aku bertanya, heran kenapa dijaman sekarang masih ada orang sebaik mereka maksudku kami tidak saling mengenal atau apa.

"Kami hanya mengingat anak kami, membayangkan jika bagaimna kalau anak kami dalam keadaan sulit dan tidak ada yang membantu" beliau mengatakan sambil tersenyum ramah padaku, itu membuatku tersentuh.

Aku juga tidak tahu bagaimana nasibku jika aku tidak bertemu lisa, mungkin aku sudah mati kelaparan atau justru aku sudah pulang kekorea sepertimya opsi pertama lebih bagus karena aku tidak ingin kembali kekorea setidaknya untuk saat ini.

"Apa kamu mau membantu memasak?" Istri pak tua bertanya

"Ya tentu saya bisa melakukan itu" aku tersenyum tak kalah ramah, aku bisa memasak, sungguh memasak adalah hobby tapi aku aga ragu karena peralatan disini sedikit berbeda.

Aku dan istri pak tua menyiapkan bumbu dan apapun yang kami butuhkan untuk memasak sesekali aku melihat lisa, dia kesulitan membelah kayu tapi mereka tampak akrab, mereka tertawa bersama dengan beberapa obrolan yang tidak terlalu aku dengar.

Apa yang aku lihat dan aku rasakan saat ini terasa baru, semuanya baru tapi entah mengapa aku merasa ini hangat, sangat.

Aku merasa seperti ada dirumah bersama keluarga, kami berbicara hal-hal sederhana yang membuatku merasa lebih nyaman, melihat lisa tertawa dengan pak tua seperti aku melihat suami dan ayahku sedang bercengkrama. Suami? Duh apa yang aku fikirkan, aku ngawur jelas lisa wanita kan?

"J kamu bisa memasak?" Lisa tiba-tiba sudah ada disebelahku, dan j apa itu? Nama panggilan?

"J?" Aku bertaya heran menoleh untuk melihat wajah lisa

"Iya J, itu cocok untukmu" aku tersenyum mendengar itu, J? Aku rasa aku suka panggilan dari lisa.

Aku menjawab pertanyaan lisa kalau aku bisa memasak tapi lisa meremehkan, menggodaku dengan mengatakan "anak kucing bisa masak ternyata"

Aku bertanya apa itu anak kucing dan lisa menjawab "matamu seperti kucing" aduh banyak sekali panggilan untukku mungkin kalau kami menikah lisa akan memanggilku dengan panggilan berbeda lagi, hmmmm aku mulai ngawur lagi.

Aku kesulitan mempertahan bara yang ada didalam tungku, aku menium dan mengipasinya berulang kali tapi tidak ada yang terjadi, api padam.

Sulit sekali

Untungnya lisa membantuku karena pak tua dan istrinya sedang sibuk disisi lain dapur, tidak enak jika aku terusmenerus meminta bantuan.

"Hahahaha" aku tertawa saat melihat wajah lisa menjadi cemong.

Saat dia melihatku dia juga tetawa lisa menunjuk wajahku tertawa terpingkal-pingkal

"Apa?" Aku heran

"Wajahmu... hahahah.. wajahmu....lucu" kata lisa masih sibuk tertawa dan aku mulai menyadari mungkin wajahku sama cemongnya seperti lisa jadi aku berlari ke meja makan disana ada cermin menggantung di dinding.

"Ya ampun" aku memengangi wajahku, aku melihat lisa dia masih tertawa membuatku kesal tapi juga senang. Aku tersenyum sendiri melihat lisa tertawa disana.




LISA POV

JL Story //JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang