07. Joging

71 10 8
                                    

Hari masih gelap ketika Satria bersiap dengan sepatu yang sudah terpasang apik di kedua kakinya. Akhir pekan seperti ini dia tidak boleh malas-malasan di indekos saja. Tubuhnya butuh refreshing setelah enam hari berkutat dengan pekerjaan. Kendati belum begitu hafal dengan kompleks tempat tinggalnya, Satria tetap harus joging. Hitung-hitung dengan begitu nanti dia akan semakin paham dan tidak tersesat lagi.

Handsfree sudah terpasang di telinga kanan-kiri, lalu Satria mulai berlari kecil meninggalkan indekos yang masih sepi. Sebuah lagu lawas yang dinyanyikan oleh salah satu grup band Indonesia mengalun memenuhi pendengaran Satria. Sesekali bibirnya ikut bergerak mengikuti liriknya. Lucu, sih, ini masih pagi dan dia sedang joging. Namun, musik yang didengar justru melankolis. Sebuah lagu tentang seseorang yang sedang merindukan kekasihnya. Saling mencurahkan rasa lewat surat yang berjaya pada masanya.

Lagu kemudian berganti dengan yang temponya lebih cepat. Giliran suara Luke Hemmings yang mengalun membawakan lagu berjudul Disconnected. Lagi-lagi membuat Satria ikut menyanyikan liriknya tanpa suara, hanya bibirnya yang bergerak sambil terus berlari. Hingga beberapa lagu yang berada di playlist musiknya berganti, Satria belum berhenti. Dia terus berlari menyusuri jalanan kompleks perumahan. Beberapa kali mulai bertemu dengan warga yang jalan pagi atau pulang dari masjid. Baru ketika hendak berbelok di sebuah pertigaan, Satria mendadak berhenti.

Dia menumpukan tangan di kedua lutut dengan napas sedikit memburu. Tidak jauh dari tempatnya berdiri, dia melihat seseorang yang tidak asing. Rambut panjangnya diikat tinggi. Tubuh kecilnya dibalut jaket parasut dan celana training berwarna hitam. Wajahnya tampak datar tanpa ekspresi, persis seperti yang biasa Satria lihat. Setelah menutup gerbang, tangan kanannya sibuk dengan ponsel dan handsfree di tangan kiri. Pada pagi yang masih agak gelap ini, wajahnya tampak manis terkena cahaya benda berbentuk pipih tersebut.

Satria menegakkan tubuhnya yang jauh lebih rileks daripada beberapa menit lalu. Napasnya pun mulai teratur. Diiringi suara Tory Kelly yang menyanyikan Dear No One, perlahan kedua sudut bibir laki-laki itu tertarik. Membentuk senyum tipis yang turut menghadirkan sebuah lesung pipi di sana.

Pandangan Satria masih mengarah pada seseorang yang kini mulai berlari kecil. Hal itu tak urung membuatnya langsung mengekor lari di belakangnya. Selama beberapa saat hanya berlangsung seperti itu, Satria berlari pelan sambil mengekor orang yang mencuri perhatiannya sejak pertama bertemu. Rute yang awalnya dia tentukan, mendadak berubah haluan karena sosok di depannya. Biarlah, setidaknya ada hal positif yang Satria petik, yaitu dia bisa lebih hafal dengan kompleks sini. Tidak hanya itu-itu saja yang dituju atau dilewati. Mungkin bisa sekalian survey, kan, siapa tahu ada yang menjual makanan enak di sini? Jadi nanti Satria bisa langganan atau beralih dari warung makan sebelumnya jika bosan. Atau ada sesuatu menarik lainnya yang—

"Lo ngikutin gue?"

—yang sialnya Satria jadi tidak memperhatikan jalan. Berujung pada tubuhnya yang tidak sengaja membentur tubuh seseorang di depannya.

Hal baiknya, Satria bisa menjaga keseimbangan sehingga tidak menyebabkan keduanya jatuh tersungkur. Buruknya, ternyata sosok itu tahu jika Satria mengekor di belakang. Sungguh, dia malu!

"Oliv?"

Oke, pura-pura terkejut adalah solusinya.

🍁🍁🍁

"Lo sengaja, ya?"

Sejak berlari meninggalkan area rumah, Oliv merasa ada seseorang yang mengikutinya di belakang. Ketika dia menengok, benar saja ada seorang laki-laki yang tidak lain adalah Satria. Menurut Oliv, dia tampak aneh dengan kedua sudut bibir sedikit tertarik. Awalnya wanita itu biarkan, tetapi lama-lama agak terganggu juga. Bukan karena Oliv tidak mau joging di area yang sama. Lagi pula, jalan kompleks perumahan ini bukan miliknya. Namun, rasanya agak risi jika terus-menerus begitu. Jadi, Oliv memutuskan untuk berhenti dan membalikkan badan. Hal yang kemudian berujung dengan tubuhnya ditabrak laki-laki itu. Untungnya, Oliv tidak terjungkal. Terima kasih pada Satria yang mampu menahan beban tubuhnya hingga tidak berakhir mencium aspal.

Dear, YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang