7' Hari yang panjang

3.5K 151 5
                                    

Pernikahan Lena dan Arhan akhirnya terlaksana dengan wali nikah Lano selaku kakak kandung dari Lena. Broto hanya memantau dari video call. Bahkan dari pihak Arhan yang datang hanya keluarga inti saja. Tidak ada teman-teman yang tau dari pernikahan mereka semuanya serba rahasia bahkan untuk mengurus berkas saja mereka harus memberikan sedikit ampau kepada petugas agar tetap menjaga rahasia. Bagaimana mungkin pemerintah berhasil melakukan pemberantasan korupsi jika diberikan ampau petugasnya masih menerima meskipun bergaya tidak mau hilih.

"Len kamu langsung ke rumah sakit?" Arhan bertanya kepada Lena seusai menandatangani buku menikah mereka.

"Iya" satu kata yang membuat Arhan kehilangan arah perbincangan.

"Nih cewek kalo balik tanya misal (iya han kamu mau ikut?) Gitu apa gak bisa sih? Ampun dah punya bini cuek amat" batin Arhan mengutuk Lena didalam hatinya. Baru juga 20 menit menikah sudah menyebalkan dasar wanita.

"Aku ikut ya?" Tanya Arhan sembari berjalan beriringan dengan istrinya

"Silahkan" Jawab Lena sembari memasukkan buku nikah mereka kedalam tas dan mengeluarkan kunci mobil yang langsung direbut oleh Arhan. Dia akan mengemudi dan nanti menyalakan musik dengan kencang didalam mobil.

Ekspresi memang beda dengan realita kalimat tersebut sangat cocok diberikan kepada Arhan. Niat hati akan menyalakan musik dengan kencang namun lihatlah dia justru diam kesepian didalam mobil karena Lena tidur dengan nyenyaknya tanpa memperdulikan jika suaminya itu ingin mengobrol seperti pengantin baru pada umumnya.

"Bagaimana pun caranya, aku harus bisa membuat Lena tidak bisa lepas dan bucin sama aku" tekad Arhan sesekali melirik wajah Lena yang terlihat lucu bahkan mulutnya sedikit terbuka tidurnya benar-benar nyenyak.

Sesampainya di rumah sakit Sepasang pengantin baru tersebut bergegas memasuki ruangan rawat Broto. Di sana sudah ada beberapa keluarga yang lain. Bahkan keluarga Arhan pun sudah disana.

"Kalian kemana saja? Lama bener" omel Lano yang membuat Lena segera menatap tajam Arhan. Dia kesal bagaimana mungkin Arhan membawa mobil tanpa tujuan yang menyebabkan mereka berputar-putar.

"Meyakinkan diri kalo aku udah jadi suami" jawab Arhan seadanya tak mungkin bukan dia akan menjawab, karena aku tidak tega membangunkan istriku yang tengah terlelap begitu damainya, bisa rusak dunia persilatan jika mengeluarkan jawaban seperti itu.

"Mana?" Tagih Broto yang membuat keduanya saling pandang bingung memahaminya

"Apa?" Tanya Arhan dan Lena dengan serentak

"Buku nikah kalian mana, takutnya kakek hanya ditipu" mendengar ucapan Broto baik Arhan maupun lena menghela nafas dan geleng-geleng kepala.

"Ini" tak ingin bertengkar atau berdebat lena segera menyerahkan buku nikah kepada sang kakek yang langsung dicek sebelum akhirnya diberikan kepada Bram.

"Simpan ini Bram, kalo has operasi nanti buruk tolong jangan izinkan mereka bercerai apapun yang terjadi harus tetap bersama, oh iya Arhan segera pindahkan barang-barang kamu dari asrama menuju rumah utama harus satu kamar dengan lena" perintah broto dengan tegas

"Baik kek" Arhan mengiyakan saja karena tim dokter sudah masuk kedalam ruangan untuk melakukan segala persiapan operasi jantung.

"Kami akan mengawasi kakek" tutur Lena sembari memberikan kecupan kepada sang kakek yang diikuti oleh lano dan istri serta arhan sedangkan yang lainnya hanya melakukan jabat tangan.

Satu jam menunggu operasi bahkan lena dan lano terus berdiri memantau proses operasi dari kaca penghubung khusus VIP yang menyaksikan operasi anggota keluarganya.

Brondong Idola || Pratama Arhan (18+) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang