Bab 11

3.6K 140 10
                                    

Hasil yang Abhizar dapat dari kunjungannya kerumah sang papa adalah sebuah kegagalan. Seperti dugaan teman-temannya, papanya pasti menolak keinginan Abhizar untuk kembali melamar Zahra. Karena penolakan Zahra atas lamaran Abhizar dulu, dianggap seperti hinaan bagi papanya.

Tapi, Abhizar tidak masalah. Meski papanya menolak untuk datang dan melamarkan kembali Zahra untuknya. Abhizar tetap pada keputusannya, bahwa besok dia akan datang untuk melamar sang pujaan. Sekalipun, berarti dia harus datang sendiri. Dia seorang lelaki yang sama sekali tidak membutuhkan wali. Restu sang papa tidak akan pernah menjadi penghalang untuk Abhizar menikahi Zahra.

Lagipula, Abhizar ingin membawa orangtuanya hanya untuk menghargai keluarga Zahra. Abhizar tidak mau hanya karena kealpaan orangtuanya, membuat orangtua Zahra berfikir kalau dia tidak serius. Tapi jika sang papa memang tidak mau datang, ya sudah. Tidak akan menjadi masalah bagi Abhizar.

**

Selepas kepulangan Abhizar dari rumahnya sore harinya, Zaki lantas memasuki kamarnya. Berbaring diatas tempat tidur. Zaki merasa lelah sehabis bermain bersama Uwais ditaman. Tapi tidak menyesal, karena bisa membuat sang anak bahagia.

Menutup matanya dengan lengan saat terdengar suara pintu terbuka dan tertutup. Disusul suara langkah kaki mendekat.

“Kenapa kamu tidak mau ikut Abhizar kerumah gadis itu?” Suara sang istri mampir ditelinga Zaki. Membuatnya bangkit dari pembaringan. Kemudian duduk sambil menatap lurus pada wanita yang berdiri sambil melipat tangan didepannya.

“Untuk apa? Bukannya gadis itu sudah menolak lamaran Abhizar? Jadi untuk apa datang dan melakukan hal yang sama untuk kedua kalinya? Toh hasilnya tetap sama” Jawab Zaki dengan wajah datar.

“Kenapa kamu bilang begitu? Seharusnya kamu dukung dan bantu Abhizar” Kata Mita tidak senang mendengar ucapan Zaki yang terkesan mendoakan kegagalan Abhizar untuk kedua kalinya.

“Ya. Dan sudah aku lakukan. Tapi tidak untuk kedua kalinya. Lagipula masih banyak gadis lain. Kenapa Abhizar harus berfokus dengan gadis miskin itu?” Ucap Zaki dengan raut meremehkan tanpa sadar membuat sang istri tersinggung.

“Memangnya kenapa kalau Abhizar mencintai seorang gadis miskin?” Tanya Mita yang langsung dijawab dengan cepat oleh Zaki.

“Tentu saja tidak pantas. Dia keturunan Albirru, seharusnya dia memilih gadis yang sederajat dengannya” Ucap Zaki tegas.

“Seperti yang kamu lakukan dulu?” Tanya Mita membuat Zaki tersentak. “Menikah dengan sahabatku yang sederajat dengan kamu. Meninggalkan aku yang sedang hamil. Aku bahkan tidak tahu sejak kapan kalian menjalin kasih, disaat aku masih berstatus sebagai kekasih kamu. Dengan kejamnya kamu mengatakan, bahwa aku hanyalah tempat untuk kamu bersenang-senang” Air mata Mita meluruh saat mengatakan itu. Terisak dengan dada yang terasa sesak. “Memamerkan kemesraan kalian didepanku. Bahkan... disaat aku sudah ikhlas dengan semua.. kekejaman yang kamu lakukan,....tiba-tiba kamu datang merebut anak yang aku kandung dan lahirkan dengan susah payah,... sendirian tanpa seorang suami. Dengan tanpa beban kamu mengatakan bahwa anakku sebagai pengganti anak kalian yang gugur. Hanya untuk menyelamatkan istri kamu yang nyaris gila karena kehilangan janinnya. Tanpa peduli bagaimana aku yang nyaris mati saat berjauhan dengan anakku” Dada Mita sangat sakit saat mengingat kembali masa lalunya. Bahkan untuk sekedar mememasukkan oksigen kedalam paru-parunya, terasa sangat sulit.

Dengan susah payah Mita menarik nafas dan melanjutkan “Lalu sekarang apa? Kenapa kamu memaksa wanita miskin ini untuk menjadi istri kamu? Bukankah seharusnya kamu mencari yang sederajat dengan kamu, Zaki Albirru?” Mita menekan suaranya saat menyebutkan nama sang suami.

Zaki terdiam beberapa saat. Jujur, ada rasa nyeri didadanya saat mendengar apa yang dikatakan wanita itu. Tapi, Zaki berusaha mengenyahkan perasaan itu. Berdiri, lalu melangkah mendekati Mita, hingga tanpa ada jarak kemudian berbisik ditelinga wanita itu. Mengatakan sesuatu yang kembali memperdalam sayatan dihati sang istri.

“Tentu saja untuk kembali menggagahi kamu. Karena aku lelaki normal. Setelah Jihan pergi, aku butuh tempat untuk menyalurkan hasratku. Dan aku tidak ingin sembarangan membuang cairanku pada pelacur diluar sana. Aku teringat, aku pernah punya pelacurku sendiri. Kamu. Dan yang harus kamu syukuri, milikku cuma berdiri saat melihat kamu” Setelah mengucapkan kalimat yang kembali membuat Mita merasa tidak memiliki harga diri. Zaki menyentuh sang istri. Persis seperti yang lelaki itu katakan bahwa miliknya selalu bereaksi saat hanya berdua dengan sang istri.

Bahkan Zaki tidak pernah seperti itu saat bersama Jihan, istri pertamanya dulu. Selalu Jihan yang memulai inisiatif untuk menggodanya, meski miliknya sedikit lama merespon. Berbeda dengan saat Zaki bersama Mita. Wanita itu bahkan tidak pernah menggodanya, tapi Zaki selalu tergoda.

Disaat Zaki mulai menanggalkan kain pelindung terakhirnya agar dapat menyatukan milik mereka, Mita tiba-tiba merapatkan pahanya. Membuat Zaki menampilkan raut tidak suka, dengan mata menajam menatap Mita. Tapi wanita itu tidak takut sama sekali. Wajah wanita itu masih basah dengan air mata, meski sudah berkali-kali Zaki menjilatnya.

“Kamu harus janji untuk ikut dengan Abhizar, datang kerumah gadis itu untuk melamarnya lagi” Ucap Mita dengan nada tegas.

Zaki mendengus, berkacak pinggang sambil tersenyum remeh.

“Aku tidak mau”

“Kalau begitu kamu tidak akan dapat apa yang kamu mau” Ucap Mita sambil berusaha bangkit dari atas tempat tidur. Namun dengan cepat lengannya ditahan oleh sang suami.

“Aku bisa paksa kamu” Balas Zaki dengan dada kembang kempis menahan amarah.

“Silahkan. Lakukan seperti yang sering kamu lakukan dulu. Memaksa dan memperkosaku, bahkan disaat Jihan masih hidup” Ucap Mita.

Benar, dulu saat Jihan masih hidup. Zaki pernah mendatangi Mita beberapa kali, bukan untuk melihat putranya. Melainkan untuk menyentuh Mita. Karena Jujur, Zaki tidak pernah merasakan gairah ingin bercinta saat bersama Jihan. Berbeda jika bersama Mita. Zaki menyentuh Jihan hanya untuk sekedar memberikan hak Jihan agar wanita itu tidak kecewa atau sedih. Dan itu berakhir saat Jihan dinyatakan hamil, meski pada akhirnya keguguran.

Mendengar ucapan sang istri, Zaki mengumpat sambil menyugar rambutnya yang sudah mulai memutih. Zaki benar-benar merasa tersinggung dengan ucapan Mita yang seperti menganggapnya lelaki brengsek. Tapi, bukankah dia memang brengsek? Aahh sial, Zaki benci mengakuinya.

“Ok, fine. Aku akan melamarkan gadis itu untuk anak bodohmu..” Zaki tidak jadi melanjutkan kata-katanya saat melihat mata sang istri yang melotot tajam kearahnya. “Sekarang berikan apa yang aku mau” Sambung Zaki sambil memisahkan kedua paha Mita.

Akhirnya percintaan kedua pasangan suami-istri paruh baya itu kembali berlanjut. Suara penyatuan kelamin mereka memenuhi ruangan. Memicu desiran gairah mereka berdua.

💞💞
Selamat malam readernya othor. Othor bela²in upload malam² loh. Kira² ada yang masih mantengin cerita dokter Abhizar nggak ya😆.
Btw ternyata dari bab ini kita tahu, Abhizar nurun siapa yaa🤭

Jangan lupa di Vote ya. Biar othor rajin uploadnya. Dan difollow jugalah othor🥲 othor sedih nggak ada yang follow

 Dan difollow jugalah othor🥲 othor sedih nggak ada yang follow

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Btw untuk yang nggak feel sama cast Abhizar. Maapken othor yaa. Othor nggak bisa rubah cast Abhizar. Udah fall in love ama perawakan jason momoa🤣


Aku yang kau paksa hancurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang