20' Maaf dan Terimakasih

3.9K 139 8
                                    

Seusai pergulatan mereka baik Arhan maupun Lena tidak ada yang kembali tidur melainkan saling berpelukan satu sama lain.

"Laper tapi males gerak mana udah enak lagi" ucap Arhan mengakhiri keheningan diantara keduanya

"Aku masak dulu deh" mendengar ucapan istrinya, Arhan segera mengeratkan dekapannya membuat Lena semakin susah melepaskan diri

"Kita makan di luar aja deh, sekaligus jalan-jalan melihat keramaian kota, tiap hari liat gunung sama orang-orang bercocok tanam jenuh juga" tawa Lena terdengar dengan begitu riang saat Arhan menyampaikan keluhannya.

"Justru asri loh pemandangan kaya gini itu"

"Kamu dari kecil gak pernah lihat pemandangan kaya gini sih Yang, makanya bisa ngomong gitu coba kalo kamu dari kecil itu kaya aku hidup di kampung pasti ya merasa bosen juga pemandangan sehari-hari kaya gitu"

"Yaudahlah aku ngalah, kita mandi habis itu ke kota sekalian kita beli bahan-bahan kebutuhan banyak yang habis" ucap Lena yang membuat Arhan tersenyum dengan manis bahkan melepaskan pelukannya

Tanpa mengatakan apapun Lena segera memasuki kamar mandi yang membuat Arhan ngomel tidak terima dia ingin mandi bersama dengan istrinya. Namun, apa daya perempuan itu tetap berada didalam kamar mandi seakan-akan tidak mendengar omelnya.

"Aku sudah selesai" setelah setengah jam Lena akhirnya keluar dan menatap Arhan yang cemberut.

Kekesalannya begitu besar Arhan segera meraih handuk dan Memasuki kamar mandi meninggalkan Lena yang geleng-geleng kepala.

"Makin manja kaya bocah" gumam Lena sembari berjalan kearah meja rias untuk mempercantik diri.

Drett drett

Ponsel Lena bergetar yang menandakan ada telfon masuk setelah satu Minggu lebih tidak ada yang mencarinya kini ponselnya menandakan kehidupan.

"Assalamu'alaikum bang" sapa Lena kepada Lano yang menghubunginya.

"Waalaikumsalam, masih di kampung dek? Bisa pulang gak?" Tanyanya yang membuat pikiran Lena kemana-mana

"Ada apa bang? Ini Lena sama Arhan mau ke kota"

"Ibunya Arhan di bawa ke rumah sakit tempat kamu kerja, permintaannya masih sama"

"Lena sama Arhan pulang hari ini bang" jawab Lena dengan mantap sebelum akhirnya sambungan telefon keduanya berakhir. Tidak ada waktu untuk memikirkan atau mengasihi dirinya Lena lantas bergagas membereskan semua barang-barangnya yang bisa dia bawa hari ini untuk yang lain bisa dia bawa lain kali. Baju-baju sederhana yang setiap hari mereka gunakan tidak Lena bawa melainkan hanya baju-baju yang bagus tak lupa Lena pun menyiapkan baju untuk Arhan pakai pulang.

Bahkan Lena berlari ke dapur untuk membersihkan kulkas dan juga memasukan baju kotor kedalam mesin cuci. Pokoknya dia harus membereskan semuanya karena dia tidak tau kapan akan kembali lagi kesini bisa saja nanti saat dia kembali Arhan tidak lagi menjadi suaminya.

"Katanya mau makan di luar?" Tanya Arhan yang memasuki dapur membuat Lena menoleh dan tersenyum, suaminya selalu mengenakan apapun yang dia siapkan tanpa protes.

"Kita langsung pulang aja nanti gak usah kembali ke sini, ibuk kamu masuk rumah sakit" beritahu Lena masih sibuk membersihkan kulkas

"Kalo kita pulang berarti perpisahan kita sudah didepan mata" mendengar apa yang dikatakan Arhan membuat Lena menghentikan kegiatannya dan menoleh menatap suaminya yang juga tengah menatapnya

Brondong Idola || Pratama Arhan (18+) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang