Paginya. Zahra terbangun, menatap langit-langit kamar itu dengan tatapan kosong. Ia berharap apa yang terjadi semalam hanyalah mimpi buruk semata. Namun sayang, harapannya terpatahkan saat dia sadar keadaannya yang begitu mengenaskan. Terbaring diatas ranjang dengan selimut abu-abu tebal membungkus tubuh telanjangnya. Dan jangan lupakan sakit disekujur tubuhnya, terutama bagian intimnya. Dia menangis meratapi nasibnya. Hidupnya sudah hancur, kehormatannya direnggut dengan sangat kejam oleh lelaki itu. Lelaki yang belum dilihatnya sejak membuka mata tadi.
Dengan gerakan pelan Zahra mencoba duduk. Dia meringis saat merasakan sakit yang sangat teramat di bagian kewanitaannya. Dia kembali mengingat bagaimana kasarnya Abhizar menggagahinya semalam. Mengingat itu, membuat air matanya keluar semakin deras. Bagaimana reaksi keluarganya jika tahu apa yang terjadi padanya semalam. Terlebih bapaknya yang memiliki riwayat penyakit jantung. Juga bagaimana reaksi Alzam, lelaki yang ia cintai sekaligus calon suaminya, jika tahu bahwa wanita yang akan menjadi istrinya sudah tidak suci lagi. Alzam pasti akan membencinya, menganggapnya tidak becus menjaga diri. Atau yang lebih parah menganggapnya wanita murahan.
Ditengah kekalutannya, terdengar suara pintu terbuka. Zahra memandang kearah pintu itu. Tubuhnya kaku dengan perasaan takut. Disana Abhizar berjalan masuk. Hanya dengan celana pendek selutut lelaki itu memamerkan otot-otot pada tubuh tinggi besarnya yang bertelanjang dada. Tanpa ada raut penyesalan, Abhizar tersenyum saat melihat Zahra sudah terbangun.
"Hai cantik, saya fikir kamu belum bangun" Ucap Abhizar sambil mendekat kearah Zahra yang memandangnya waspada sambil mengeratkan pegangan pada selimut yang membalut tubuh polosnya. Abhizar tersenyum geli saat melihat reaksi Zahra. Menggemaskan bathin Abhizar.
"Tidak perlu ditutupi. Saya sudah melihat semuanya semalam. Bahkan merasakannya. Dan sepertinya kamu membuat saya candu" Dengan tanpa merasa berdosa Abhizar mengatakannya. Bahkan dengan liar matanya memandang kearah tubuh Zahra. Seolah mata tajam itu mampu menembus selimut tebal yang membungkus tubuh wanita malang didepannya itu.
"Bajingan" Dengan penuh penekanan Zahra mengucapkannya. Dan jangan lupakan mata yang menyorot penuh kebencian pada lelaki bertubuh besar itu.
Abhizar menyeringai mendengar umpatan itu. "Ya. Dan saya bisa lebih bajingan dari semalam" Tatapannya tajam mengarah pada bibir Zahra yang masih kelihatan sedikit bengkak akibat ulahnya semalam. Ahh Abhizar ingin menghukum bibir yang berani mengumpatnya itu. Melumat dan menghisapnya dengan kasar diselingi dengan gigitan kecil. Dan mengulangi kegiatannya semalam. Membayangkan itu semua membuat miliknya mengeras.
Zahra yang sadar dengan arah tatapan Abhizar pun merasa semakin terhina "PUAS KAMU MENGHANCURKAN HIDUP SAYA. APA SALAH SAYA? KENAPA KAMU TEGA MELAKUKAN INI SEMUA? KENAPA ABHIZAR? KENAPA?" Dengan bersimbah air mata Zahra berteriak sambil memukuli Abhizar yang bergeming dengan wajah datar seolah tidak merasa bersalah. Zahra bahkan tidak lagi peduli pada tubuh bagian atasnya yang terekspos karena selimut yang sudah terjatuh dibagian pinggangnya.
