Chapter terakhir dari "Dia Lisa" semoga kalian semua bisa menikmati dan memahami isi cerita yang aku tulis, sejauh ini terimakasih karena mau ngeluangin waktu buat baca karya aku.
selamat membaca.
"Hei dengar sayang, oemma dan appa sudah berbicara dengan mereka kalau semua keputusan ada ditanganmu jadi kamu hanya perlu menyampaikan hal itu pada mereka secara langsung, jika kamu tidak ingin ada pernikahan maka sekaraglah waktunya untuk menolak, bagaimana?"
"Mmmmm baiklah, kalau begitu kita turun supaya aku bisa menghajar orang yang memaksa lamaran seperti dia"
Ibuku tertawa karena apa yang aku katakan, aku lupa memberitahu... kedua orang tuaku memang sering bertanya tentang pernikahan tapi mereka tidak memaksakan aku untuk mengikuti keinginan mereka dan terbukti setiap kali ada pelamar aku dengan leluasa memutuskan keputusan dan itu berlaku untuk hari ini juga.
Kalian pasti bertanya-tanya kenapa aku tidak punya kekasih? Padahal ku cantik baik, ramah, tidak suka marah-marah dan juga imut kan? Tenang-tenang aku punya jawabannya
Pertama aku beberapa kali dekat dengan pria tapi tidak ada satupun dari mereka yang bisa membuatku nyaman disisi mereka kecuali lisa walaupun dia bukan pria
Kedua aku belum pernah merasakan jantungku berdegup kencang saat bersama mereka kecuali lisa
Ketiga aku tidak pernah merasa gugup didekat mereka kecuali lisa
Keempat aku tidak merasa ada kebahagiaan berbeda saat bersama mereka kecuali lisa
Kelima aku tidak pernah merindukan mereka kecuali lisa
Ke... keberapa ya... oh keenam tidak ada yang bisa membuatku penasaran kecuali lisa
Kenapa semuanya lisa? Ok lupakan point lisa, kembali lagi dengan pembahasan kenapa aku tidak memiliki kekasih jadi jelas sekali alas-alasan itu yang membuat aku tidak tertarik dengan suatu hubungan serius.
"Selamat siang" aku membungkuk hormat saat aku menemui mereka di bangku yang berada dihalaman belakang, mereka tersenyum ramah saat melihatku.
"Puttiku akhirnya keluar juga" appa menepuk-nepuk pundakku pelan sedangkan aku tersenyum canggung.
Disini ada sepasang suami istri, aku fikir mereka memang suami istri dan di samping mereka ada seorang pria muda asing, apa dia yang melamarku? Tapi dari mana dia tahu aku?
Kami semua pindah tempat karena appa menyarankan kami untuk berbicara serius diruang tamu jadi kami semua masuk kedalam.
Aku memperhatikan mereka bergatian berbicara membahas tentang anaknya yang ingin menikah denganku saat aku melihat pria itu dia tersenyum padaku membuat aku mual, lisa tolong bawa aku pergi dari sini hhuaaaa..
"Jadi bagaimana jennie?"
"Jenn.?"
Oemma penepuk pundakku pelan sehingga aku kembali ke alam nyata, pikiranku tentang lisa hilang dari kepalaku.
"Oh iya.. maksudku maaaf aku aku... tidak bisa menerima lamarannya"
"Tapi anak saya bilang kalau kamu juga mencintainya"
"Saya bahkan tidak kenal dengan anak anda jadi maaf om, tante saya tidak bisa menerima lamarannya"
Appa dan oemma menjelaskan lebih lanjut kepada mereka agar mereka tidak merasa tersinggung dengan keputusanku, aku kembali melihat wajah pria itu dan sekarang dia menunjukan kekasalan diwajahnya, aku tidak perduli.
![](https://img.wattpad.com/cover/311811897-288-k642520.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
JL Story //JENLISA
Короткий рассказbeberapa cerita berbeda tentang JL berada disini sesuai dengan judul