Bab 9

3.8K 155 3
                                    

GIF diatas scene kehidupan Zahra sama Alzam sebelum negara api menyerang ya🤭

💞💞

Di ruang tamu rumah Zahra, sedang terjadi pertemuan antar dua keluarga. Tepatnya, keluarga dari kedua calon mempelai yang sudah direncanakan akan menikah tiga minggu lagi. Yaitu Alzam dan Zahra.

Sudah lima hari berlalu sejak malam dimana Zahra mengatakan pembatalan pernikahannya dengan Alzam. Yang tentu saja ditolak oleh Alzam. Lima hari itu juga, Alzam selalu mencoba menemui Zahra untuk mempertanyakan alasan wanita itu ingin membatalkan pernikahan mereka. Yang berakhir nihil, karena jangankan untuk bertemu dengannya, membalas pesan atau mengangkat panggilannya saja Zahra tidak mau.

Alzam benar-benar merasa frustasi dan kacau. Kantung mata menghiasi wajah tampannya. Selera makannya bahkan menghilang. Dan itu semua membuat kedua orang tuanya bertanya-tanya.

Sempat terfikir dibenak kedua orang tua Alzam, mungkin itu disebabkan Alzam yang kelelahan karena terlalu sibuk mengurusi rencana pernikahannya. Hingga ummi Lya, ibunya Alzam, tidak tahan melihat sang putra yang tidak punya selera saat makan. Takut jika sang putra sulung jatuh sakit sekaligus merasa ada yang tidak beres, ummi Lya akhirnya bertanya pada Alzam.

Awalnya, Alzam selalu mengelak jika ditanya alasannya yang uring-uringan. Alzam tidak ingin orang tuanya tahu, mengenai Zahra yang ingin membatalkan pernikahan mereka. Karena dia yakin, jika umminya mendengar Zahra yang ingin membatalkan pernikahan mereka, umminya itu pasti langsung mengajaknya untuk mendatangi kediaman wanita cantik itu, untuk menanyakan alasannya.

Dan Alzam tidak ingin itu terjadi. Alzam hanya ingin menyelesaikan masalahnya berdua saja dengan Zahra. Meski Alzam tidak tahu masalahnya dimana, sampai calon istrinya itu tidak mau menikah dengannya. Alzam tidak akan pernah setuju. Karena Alzam tahu, dia dan Zahra saling mencintai.

Dan karena sang ibu yang selalu bertanya dan memaksanya untuk mengatakan apa alasan kekacauannya, akhirnya dengan sangat terpaksa Alzam mengatakan yang sebenarnya.

Abah Malik dan ummi Lya tentu saja terkejut mendengarnya. Bagaimana tidak pernikahan sang putra dan anak tetangga mereka itu tinggal tiga minggu lagi. Bahkan warga sekampung sudah tahu mengenai kabar pernikahan mereka.

Begitu juga Mala, adik perempuan Alzam. Gadis itu terkejut saat tidak sengaja mendengar pembicaraan kedua orang tuanya dan sang abang di ruang tamu. Mala yang baru pulang dari sekolah di buat terkejut. Mala cukup dekat dengan Zahra, sahabat sekaligus calon istri abangnya itu. Memiliki Zahra yang baik dan lembut sebagai kakak iparnya adalah impian gadis SMP itu dari dulu.

**

Dan disinilah mereka semua berkumpul. Diruang tamu rumah orang tua Zahra. Ummi Lya memaksa untuk datang kerumah Zahra. Alzam yang sudah tidak memiliki pilihan hanya pasrah. Mungkin saja Zahra akan mengatakan apa salahnya dan tidak jadi membatalkan pernikahan mereka.

"Zahra, sebenarnya ini ada apa? Kenapa kamu tiba-tiba mau batalin pernikahan kamu sama Alzam? Memangnya Alzam salah apa? Kalau Alzam ada salah, kan bisa diselesaikan baik-baik" Ummi Lya mencerca Zahra dengan beberapa pertanyaan.

"Ummi" Alzam yang duduk disebelah sang ibu menyentuh punggung tangan wanita yang telah melahirkannya itu. Berharap sang ibu bisa tenang. Karena dari tempatnya duduk sekarang, Alzam melihat Zahra hanya diam menunduk sambil meremas kedua tangannya.

Bapak dan ibu Zahra juga bingung mau mengatakan apa. Sudah berkali-kali pak Rahman dan buk Ira mencoba bertanya pada putri tunggal mereka itu. Namun sama sekali tidak mendapat jawaban dari Zahra.

"Zahra, abah minta maaf kalau kedatangan kami mendadak seperti ini. Abah sama ummi benar-benar kaget, waktu tahu Zahra tidak mau menikah dengan Alzam. Abah sama ummi heran, bukankah rencana pernikahan kalian sudah diatur. Dan Zahra juga sudah setuju. Terus kenapa tiba-tiba Zahra mau membatalkan pernikahan kalian?" Dengan nada lembut abah Malik bertanya.

Aku yang kau paksa hancurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang