Yo Watsap gays....
aku udah lama ngilang apakah kalian rindu? wkwkwk, untuk pembaca Madness aku minta maaf karena belum up lagi hehe jadi mohon bersabar.
cerita halu kali ini baru muncul kemarin malam di otak aku dan untungnya aku lagi senggang jadi bisa langsung nulis.
cuma mau ngasih tau kalo cerita ini cuma ada 3-4 chapter dan akan ada adegan 21+ (sekedar info ini cerita pertama yang didalamnya ada unsur dewasa jadi kalo imajinasinya ga nyampe aku minta saran dan minta maaf)
ok selamat membaca.
"Boleh aku bergabung?" saat aku menoleh aku menjadi canggung karena perempuan cantik itu tersenyum manis sambil menatap mataku dalam-dalam, aku fikir aku berada dineraka tapi kenapa ada malaikat disini?
"Khem jadi... apa aku boleh bergabung?" Dia bertanya lagi dengan senyum yang justru bertambah lebar sedangkan aku berusaha sadar dari pikiranku sendiri.
"Ya..yaa.. tentu" aku tersenyum kaku juga malu karena tingkahku sendiri
"Civas" dia melambaikan tangan pada salah satu bartender agar mengambilkannya segelas minuman "apa yang ingin kamu pesan?" dia mendekat dan berbisik padaku membuatku lagi-lagi mematung, deru nafasnya yang menghantam teling agak mengganggu karena ada perasaan keinginan yang seharusnya tidak aku rasakan, tidak ingin menjadi canggung aku segera mencubit pahaku sendiri.
"Aku sudah punya"
"Jika sudah kosong katakan padaku pesananmu, aku akan meneraktirmu"
"Tidak perlu aku punya uang"
"Aku tahu tap..."
"Lagipula kita bahkan tidak kenal"
"Mmm baiklah... namaku lisa dan kau..?"
Aku diam sejenak memeprhatikan tatapannya yang tidak berubah dari sejak pertama dia menghampiriku, senyum yang juga tak kunjung sirna dari bibir tebalnya lagi dan lagi aku berada didalam fikiranku sendiri.
Dia masih menyodorkan tangannya kemudian aku menerima itu "jennie"
"Ok sekarang kita sudah kenal jadi aku akan meneraktirmu"
"Hah?"
"Tadi kita berkenalan bukan?"
"Tapi bukan seperti itu maksudku" aiiisshh berkenalan bukan berarti kenal kan? Atau aku yang salah? Ah entah pokoknya bukan itu yang aku maksud, setidaknnya untuk artian lain.
"Berkenalan berarti kenal, kita sudah kenal jadi aku akan meneraktirmu, tidak ada penolakan"
"Kamu tidak punya alasan untu itu kecuali... mmm kamu... mengharapkan sesuatu" aku menenggak minumanku dengan satu tenggakan karena heran dengan apa yang baru saja aku katakan dan itu berhasil membiatnya tertawa
"Aaahhh benar. Aku memang mengharapkan sesuatu" dia menatap tepat kedua mataku dengan tatapan yang dapat aku mengerti
segera aku menjawab dengan gugup "a-aku bukanwanita sepertiitu..."
"Seperti?" Dia masih menatapku dengan intens membuat aku harus berpaling darinya agar aku tidak terlihat bodoh
"Seperti... yang ah...aku tidak tahu. Wiski please" aku melambai dan berteriak pada salah satu bartender yang tengah sibuk dengan gelas dan botolnya.
Aku tidak mendengar suaranya tapi beberapa detik kemudian aku dapat mendengar dia tertawa terbahak saat aku menoleh dia sedang memegangi perutnya
"Apa yang lucu?" Aku bertanya heran
![](https://img.wattpad.com/cover/311811897-288-k642520.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
JL Story //JENLISA
Short Storybeberapa cerita berbeda tentang JL berada disini sesuai dengan judul