23' Bertemu

2.5K 124 3
                                    

Apa kabar mantan? Eh
.
Salah maksutku, apa kabar pembacaku yang budiman?
.
Ini tadi ngetik langsung publikasi tanpa ketempat koreksi dulu.
.
Mohon ditandai typo ya 🙃
.

Berita Lena yang hamil namun tidak diketahui siapa suaminya sangat menghebohkan bahkan tak sedikit yang melakukan gosip didepannya secara terang-terangan. Tidak ada pilihan lain demi menjaga diri dan juga kandungannya Lena memilih untuk cuti sebagai dokter di rumah sakit. Kehamilan Lena menjadi kebahagiaan dan juga kesedihan tersendiri bagi keluarganya.

"Kamu beneran gak akan memberi tahu Arhan?" Berulangkali Lano dan juga Bram bertanya. Kini mereka tengah berada dimobil menuju ke pengadilan untuk sidang perdana perceraian Lena dan Arhan.

"Tidak, aku tidak ingin membebani dia" tekat Lena sudah bulat.

Didalam persidangan tidak terlalu ramai hanya ada beberapa mahasiswa hukum tingkat akhir yang tengah mencari bahan skripsi. Sejujurnya Lena berharap Arhan datang namun pada kenyataannya Arhan tidak ada hanya diwakili oleh kuasa hukumnya, sedangkan Lena didampingi oleh Lano dan juga Bram.

Persidangan berjalan dengan baik pihak Lena menyetujui perceraian ini dan menerima gugatan yang pihak Arhan layangkan.

"Pak hakim, pihak kami ingin menunda gugatan cerai ini karena kami mendapatkan laporan bahwa tergugat tengah mengandung" ucap kuasa hukum Arhan yang membuat Lena terkejut darimana lelaki itu tau. Bahkan tanpa sadar Lena menatap kuasa hukum Arhan lebih lama.

"Bagaimana bisa mereka tau?" Gumam Lena yang membuat Lano dan juga Bram segera menggenggam tangannya.

"Jujur saja kita kalah telak" bisik Lano dan juga Bram

"Apakah itu benar pihak tergugat?" Hakim bertanya kepada Lena yang

"Iya" tidak ada pilihan lain Lena menyetujui ucapan itu

"Karena tergugat tengah hamil maka persidangan ini akan digelar kembali seusai tergugat melahirkan" keputusan hakim akhirnya

"Biarkan om yang bilang ke mereka tentang ini, 9bulan menunda persidangan kedua terlalu lama tapi di agama kita tidak mengizinkan perceraian dalam kondisi hamil" keluh Bram tanpa mendapatkan respon dari Lena maupun Lano.

"Lena pamit ke kamar dulu" ucap lena kepada semua orang yang ada di ruang tamu. Tanpa menunggu jawaban Lena lantas masuk kedalam kamar yang ada di lantai bawah.

Lena mengunci pintu kamar serta menyandarkan tubuhnya disana dia lelah dan bingung harus bagaimana. Tanpa direncanakan Lena menangis terisak menumpahkan kesedihannya.

Jujur saja Lena bukanlah wanita kuat seperti sikapnya yang keras kepala, setiap malam dia selalu overthinking memikirkan bagaimana nasip anaknya nanti, bagaimana kehidupannya nanti. Jika saja bisa dia masih ingin bersama Arhan merasakan kehangatan sebuah keluarga membesarkan anak mereka bersama.

"Aku masih butuh kamu" guman Lena ditengah-tengah isak tangisnya.

"Siapa suruh kamu keras kepala?" ucapan dari seseorang yang Lena hafal betul suaranya.

"Kamu kok bisa disini?" Tanya Lena dengan panik bahkan hampir saja dia terjatuh karena berdiri tergesa-gesa mengakibatkan gamisnya terinjak.

"Hati-hati kamu hampir aja jatuh" bisiknya yang dengan cekatan menarik Lena kedalam dekapannya. Memeluk erat tubuh perempuan itu sembari mencium aroma parfum yang selalu dia rindukan.

"Arhan lepas, kita sudah bukan mahram lagi"

"Kamu masih istriku apa kamu lupa keputusan hakim yang menundu perceraian kita" Arhan menatap Lena dengan tatapan penuh damba dan juga penuh hasrat kerinduan.

Brondong Idola || Pratama Arhan (18+) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang