15' Pulang Kampung

3.9K 158 22
                                    

Lena membuka mata saat sinar matahari memasuki ruangan tempatnya dan Arhan menghabiskan malam panjang. Pandangan mata langsung tertuju kepada Arhan yang tengah berdiri di depan cendela.

"Iya mas, nanti Arhan usahakan ambil cuti dan pulang jengukin ibuk"  Lena menatap Arhan yang belum menyadari jika dia sudah bangun dari tidurnya.

"Iya mas, assalamu'alaikum" ucap Arhan mengakhiri panggilan telfonnya. Arhan terlihat menghela nafas panjang sebelum balik arah dan tersenyum lembut saat tatapan mata keduanya bertemu.

"Selamat pagi sayangku" sapanya yang diabaikan oleh Lena dia fokus menatap tubuh atas Arhan yang tidak tertutup baju. Ah seksinya suami brondongnya ini.

"Hayo liat apa" goda Arhan sembari mencium kening Lena.

"Pagi" lirih Lena dengan malu-malu ingatan tentang semalam berputur dikepalanya meskipun bukan yang pertama tapi dia tetap saja belum terbiasa.

"Dih malu-malu gini pasti mikirin yang nggak-nggak nih" goda Arhan yang membuat Lena memutar bola matanya malas.

"Ya gimana gak mikir yang nggak-nggak kalo buka mata udah disuguhi pemandangan orang telanjang dada" protesnya yang membuat Arhan terkekeh sembari memberikan kecupan-kecupan singkat di seluruh wajah Lena bahkan memberikan kecupan di bibir wanita tersebut.

"Aku belum cuci muka semalam juga gak mandi jangan cium-cium ih jorok" omel Lena yang membuat Arhan menatap perempuan itu

"Idih yang lebih dari kecupan aja pernah masa cuma cium disebut jorok" jawabnya dengan santai

"Tadi telfon dari siapa?"

"Dari orang rumah, kasih kabar kalo ibu sakit nanti aku pulang ya mau jenguk ibu"

"Aku ikut" ujar Lena sambari bangkit dari tidurnya yang membuat Arhan terfokus kearah dada perempuan tersebut. Bagaimanapun juga Arhan kini tergoda untuk melakukan penyatuan kembali.  Puncak dada Lena terlihat jelas dari balik baju.

"Boleh ya aku ikut? Aku dokter kok pasti dibutuhkan disana" tanya Lena yang tidak mendapatkan jawaban dari Arhan lelaki itu fokus kepada hal lain.

"Han"

"Arhan" tidak ada jawaban sampai akhirnya Lena merasakan sebuah remasan pelan didadanya belum lagi tatapan mata Arhan yang tidak biasa.

"Aduh ini bisa-bisa dihajar lagi" batin Lena panik saat menyadari Arhan yang sudah mulai merangkak ketubuhnya bahkan kini tubuh Lena sudah terlentang diatas ranjang dengan Arhan yang berada diatasnya.

"Aku ada pasien" elak Lena berusaha melepaskan diri dari kukungan sang suami.

"Masih ada dokter lain sayang kalo aku tidak bisa digantikan dengan yang lain selain kamu sayangku" bisiknya sembari mencium pucuk telinga Lena hal tersebut membuat Lena bergerak tidak nyaman dibawah Arhan. Godaan-godaan terus Arhan berikan sampai akhirnya Lena menyerah mengeluarkan desahan yang membuat Arhan tersenyum menang dibaliknya. Tidak bisa ditolak ataupun menghindari keduanya kembali melakukan apa yang tadi malam mereka lakukan.

"Ini baru pagi yang luar biasa" bisik Arhan seusia keduanya mengalami pelepasan.

"Hem, kirain kamu tadi malam minta lagi ternyata engga" balas Lena sembari mengatur nafas

"Kamunya aja aku raba-raba gak bangun ya aku lebih baik menahan diri gak maulah main sama orang tidur, kamu kayanya kemarin juga capek banget"

"Iya capek nunggu kabar dari orang tapi gak ada kabar sampe malam" sendirinya yang membuat Arhan terkekeh pelan.

"Cieee nungguin" godanya yang membuat Lena semakin mempertajam tatapan matanya.

"Dahlah mau mandi" ketusnya sembari melepaskan diri dari dekapan Arhan.

Brondong Idola || Pratama Arhan (18+) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang