10' Harus mengucapkan apa?

3.8K 159 10
                                    

Semenjak sang kakek sadar, dimana seusai Lena dan Arhan Terciduk oleh Lano, sepasang suami istri tersebut belum kembali bertemu. Lena yang sibuk di rumah sakit sedangkan Arhan berada di Makassar. Ada laga yang harus Arhan jalani mungkin butuh waktu satu Minggu baru bisa kembali ke Semarang. Biasanya away di Surakarta atau di Bali tapi kini sudah bisa ke Makassar dan beberapa kota lainnya di Indonesia. Itu terjadi karena kasus covid sudab mulai melandai.

"Len" panggil Hans yang membuat Lena menatap lelaki tersebut.

"Kenapa?"

"Nanti nobar yok liga satu nih psis Semarang sama Barito putera nih" ucap Hans yang membuat Lena tertarik

"Boleh deh" jawabnya sembari mendekati Hans untuk menonton bersama melalui laptop lelaki tersebut. Masih 30 menit sampai babak pertama dimulai.

"Gue mau pesen ayam goreng kalian mau gak?" Tanya Wulan yang diiyakan oleh Hans dan Lena.

"Pas banget ya babak pertama dimulai ayamnya datang" ucap Hans sembari mencomot paha ayam

"Eh suami mu main Len" beritahu Wulan yang membuat Lena segera menatap layar tersebut. Benar saja suaminya bermain disana.

"Semoga sampai laga ini berakhir tidak ada panggilan dari UGD" gumam Lena yang membuat kedua temannya menatap perempuan tersebut horor. Bahkan Wulan menelan ketang tanpa dikunyah terlebih dahulu.

Tit tik, drett drett

Bunyi telfon ruangan staf dan juga ponsel mereka berbunyi secara bersamaan. Yang Lena takutkan akhirnya terjadi.

"Ah sial" teriak Hans sembari menutup laptop, sedangkan Lena menjawab panggilan telfon ruangan.

"Ini gara-gara Lena" teriak Wulan dengan kesal sembari berlari menuju UGD karena semua dokter jaga dibutuhkan disana.

Ketiganya berlagi sembari memakan ayam goreng yang tadi sempat mereka pesan.

"Maaf terlambat" ucap ketiganya kepada ketua dokter bagian UGD.

"Saya mengumpulkan kalian disini karen ada kecelakaan di Tol yang tidak jauh dari sini dan korbannya adalah Staf Kedutaan besar Singapura untuk Indonesia saya harap tim UGD bisa bekerja semaksimal mungkin dan juga segera melobi setiap dokter spesialis yang pasien butuhkan untuk segera bersiap" perintahnya yang membuat dokter sedikit tegang.

"Siap dok" jawab mereka semua dengan serentak kemudian pergi kepos masing-masing untuk kembali bekerja.

Rombongan pasukan berbaju resmi atau mungkin tim pengawal datang ke rumah sakit. Meskipun korban adalah tim kedutaan tapi tim pengawal tersebut sepertinya orang Indonesia asli.

"Kami harap UGD ditutup sampai pemeriksaan Mr Daniel selesai dilakukan" permintaan ketua Pengawal tersebut kepada Dr Cahyo selaku ketua UGD.

"Tidak, kami akan tetap membuka UGD karena rumah sakit kami merupakan rumah sakit yang bertujuan untuk masyarakat, dan hanya rumah sakit ini yang terdekat dengan jalan Tol" tolak Lena dengn tegas.

"Kami berbicara dengan ketua UGD bukan kepada dokternya, bukankah seharusnya dokter mengikuti perintah ketua UGD" sinis seorang wanita yang berpakaian resmi. Mungkin perempuan tersebut memiliki jabatan lebih tinggi karena saat perempuan tersebut datang tim Pengawal menundukkan kepala memberi hormat.

"Saya pewaris resmi rumah sakit ini" jawab Lena dengan tegas.

"Kami tidak akan menutup UGD tim dokter segera bersiap ke lobi karena Pasien sudah dekat dengan rumah sakit" teriak Bram yang menyelamatkan Lena tanpa banyak bicara Lena segera berlari.

Saat ambulan datang Lena dan hans segera maju ke depan dan juga mulai meraih bangkar pasien.

"Bagaimana keadaan pasien?" Tanya Lena sembari membantu paramedis mendorong bangkar tersebut

Brondong Idola || Pratama Arhan (18+) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang