Setelah perjumpaannya kembali dengan wanita mungil sang penggetar hati yaitu Zahra. Abhizar mulai menyusun rencana untuk dapat mendekati sang wanita. Apalagi Abhizar sadar bahwa ada sosok lain yang juga menginginkan wanita itu.
Dimulai dari usaha Abhizar mencari informasi mengenai sosok pria paruh baya yang dijenguk Zahra saat itu kepada dokter Vika. Dan seperti yang telah diduga Abhizar, bahwa lelaki paruh baya yang terbaring di brankar saat itu adalah ayah dari sang pujaan hati. Dan wanita berjilbab panjang yang juga berada diruangan itu adalah ibunya. Sementara lelaki yang sepertinya seumuran dengan Zahra, dokter Vika tidak tahu siapa, hanya saja dokter Vika mengatakan bahwa lelaki itu cukup sering terlihat diantara Zahra dan keluarganya.
Seniornya itu juga menjelaskan mengenai kondisi pak Rahman, ayah Zahra. Lelaki paruh baya itu ternyata sudah dua tahun divonis memiliki penyakit jantung koroner. Dan saat ini jantung ayah Zahra itu berada ditahap gagal jantung. Dokter Vika sudah menyarankan untuk melakukan tranplantasi jantung alias donor jantung. Namun keterbatasan ekonomi menjadi alasan yang diungkapkan keluarga Zahra.
Setelah mendengar informasi tentang kondisi ayah Zahra dari seniornya. Abhizar tahu hal apa yang selanjutnya harus lelaki besar itu lakukan.
Sejak saat itu, Abhizar mulai melancarkan aksinya mendekati Zahra. Berpura-pura secara tidak sengaja bertemu dengan wanita itu. Padahal, Abhizar dengan sengaja menguntit dan mencari tahu, kemana wanita itu akan pergi. Yang dengan sangat mudahnya dipercayai oleh Zahra, tanpa adanya kecurigaan sama sekali.
Dalam proses pendekatannya, tidak jarang Abhizar melihat Zahra berdua bersama Alzam, lelaki yang disebut-sebut sebagai teman wanita itu. Yang tentu saja memercikkan api kecemburuan dalam diri Abhizar. Membuat lelaki bertubuh besar berwajah brewok itu semakin berusaha lebih keras lagi untuk mendekati Zahra.
Abhizar juga meminta Zahra untuk menganggapnya sebagai teman. Yang lagi dan lagi langsung disetujui oleh wanita mungil itu. Bahkan Zahra juga memperkenalkan Abhizar pada orangtuanya saat secara tidak sengaja (menurut Zahra) mereka bertemu ketika Zahra menemani Bapaknya (panggilan wanita itu kepada ayahnya) untuk check up ke dokter Vika.
Disitu Abhizar berpura-pura tidak tahu mengenai kondisi pak Rahman. Dan saat Zahra menjelaskan tentang kondisi sang Bapak, sekali lagi Abhizar berpura-pura bertanya kenapa Zahra tidak mengambil jalan tranplantasi jantung. Yang tentu saja Zahra jawab dengan jujur bahwa untuk saat ini Zahra belum memiliki cukup uang untuk biaya operasi tranplantasi jantung Bapaknya yang sangat mahal.
Saat mendengar ucapan Zahra, Abhizar dengan tegas mengatakan ingin menanggung biaya operasi tranplantasi jantung pak Rahman. Dan pernyataan Abhizar itu tentu saja mengundang keterkejutan pada Zahra dan kedua orangtuanya.
Zahra dan orangtuanya tentu saja langsung menolak. Tapi Abhizar mengatakan bahwa Abhizar ikhlas ingin membantu. Ucapan Abhizar mendapat tanggapan dari pak Rahman, Bapak Zahra. Lelaki paruh baya itu mengatakan bahwa dirinya tidak butuh di operasi, keadaannya baik-baik saja.
Ucapan pak Rahman, menciptakan tatapan sendu di wajah Zahra dan ibunya. Bapaknya itu memang selalu mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja setiap kali ditanya mengenai keadaannya.
Dan Abhizar sekali lagi mengatakan bahwa dirinya akan menanggung seluruh biaya pengobatan pak Rahman. Abhizar juga meyakinkan pada pak Rahman, kalau lelaki paruh baya itu sayang dengan keluarganya, pak Rahman harus sembuh, karena itu yang diinginkan oleh anak dan istrinya. Abhizar juga mengatakan pada Zahra, kalau wanita itu sayang pada pak Rahman, Zahra harus menerima bantuan dari Abhizar, sehingga pak Rahman dapat melakukan operasi tranplantasi jantung.
Zahra termenung memikirkan ucapan Abhizar. Wanita itu setuju dengan apa yang dikatakan lelaki itu. Tapi menerima bantuan dari Abhizar, wanita itu masih ragu. Bagaimana tidak, mereka baru saja saling mengenal tidak lebih dari empat bulan. Dan sekarang Abhizar ingin membiayai seluruh pengobatan Bapaknya, yang biayanya berpuluh bahkan beratusan juta. Meski Abhizar mengatakan kalau Zahra tidak perlu khawatir, namun tetap saja kekhawatiran timbul dalam diri Zahra. Bagaiman dia akan membalas Abhizar kedepannya. Zahra meminta waktu untuk berpikir terlebih dahulu mengenai niat baik lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku yang kau paksa hancur
Romance"Katanya cinta tak harus memiliki. Omong kosong. Bagi saya mencintai berarti harus memiliki. Sejak pertama saya melihat kamu, sejak saat itu kamu milik saya. Akan saya lakukan segala cara, sekalipun itu membuatmu membenci saya". Abhizar Albirru