Tok tok tok
Suara ketukan pintu terdengar. Membuat wanita yang sedang duduk melamun diatas ranjangnya itu tersentak.
“Ra, ayo makan” Suara sang ibu memanggil dari depan pintu kamar yang enggan dibuka oleh sang pemilik kamar.
“Zahra belum lapar buk. Nanti kalau lapar, Zahra pasti makan. Bapak sama ibu makan duluan saja” Ucap Zahra berusaha tidak membuat sang ibu khawatir.
Sang ibu yang mendengar balasan dari anak gadisnya pun hanya menghela nafas dan berlalu dari depan pintu kamar anaknya. Wanita paruh baya itu merasa ada yang disembunyikan oleh sang anak darinya. Sejak seminggu yang lalu Zahra seperti menutup diri dan sering melamun.
Benar, sudah seminggu berlalu sejak hari naas itu. Hari dimana Zahra kehilangan kehormatannya. Hari itu, Abhizar mengantarkan Zahra pulang setelah menahannya dirumahnya semalaman untuk ia gagahi. Lelaki itu ingin mengantarkan Zahra sampai kerumah orang tua Zahra. Tapi tentu saja Zahra menolaknya, dengan alasan bapak ibunya akan merasa heran saat melihat anak perempuan mereka diantar pulang oleh lelaki, meskipun orang tuanya sudah mengenal sosok Abhizar. Ditambah dengan statusnya sebagai wanita yang sudah dipinang alias sudah dilamar.
Jadi meskipun Abhizar marah saat mendengar Zahra mengatakan statusnya, lelaki itu berusaha bersabar menuruti permintaan sang pujaan hati yang tidak ingin diantar sampai kerumah. Dengan syarat, Zahra harus segera membatalkan lamaran dengan Alzam. Zahra hanya mengangguk pelan mendengan syarat yang diajukan Abhizar.
Lalu beranjak ingin turun dari mobil ketika dia merasakan ada tangan yang memegang tangan kanan juga tengkuknya. Kemudian Zahra dapat merasakan benda kenyal menempel pada bibirnya lalu melumat dan menghisap. Zahra yang terkejut mencoba memberontak dengan memukul dada sang pelaku. Namun pukulan dari tangan mungil Zahra sama sekali tidak ada apa-apanya bagi pria bertubuh besar seperti Abhizar. Abhizar malah semakin mendekap erat tubuh Zahra, menyatukan dada mereka. Disaat Abhizar merasakan tubuh dalam dekapannya bergetar dengan isakan yang terdengar. Barulah Abhizar menghentikan cumbuannya.
Dengan menatap dalam Zahra, lelaki itu berkata “Segera akhiri hubungan kamu dengan lelaki itu. Kamu tahu saya bukan lelaki penyabar”. Lalu membiarkan Zahra keluar dari mobilnya dengan tergesa.
Ketika sampai dirumahnya, Zahra disambut oleh wajah orang tuanya yang terlihat sangat khawatir karena anak mereka yang tidak pulang dan tidak memberi kabar. Jangan lupakan keberadaan lelaki yang berstatus sebagai calon suaminya. Alzam Amani. Lelaki itu terlihat sama khawatirnya. Dan itu semua semakin menambah rasa bersalah didiri Zahra. Jadi untuk menenangkan perasaan orang-orang terkasihnya. Zahra hanya memberi alasan bahwa ketidak pulangannya kemarin, disebabkan dia yang baru saja bertemu dengan teman lamanya. Dan ia diajak singgah kerumahnya agar mereka bisa mengobrol mengenang masa lalu. Karena terlalu asik mengobrol Zahra lupa mengabari bapak dan ibunya. Zahra juga mengatakan kalau ponselnya mati. Yang tentu saja itu semuanya adalah kebohongan, kecuali perkara ponsel. Karena perkara ponsel yang mati jugalah dia berakhir menerima tumpangan Abhizar.
Setelah mengatakan itu semua. Zahra sama sekali tidak memberi kesempatan bagi ketiga orang itu untuk kembali bersuara. Dengan mengatakan bahwa ia lelah dan ingin beristirahat. Zahra lantas pergi memasuki kamar, menguncinya agar ia bisa menangis tertahan tanpa ada sesiapapun yang mendengar.
Dan disinilah Zahra sekarang sejak seminggu yang lalu. Mengurung diri, mencoba menghindar dari bapak dan ibunya. Keluar kamar sekedarnya saja, seperti saat ingin makan atau saat ingin ke kamar mandi. Zahra tidak akan berlama-lama berada diantara kedua orang tuanya. Dia tidak mau mendengar pertanyaan orang tuanya yang menanyakan perubahannya yang menjadi pendiam serta alasan dia sering melamun bahkan menangis. Selain itu Zahra juga merasa bersalah setiap kali melihat wajah renta kedua orang tuanya. Zahra merasa gagal menjadi seorang anak. Zahra bahkan mengabaikan panggilan juga pesan dari Alzam. Sosok lelaki yang dua minggu lalu menseriuskan hubungan mereka dengan datang melamarnya. Yang tentu saja Zahra terima dengan senang hati. Dan pernikahan mereka disepakati akan dilangsungkan dua bulan setelah lamaran.
Seminggu ini Zahra juga tidak datang mengajar. Dia takut Abhizar akan datang menemuinya. Mengingat lelaki itu yang juga gencar menghubungi dan mengiriminya pesan. Mempertanyakan apa Zahra sudah melakukan perintahnya. Yang tentu saja Zahra abaikan, karena dia belum melakukan apa yang diperintahkan lelaki itu. Acara pernikahannya tinggal enam minggu lagi. Jadi bagaimana dia memberitahu bapak, ibu juga Alzam beserta keluarga lelaki itu bahwa dia ingin membatalkan pernikahannya dengan Alzam. Zahra benar-benar putus asa sekarang.
Lagi dan lagi Zahra menangis memikirkan masalah yang terjadi padanya. Entah sudah berapa banyak air mata yang telah ia tumpahkan.
💞💞
Hai eneng Zahra balik lagi😍 tentunya bareng ama dokter Abhizar ya😋.
Kembali othor ingatin jangan lupa vote demi menambah semangat othor.
Luv yuu😚Dokter Abhizar mah emang brengcekun ya. Nyosor mulu kerjaannya, nggak takut azab kali ya🤣🤣
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku yang kau paksa hancur
Romance"Katanya cinta tak harus memiliki. Omong kosong. Bagi saya mencintai berarti harus memiliki. Sejak pertama saya melihat kamu, sejak saat itu kamu milik saya. Akan saya lakukan segala cara, sekalipun itu membuatmu membenci saya". Abhizar Albirru