Abhizar menangkap kedua tangan Zahra yang memukulinya lalu menariknya mendekat dan berkata "Belum, saya belum puas" Pandangannya lekat menatap wajah Zahra "Kamu mau tahu salah kamu apa? Salah kamu karena berani menolak lamaran saya. Padahal saya tulus mencintai kamu. Saya bahkan berbaik hati menanggung biaya pengobatan bapak kamu. Saya melakukan itu semua semata-mata karena saya mencintai kamu" Abhizar semakin mengeratkan pegangan pada kedua tangan Zahra. Membuat Zahra semakin terisak merasakan sakit dipergelangan tangannya. "TAPI APA BALASAN KAMU HAHH? KAMU JUSTRU LEBIH MEMILIH BAJINGAN MISKIN YANG SAMA SEKALI TIDAK BISA DIHARAPKAN ITU DARI PADA SAYA" Teriak Abhizar sambil menghempaskan kedua tangan Zahra, membuat siempunya terbaring diranjang itu. Abhizar lantas berdiri menghadap jendela kamar yang langsung menampakkan daerah kolam renang.
Tangisan Zahra semakin kencang mendengar seluruh perkataan Abhizar. Ya, apa yg dikatakan Abhizar memang benar. Lelaki itu memang sangat berjasa bagi keluarganya. Karena telah menolong bapaknya. Tapi bukankah Abhizar sendiri yang bersikeras untuk membiayai pengobatan bapaknya. Zahra tidak memintanya. Bahkan setiap kali Zahra ingin membayarnya dengan mencicil, lelaki itu tidak pernah menerimanya.
"Kita akan menikah" Tegas Abhizar dengan masih menghadap jendela membelakangi Zahra.
Zahra terkesiap mendengar ucapan tegas Abhizar. "Tidak... Saya tidak mau" Zahra menggeleng, menolak ucapan gila lelaki itu.
Kembali mendengar penolakan dari wanita itu membuat Abhizar emosi. Dia lantas berbalik dengan wajah penuh amarah. Dengan mata menatap tajam pada Zahra, Abhizar berkata "Kalau bukan dengan saya, kamu mau menikah dengan siapa hah? Dengan bajingan itu. Kamu yakin dia masih mau menerima kamu yang sudah tidak perawan?" Abhizar berkata dengan diakhiri seringai meremehkan. Melihat Zahra menunduk tidak bisa menjawab pertanyaannya, Abhizar lantas mendekat, berdiri disamping ranjang sambil memandang ke arah Zahra yang masih menunduk merenung. "Kamu tidak punya pilihan selain menikah dengan saya Zahra. Dan kalau kamu masih mau menolak. Saya akan mengatakan semuanya kepada orang tua kamu. Kita lihat bagaimana reaksi mereka saat tahu anak gadis semata wayang mereka sudah tidak perawan lagi. Terlebih bapak kamu yang punya riwayat penyakit jantung" Desis Abhizar dengan penuh ancaman.
Zahra yang mendengar lantas mendongak menatap Abhizar dengan wajah pias. Zahra menggeleng dengan putus asa "Saya mohon dokter hiks hiks jangan lakukan itu" Tubuhnya bergetar saat karena menangis.
Abhizar yang mulai tidak tega melihat Zahra menangis sejak tadi langsung duduk ditepi ranjang. Membawa Zahra kedekapannya yang erat "Kalau kamu tidak mau semua itu terjadi, turuti perkataan saya. Batalkan lamaran kamu dengan lelaki itu. Dan menikah dengan saya" Ucap Abhizar tegas yang diakhiri dengan kecupan di kening Zahra. Wanita itu hanya menangis dalam dekapan Abhizar. Ingin memberontakpun dia tahu tidak akan mampu. Dia sadar bahwa Abhizar adalah orang yang akan melakukan segala cara untuk bisa mendapatkan apa yang lelaki itu mau.
💞💞💞
Hei hei heii jumpee laagii. Gimana² bab pertama ini?.
Jujur othor buatnya deg²an. Bukan deg²an sama ceritanya tapi deg²an sama respon dari kalian para reader. Othor harap sih kalian suka ya dan seneng sama cerita dokter Abhizar yang brengcekun ini. Oh ya utk yg vote, motor teng bawa kayu ya alias tengkyuu🤣😘😘. Utk yg belum vote plis di vote, karena vote kalian itu bikin othor semakin semangat melanjutkan cerita neng Zahra cantik.
Nih othor kasih bonus foto dokter Abhizar sebelum gondrong. 😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku yang kau paksa hancur
Romansa"Katanya cinta tak harus memiliki. Omong kosong. Bagi saya mencintai berarti harus memiliki. Sejak pertama saya melihat kamu, sejak saat itu kamu milik saya. Akan saya lakukan segala cara, sekalipun itu membuatmu membenci saya". Abhizar Albirru