26. 4 Naga

72 8 12
                                    

Adam telah mengubah subjek dari "Bukan Punakawan" menjadi "3 Naga 1 Putri Mahkota"

Adam
Heh, bangun lo pada! Jangan ngebo mulu

Argi
Berisik

Adam
Aihh, Argi gimana, Gi? Anda sehat? Butuh suplemen atau semacamnya?

Oliv
Grup macam apa ini?

Adam
Eh ayang 🥰
Ini adalah grup yang Aa dedikasikan buat ayang Atun

Oliv
Ganti, Dam
Gue tebas kalau nggak

Adam
Ouch, tebas
Tebas pake cinta? Mau dong

Argi
Diem lo
Atau gue lelepin ke kali ciliwung

Adam
Halah, Gi
Lo yang kelelep duluan nanti

Oliv
Dam, ganti
Lo hobi banget bikin rusuh

Oliv
Kemarin ganti pp
Sekarang nama ganti lagi

Adam
Ini kan dedikasi Aa untuk Neng Atun
Kapan lagi punya tiga naga, kan?

Adam
Apa tambah satu lagi naganya?
Babang S?

Argi
Ketikan lo sampah

Dengkusan pelan lolos dari celah bibir Deon ketika menyimak obrolan grup. Lagi-lagi Adam membuat kegaduhan pada Kamis pagi yang harusnya bisa digunakan untuk istirahat. Hari ini tanggal merah dan kantor libur. Namun, grup yang berisikan empat orang termasuk Deon itu, justru sudah ribut bahkan ketika jarum pendek jam belum menunjuk angka tujuh.

Sejenak Deon menguap, lalu meletakkan ponsel di samping lengan. Dia masih betah berbaring di atas kasur, tidak berniat untuk beranjak. Ditatapnya langit-langit kamar selama beberapa saat, hingga sekelebat bayangan Oliv terlintas. Akhir-akhir ini, wanita itu tampak lebih bersemangat. Meskipun mungkin tidak ada perubahan signifikan jika dilihat dari kesehariannya. Namun, Deon bisa merasakan ada yang berbeda dengan sahabatnya itu. Sorot matanya terlihat lebih hidup dan hangat. Tarikan tipis dari kedua sudut bibir juga tak urung sering Deon jumpai.

Membayangkannya membuat Deon tersenyum kecil. Paling tidak, wanita itu sudah jauh lebih baik dari beberapa waktu lalu. Tidak seperti ketika bercerita tentang ayah dan ibunya, pun tentang kakak sulungnya. Deon tidak bisa berbuat banyak, karena dia tahu, Oliv tidak sedang butuh masukan. Wanita itu hanya butuh untuk didengarkan.

Lamunan Deon kemudian buyar ketika ponselnya berdering. Begitu ponsel sudah di tangan, ada nama Adam terpampang di layar ponsel. Deon menebak, pasti ada sesuatu yang terjadi di grup. Adam ditendang lagi oleh Argi, mungkin? Soalnya, begitu telepon tersambung, Adam menyahut dengan tidak santai.

"Allahu Akbar, lama bener lu, Yono!"

"Apaan?"

"Add gue ke grup."

Tuh, kan!

Deon berdecak. Dia bangkit dari posisi berbaring, lantas bersandar pada kepala tempat tidur. "Lo berulah apa lagi?"

"Gue nggak ngapa-ngapain, ya Allah. Argi aja itu yang sensi."

"Udah tahu dia gitu, masih aja cari gara-gara." Deon menyugar rambutnya pelan. "Ya udah, matiin dulu. Gue buka grup."

"Ashiap, Darling!"

"Enyah sana!"

Sambungan telepon terputus, lalu Deon membuka grup 3 Naga 1 Putri Mahkota. Nama yang beberapa menit lalu diganti oleh Adam. Laki-laki itu memang seringkali mengganti nama grup. Dari yang terlihat keren, sampai yang tidak jelas sudah pernah dicoba. Menyebalkan, sih, tetapi Deon terlalu malas untuk menggantinya. Jika nama itu terlalu aneh, paling-paling tidak lebih dari dua hari nama grup sudah berganti lagi. Atau jika Adam susah diatasi, maka dia akan berakhir ditendang Argi.

Dear, YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang