12' Dinginnya Arhan

3.9K 160 9
                                    

Satu Minggu semenjak pertengkaran di pagi itu, Arhan belum juga kembali pulang kerumah hal tersebut sukses membuat Lena uring-uringan tidak jelas. Kalo kata anak jaman sekarang dia tengah terserang GEGANA (Gelisah Galau dan Merana).

"Len makan yuk" Wulan memasuki ruangan bersama dengan Hans ajakan tersebut dibalas gelengan kepala oleh Lena. Dia tidak nafsu makan entah mengapa dia kangen segala tipu daya yang Arhan berikan. Betapa kejamnya lelaki itu setelah menikmati tubuhnya mengambil keperawanannya kinu justru tidak ada kabar kalopun datang ke Rumas Sakit untuk menjenguk kakek pasti mengambil waktu saat Lena sibuk dengan pasien. Sungguh menyebalkan tapi kok kangen.

"Ngelamun mulu, lo kenapa sih?" Sentak Hans yang gemas akan tingkah sahabatnya ini.

"Kangen Arhan" ceplos Lena tanpa sadar

"Lah bukannya tiap hari ketemu" heran Wulan bagaimana mungkin jika Arhan yang tidak ada jadwal pertandingan keluar kandang tapi Lena kangen.

"Dia gak pulang, satu Minggu kemarin kita berantem eh dianya gak ada kabar padahal biasane sehari telfon, chat atau minta pap ini itu, ah bodo lah" curhat Lena yang diakhiri dengan teriakan frustasi terlihat jelas jika dia tengah berperang dengan dirinya sendiri.

"Gue gak tau permasalahan kalian kaya gimana, tapi kalo lo bikin salah ya harusnya lo dong yang memiliki inisiatif untuk bertemu dengan dia terlebih dahulu" nasehat Hans yang belum sempat Lena jawab sudah mendapatkan telfon dari ponselnya.

Tertulis nama Lano di sana.

"Aku angkat dulu" pamit Lena yang diiyakan oleh kedua sahabatnya.

"Apa bang?" Tanya Lena sembari bersandar di tembok dekat lift dia menunggu lift tersebut terbuka

"Kalo ga sibuk naik gih Xendera kangen kamu" pintanya yang membuat Lena tersenyum.

"Iya ini di depan lift" jawabnya sembari tersenyum kecil bersiap akan masuk kedalan lift saat pintu terbuka. Lena sedikit terpaku saat melihat Arhan yang berdiri dihadapannya mengenakan pakaian santai tak lupa topi serta alat yang biasa dia gunakan untuk mendengarkan musik.

"Dok gak masuk?" Tanya salah satu perawat yang membuat Lena akhirnya tersadar dan segera masuk kedalam. Berulang kali dia menahan diri untuk tidak membalikkan badan dan memeluk erat tubuh suaminya.

Keduanya keluar di lantai yang sama Arhan terus berjalan tanpa memperdulikan Lena seakan-akan keduanya tidak saling kenal. Sebelum akhirnya Arhan berhenti dan berbalik badan yang membuat Lena menabrak dada bidang lelaki tersebut.

"Sesuai kesepakatan jangan sampai ada yang tau kalo kita tidak berbicara beberapa hari ini dan juga kalo saya tidak pulang ke rumah utama" ucapnya dengan dingin sembari mundur satu langkah dan menarik tangan Lena memasuki ruang inap sang kakek.  Mengabaikan Lena yang masih shok tak menyangka akan perubahan gaya bicara Arhan.

Saya?
Saya?

Dingin?
Dingin?

Hah!
Suamiku benar-benar sedang marah besar!

Batin Lena terus berperang tak menduga akan sesakit ini bertengkar dengan Arhan.

"Akhirnya kalian datang bersama juga" sapa Kakek dengan riang yang membuat Lena tersenyum dengan terpaksa sedangkan Arhan tersenyum lembut.

"Iya kek kami datang bersamaan kebetulan Lena hari ini gak sibuk" jawab Arhan masih tersenyum yang meneduhkan ah Lena kangen senyum itu.

Brondong Idola || Pratama Arhan (18+) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang