Bab 7

6.3K 171 2
                                    

Abhizar membawa Zahra kembali ke rumah lelaki itu. Memberhentikan mobilnya tepat didepan rumahnya setelah memasuki pagar besi yang dapat terbuka dan tertutup sendiri dengan cara mengenali mobil yang akan masuk atau keluar.

Abhizar keluar dari mobil lalu berjalan kearah pintu mobil disamping Zahra dan membukanya. Menarik lengan wanita itu dan memaksanya masuk kedalam rumah. Tidak sampai disitu. Setelah didalam, Abhizar tetap menyeret Zahra untuk berjalan memasuki sebuah kamar.

Masih jelas di ingatan Zahra, bahwa kamar itu adalah kamar yang dia tempati ketika Abhizar memperkosanya beberapa minggu lalu.

Zahra berusaha melepaskan cekalan erat lelaki itu dilengannya, namun hanya berakhir sia-sia.

Setelah berhasil membawa Zahra kedalam kamarnya. Abhizar dengan segera mengunci pintu dan membuang kuncinya dengan sembarang. Berbalik menatap Zahra dengan penuh amarah. Rasa cemburu menguasai Abhizar. Cemburu menyaksikan kedekatan Zahra bersama Alzam tadi. Wanita itu menghindarinya selama dua minggu, dan malah tetap berhubungan dengan Alzam.

“Kamu mengabaikan perintah saya Zahra” Desis Abhizar sambil berjalan kearah Zahra yang berjalan mundur menjauhi Abhizar. Wanita itu menangis menyaksikan kemarahan Abhizar. Ini sama seperti saat malam kehancuran itu.

“Dan untuk itu kamu harus dihukum” Sambung Abhizar sambil membuka kemejanya. Membuatnya bertelanjang dada.

“Tidak.. jangan lagi” Ucap Zahra sambil menggelengkan kepalanya. “Saya mohon Abhizar, lepaskan saya. Kamu bisa mencari wanita lain. Kenapa harus saya” Sambung Zahra dengan memohon. Berharap lelaki itu akan luluh dan melepaskannya.

Namun tidak. Abhizar tidak akan pernah melepaskan Zahra.

“Karena saya mencintai kamu” Tegas Abhizar mengucapkannya.

“KALAU KAMU MENCINTAI SAYA SEHARUSNYA KAMU MELEPASKAN SAYA” Teriak Zahra dengan frustasi. “Kalau kamu memang mencintai saya, harusnya kamu merelakan saya bahagia dengan orang yang saya cintai. Karena cinta tidak harus memiliki Abhizar”

“BULLSHITS” Bentak Abhizar. “Bagi saya, mencintai artinya memiliki. Masa bodoh, dengan orang-orang yang beranggapan cinta tidak harus memiliki. Satu yang harus kamu tahu. Kamu tetap harus jadi milik saya” Jelas Abhizar sambil meraih Zahra, membantingnya keatas ranjang. Lalu menduduki paha wanita itu.

Zahra berusaha keras untuk dapat menyingkirkan Abhizar. Mencoba untuk bangkit, namun gagal karena Abhizar dengan cepat menghempaskan tubuhnya kembali telentang diatas ranjang.

“ABHIZAR LEPAS” Teriak Zahra saat Abhizar menyatukan kedua tangannya kemudian mengikatnya dikepala ranjang menggunakan dasi lelaki itu.

Zahra berusaha melepaskan ikatan dikedua tangannya. Tapi tidak berhasil, Abhizar mengikatnya terlalu kuat. Kaki Zahra tidak tinggal diam. Wanita itu menggerakkan tubuhnya agar dapat menendang tubuh Abhizar.

Namun ternyata, gerakan Zahra malah semakin memicu gairah abhizar. Karena gerakan itu membuat bagian tubuh bawah Abhizar bergesekan dengan bagian tubuh bawah Zahra.

Abhizar menggigit bagian bawah bibirnya saat merasakan bagian bawahnya mulai bereaksi. Dia lantas menindih Zahra, menghentikan gerakan wanita itu. Lalu merapatkan bagian bawah mereka. Membuat Zahra dapat merasakan bukti gairah lelaki itu.

“Kamu bisa merasakannya Zahra?” Tanya lelaki itu tepat ditelinga Zahra dengan suara parau. “Gerakan memberontak kamu, malah justru membuat dia lebih cepat bangun” Sambung Abhizar sambil menggigit telinga Zahra. Membuat wanita itu tersentak dan semakin gemetar.

“Saya mohon Abhizar.. kasihani saya” Tangis Zahra memohon.

“Ssshh” Sambil menangkup wajah Zahra, Abhizar berkata “Jangan memohon sayang, wajah memohon kamu terlihat jauh lebih menggoda” Sambung Abhizar dengan seringai diwajahnya.

Zahra semakin panik ketika Abhizar mulai membuka kancing bajunya. Berusaha menarik tangannya agar terlepas dari ikatan, dan gagal.

“Abhizar jangan.. saya mohon”

Ketika semua kancing baju Zahra telah berhasil dia buka. Sehingga memperlihatkan payudara Zahra yang dibungkus dengan bra warna hitam. Terlihat sangat menantang di mata Abhizar. Lelaki itu lantas membenamkan wajahnya di kedua gundukan milik wanita yang terbaring penuh isakan dibawahnya.

“Selalu terlihat indah” Gumam Abhizar pelan.

Mencium dan menggesekkan wajahnya di payudara Zahra. Merasakan kehangatan dan aroma tubuh Zahra. Tangannya dia gunakan untuk mengusap paha Zahra. Merayap kebagian pangkal paha wanita itu.

Kaki Zahra merapat saat merasakan tangan Abhizar. Perasaan terhina kembali dia rasakan. Dalam isak, wanita itu menyebut nama Tuhannya. Memohon pertolongan. Berharap ada seseorang yang datang kerumah Abhizar, dan menghentikan aksi bejat lelaki itu.

Tapi, sampai saat tangan lelaki itu berhasil memasuki celana dalamnya lalu memasukkan satu jari kedalam miliknya. Sama sekali tidak ada siapapun yang datang. Wanita itu semakin maraung kencang. Sementara Abhizar menikmati sensasi hangat dan lembut milik Zahra. Menarik keluar masuk jarinya, dengan wajah yang masih terbenam di payudara Zahra. Milik Zahra menjepit jarinya. Padahal miliknya sudah pernah menembus milik Zahra. Tapi milik wanita itu masih sangat menjepit.

Merasakan miliknya yang semakin keras dan memberontak untuk dibebaskan. Abhizar beranjak menjauhkan wajahnya dari payudara Zahra. Menuruni ranjang, Abhizar berjalan kearah meja kerja yang ada dikamarnya. Membuka lacinya, Abhizar mengambil sebuah gunting lalu menggunting kain-kain yang melekat ditubuh Zahra.

Zahra terus berteriak saat Abhizar menggunting baju dan rok yang dia pakai. Kamudian lelaki itu membuang pakaian yang sudah berhasil lelaki itu rusak kelantai. Setelahnya, Abhizar menatap tubuh telanjang Zahra yang terbaring terikat diatas ranjangnya. Lelaki itu kemudian bergegas menelanjangi dirinya sendiri.

Zahra berusaha menunjang Abhizar saat lelaki itu menaiki ranjang. Namun dengan gesit Abhizar menangkap kedua kaki Zahra.

“Jadi kamu lebih suka main kasar huh” Ucap Abhizar sambil menyeringai.  Membuat Zahra merasa jijik melihatnya.

“Kamu menjijikkan Abhizar” Ucap Zahra yang membuat Abhizar menatapnya tajam.

Abhizar merasa tersinggung dengan ucapan Zahra. Jijik? Wanita ini jijik padanya?. Dengan kasar Abhizar membuka paha Zahra. Menempatkan dirinya ditengah wanita itu.

“Tidak Abhizar..saya mohon”

Entah permohonan yang keberapa. Namun kembali Abhizar abaikan. Dengan sekali hentakan lelaki itu menyatukan milik mereka. Kemudian bergerak dengan sangat kasar. Memperlihatkan amarahnya yang begitu besar.

“S..sakkiitt.. hentikan Abhizar.. sakkiiitt” Zahra merasa miliknya seperti akan terbelah.

Dengan mempertahankan gerakan kasarnya. Abhizar menunduk membungkam bibir Zahra dengan bibirnya, mencium wanita itu dengan kasar. Bahkan kedua tangan lelaki itu tidak dibiarkan menganggur. Lelaki itu  meremas payudara Zahra dengan kasar juga.

Sama sekali tidak ada kelembutan dalam setiap sentuhan Abhizar. Lelaki ini gila, pikir Zahra.

Ketika Abhizar sedang menghisap payudara Zahra. Telinganya mendengar wanita itu menyebut nama Alzam. Dan itu sontak membuat Abhizar menatap tajam Zahra.

“Kamu menyebut nama siapa tadi?” Desis Abhizar dengan nafas tersengal karena aktifitas yang dia lakukan, juga karena rasa marah yang kembali menyelubungi dirinya setelah mendengar satu nama yang disebut Zahra.

Zahra yang melihat wajah Abhizar yang memerah marah hanya terisak. Dia menyebut nama Alzam tadi, seakan berusaha memanggil lelaki itu. Berharap lelaki itu datang menolongnya, meski Zahra tahu itu mustahil. Karena saat ini, Alzam pasti sedang bekerja dan berpikir Zahra tengah melakukan hal yang sama.

“KAMU MENYEBUT NAMA SIAPA TADI HAAHH” Bentak Abhizar penuh amarah. “Apa jangan-jangan, kamu sedang membayangkan si brengsek itu yang menggagahimu saat ini.. JAWAB ZAHRA” Sambung Abhizar.

Karena tidak mendapatkan jawaban dari bibir Zahra selain isakan wanita itu yang semakin keras. Dengan kasar Abhizar membalik tubuh Zahra, membuat wanita itu menungging didepannya. Lalu kembali memasuki wanita itu dengan kasar. Suara penyatuan mereka semakin menambah nafsu Abhizar. Abhizar marah membayangkan Zahra yang menganggapnya sebagai Alzam.

Beruntung walau dalam keadaan marah, Abhizar tidak menjambak, menampar atau memukul wanita itu. Karena Abhizar tidak ingin lebih jauh menyakiti wanita itu. Dia juga bukan tipikal lelaki yang ringan tangan, terlebih pada wanita. Meski tumbuh dengan tunjangan, pukulan, serta cambukan sang papa.

Nafasnya semakin tersendat saat Abhizar merasakan miliknya yang siap menyemburkan cairannya. Gerakan Abhizar semakin cepat. Dan tidak berapa lama cairannya menyembur kedalam milik Zahra. Abhizar merasakan kenikmatan yang tiada tara.

Saat sedang mengatur nafasnya, tatapan Abhizar terarah pada tangan Zahra yang dia ikat di kepala ranjang. Pergelangan tangan mungil itu memerah. Dengan khawatir Abhizar membuka ikatan itu, kemudian memeluk Zahra yang terdiam dengan tatapan kosong. Abhizar tahu wanita dalam dekapannya sudah terdiam sejak dia memposisikan tubuh Zahra dalam keadaan menungging di depannya.

Zahra terdiam bukan karena menikmati, tapi karena merasa lelah dan tidak punya tenaga lagi untuk melawan Abhizar.

“Maaf sayang. Kita akan menikah setelah ini, ya. Tolong jangan keras kepala Zahra. Saya sangat mencintai kamu” Dengan mendekap tubuh Zahra dan mengusap lembut bekas ikatan dipergelangan tangan Zahra, Abhizar mengucapkan itu dengan nada lembut. Sesekali mencium pelipis wanita itu.

Abhizar membawa tubuh mereka berbaring diranjang. Sambil memeluk tubuh Zahra yang kembali terisak setelah mendengar ucapannya tadi.

“Tidur. Saya tahu kamu lelah. Saya janji tidak akan menyentuh kamu setelah ini, sampai kita sah menikah. Asal kamu tidak melawan saya. Segera batalkan lamaran kamu dengan Alzam” Ucap Abhizar membuat Zahra semakin terisak.

Kenapa dia harus bertemu dengan Abhizar. Kenapa dia harus menerima semua bantuan dari lelaki ini. Zahra benar-benar menyesali takdirnya yang bertemu dengan Abhizar. Sosok yang telah menyelamatkan nyawa bapaknya namun malah menghancurkannya.

💞💞
Hai hai haiii👋
Othor balik lagi readers🤗. Bab ini agak panas yaa🔥. Othor buatnya sampek dag dig dug ser 🤭
Kembali othor ingetin, jangan lupa votenya. Ngevote gratis kok dan bikin othor makin semangat lanjutinnya..😉

Mari siapa yang mau hujat dokter Abhizar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mari siapa yang mau hujat dokter Abhizar. Othor persilahkan😁

Aku yang kau paksa hancurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang