Mobil pajero berwarna hitam itu berhenti tepat didepan pekarangan rumah milik Abhizar.
Abhizar terlebih dahulu keluar dari mobil. Sementara Zahra hanya melihat rumah itu melalui kaca mobil, terlihat enggan untuk keluar. Bagaimana tidak, dirumah inilah awal mula dirinya hancur, dipaksa dan diperkosa oleh lelaki yang sayangnya kini telah menjadi suaminya.
Dan sekarang dia kembali kerumah ini dengan status istri dari lelaki yang memperkosanya. Adakah kenyataan yang lebih kejam dari itu.
Zahra masih termenung diposisinya saat Abhizar membuka pintu mobil disampingnya.
"Ayo keluar" Ucap Abhizar yang berhasil menyadarkan Zahra.
Dengan sangat terpaksa Zahra keluar. Abhizar lantas menggenggam tangan Zahra dan membawanya masuk kerumah.
Abhizar sama sekali tidak membiarkan tangan mungil itu lepas dari genggamannya meski sadar tubuh sang istri gemetar. Dengan tangan kiri Abhizar membuka pintu rumah itu.
"Selamat datang dirumah kita Zahra" ucap Abhizar begitu mereka memasuki rumah. Raut wajah Abhizar terlihat sangat sumringah, berbeda dengan raut yang ditampilkan Zahra.
Abhizar sadar kalau wanita itu ketakutan. Mengingat dirumah inilah dia memperkosa Zahra. Tapi Abhizar tidak peduli, Zahra sekarang istrinya jadi dia harus tinggal bersamanya. Zahra harus bisa mengatasi rasa takutnya karena mulai detik ini dan selamanya mereka akan selalu bersama.
Abhizar lantas memeluk Zahra dari belakang menumpukan dagunya pada bahu sang istri.
"Saya tahu kamu mungkin masih trauma dengan kejadian waktu itu. Dan saya tidak pernah menyesal untuk apa yang sudah saya lakukan ke kamu" Bisik Abhizar ditelinga Zahra. "Mulai sekarang kamu harus bisa terima kalau saya adalah suami kamu dan disinilah rumah kamu. Sekarang rumah ini milik kamu, lakukan apapun yang kamu mau. Rubah apa yang mau kamu rubah selama itu bisa membuat kamu betah tinggal disini. Ok" Sambung Abhizar diakhiri kecupan dileher sang istri.
Zahra hanya diam mendengar ucapan Abhizar. Lelaki itu benar benar tidak memiliki hati dan perasaan. Bahkan lelaki itu tidak merasa bersalah sama sekali karena telah menghancurkan hidupnya, pikir Zahra.
Setelahnya Abhizar membawa Zahra kekamarnya tentu saja kamar yang sama dimana dia memperkosa Zahra. Tubuh Zahra berhenti didepan pintu kamar itu membuat Abhizar menoleh. Alis Abhizar naik sebelah, sama sekali tidak merasa kasihan pada sang istri. Keringat dipelipis Zahra mulai bermunculan.
"Oh ayolah Zahra. Apa kamu akan terus seperti ini?" Tanya Abhizar.
"Saya mau tidur dikamar lain" Dengan suara gemetar Zahra mengucapkannya.
"Tidak boleh" Tegas Abhizar, menarik tangan Zahra dan memaksa wanita itu masuk. "Kamu akan tidur bersama saya. DI SINI" Sambung Abhizar sambil menekan kalimat akhirnya.
"Saya mohon Abhizar, izinkan saya tidur dikamar lain. Bukankah kamu ingin saya nyaman tinggal dirumah ini? Jadi tolong jangan paksa saya tidur dikamar ini" ucap Zahra memohon pada Abhizar.
Mendengar ucapan Zahra Abhizar semakin menarik rapat tubuh mungil sang istri dengan tubuhnya. Menangkup wajah Zahra dengan satu tangan Abhizar lantas berkata.
"Mulai sekarang kamu harus bisa membiasakan diri kamu untuk berada dikamar ini. Tenang saja, saya akan bantu kamu supaya bisa nyaman dikamar ini" Ucap Abhizar dengan seringai diwajahnya yang terlihat menyeramkan dimata Zahra.
Kemudian Zahra tersentak saat merasakan tangan besar itu masuk kedalam bajunya dan menyapu kulitnya. Lanjut jilatan dilehernya. Zahra berusaha untuk lepas dari dekapan Abhizar, namun terkejut saat tiba-tiba lelaki besar itu mendorong tubuh mungilnya sehingga jatuh keatas ranjang.
Dengan cepat Zahra bangkit dan berusaha menjauh dari Abhizar. Dia tahu apa yang akan lelaki itu lakukan. Tubuhnya masih sangat lelah karena dipaksa melayani nafsu lelaki itu kemarin malam. Dan sekarang lelaki itu sudah ingin memintanya lagi, apa Abhizar seorang maniak sex.
Abhizar yang melihat Zahra menghindarinya berusaha untuk bersabar meski sama sekali tidak ingin mengalah.
"Kemari sayang, mas mau kamu sekarang" Ucap Abhizar dengan nada lembut namun berbanding terbalik dengan matanya yang menatap tajam Zahra.
Zahra menggeleng membalas ucapan Abhizar. "Kamu sudah mendapatkannya semalam" Ucap Zahra.
"Dan saya menginginkannya lagi. SE.KA.RANG" Ucap Abhizar yang kembali mendapat gelengan dari Zahra.
"Kamu tahukan hukumnya bagi istri yang menolak keinginan suami?"
"Dan seharusnya kamu tahu kalau seorang suami dilarang untuk memaksa istrinya" Jawab Zahra.
Cukup sudah kesabaran Abhizar, dia tidak suka mendapat penolakan dari Zahra. Abhizar ingin wanita itu tahu kalau sekarang wanita itu miliknya. Tidak ada yang berhak mengatur atau bahkan membatasi keinginan Abhizar pada Zahra, tidak ada bahkan Zahra sekalipun. Abhizar bebas kapanpun ingin menyentuh Zahra.
Saat Zahra berlari cepat menuju kearah pintu, Abhizar justru lebih cepat berlari mendahului Zahra. Menutup pintu dengan sangat kuat menghasilkan suara yang cukup mengejutkan Zahra.
Dengan tangan yang masih berada di pintu serta tubuh yang membelakangi Zahra, Abhizar berucap dengan nada pelan namun penuh penekanan.
"Sepertinya kamu memang senang membuat saya marah Zahra. Padahal kamu tahu, kamu tidak akan sanggup menghadapi kemarahan saya"
Meski mendengar dan melihat Abhizar dari belakang, Zahra tetap bisa merasakan kemarahan dalam setiap ucapan yang diucapkan oleh Abhizar. Zahra sadar dia salah sudah memancing amarah lelaki besar itu. Tapi menuruti keinginan lelaki itu juga bukan pilihan Zahra, mengingat tubuhnya yang lelah karena digempur oleh Abhizar semalaman.
Secara perlahan kaki Zahra mundur saat tubuh besar itu mulai berbalik kearahnya. Zahra panik saat Abhizar mulai berjalan kearahnya sambil membuka kemejanya. Dalam benak Zahra dia mengatakan bahwa sekali lagi lelaki itu akan menyentuhnya. Ah sepertinya Zahra salah, yang benar adalah untuk sekarang dan entah sampai kapan, mungkin sampai Abhizar bosan padanya. Lelaki itu akan selalu menyentuhnya.
💞💞
Tuh kan Abhizar emang cocok dijuluki kang selangkang karena otaknya isinya itu muluk. Othor heran, apa nggak takut encok🥴
Btw vote N komen jangan lupa😚
Tatapanmu jeng jeng senyumanmu tiada pernah aku lupakaann🎤.. eh othor kok malah nyanyi🤣
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku yang kau paksa hancur
Romans"Katanya cinta tak harus memiliki. Omong kosong. Bagi saya mencintai berarti harus memiliki. Sejak pertama saya melihat kamu, sejak saat itu kamu milik saya. Akan saya lakukan segala cara, sekalipun itu membuatmu membenci saya". Abhizar Albirru