58. Bukan Hanya Siap, Tapi Juga Tanggap

1.5K 100 27
                                    

Selamat pagi 😍😍😍

Ketemu Dilan lagi nihhh 😍😍😍

Yukkk makin semangattt

Soalnya baby gemoy sebentar lagi lahir 😍😍😍

Uhuyyy

Jadi ayo rame-rame kumpul lagi di sini 😍😍😍

*****

🌸 Nadira

Mendengar dibukanya pintu kamar mandi, aku langsung menegakkan pandanganku saat ini.

Dan melihat wajah pucat Mas Alan yang saat ini sedang mengusap sudut bibirnya, rasa khawatir lekas menyusup di dalam hatiku dengan begitu cepatnya.

"Lemes banget, Mas?"

Tapi Mas Alan justru tersenyum.

Teduh sekali.

Sampai membuat air mataku tiba-tiba jadi langsung luruh dengan sendirinya.

"Mas nggak papa, sayang. Jadi jangan nangis dong." Mas Alan mengusap air mataku. Dan juga memberikan kecupan manisnya di keningku.

"Maaf."

Mendapatkan jawaban dengan lirihan suaraku, Mas Alan langsung memelukku. Yang jelas segera mendapat balasan dekapan yang serupa dariku.

"Jangan minta maaf. Oke? Karena Mas nggak papa, sayang. Mas baik. Jadi Dira tenang aja. Ya, cantik?"

Aku makin menyembunyikan wajahku dalam dekapan Mas Alan. "Tapi Mas masih mual dan muntah terus."

"Ya nggak papa. Kan cuma mual dan muntah. Mas masih kuat, sayang."

Mendengar Mas Alan yang selalu saja berucap tak apa dengan segala keadaannya, sungguhan membuatku merasa khawatir tapi juga sangat bersyukur di waktu yang sama.

Khawatir karena Mas Alan memang masih mual dan muntah di setiap harinya. Tapi bersyukur juga, karena mual dan muntahnya saat ini tak sampai membuat Mas Alan kehilangan selera makannya. Sehingga Mas Alan masih bisa punya cadangan tenaga. Tapi tetap saja, ketika mual dan muntah kembali menyerang Mas Alan dengan begitu hebatnya, rasa getir ikut merayap di dalam hatiku seakan aku juga sedang mengalaminya.

"Pasti lemes banget ya," tanyaku sambil mengusap punggung lebar suamiku tercinta.

"Lemes. Memang. Tapi Mas nggak papa. Nanti juga pasti bugar lagi kalau habis makan."

"Tapi habis itu bisa mual dan muntah lagi."

"Ya nggak papa dong, sayang. Mas tetep nggak papa. Karena dokter Eri juga sering bilang kan, kalau Mas masih mual dan muntah, tapi makannya masih bagus, itu tetep oke. Nggak ada masalah. Karena Mas nggak akan kehilangan banyak cairan tubuh. Soalnya nanti yang keluar, masih bisa diganti lagi dengan yang baru."

"Tapi ..."

Aku belum selesai dengan semua deretan kalimatku, tapi Mas Alan sudah kembali mencium keningku. Dan kini sudah meluruh dan berlutut di hadapanku, dan melingkarkan kedua lengan kekarnya untuk melingkupi tubuhku.

"Mas baik, sayang. Mas akan tetap baik-baik saja, asal Dira dan Kakak juga baik keadaannya. Selama Dira dan Kakak selalu ada sama Mas, semua pasti akan bisa terlewati. Nggak papa, sayang. Jadi Dira jangan khawatir lagi sama Mas. Ya? Cukup Dira sehat, happy, itu sudah bisa buat Mas tenang. Karena baiknya Dira, itu juga akan berpengaruh dengan keadaan Kakak. Jadi Dira tenang ya. Mas baik. Sungguh."

Nadira Beserta Bahagia Miliknya ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang