28' Kebersamaan

2.9K 138 4
                                    

Lena sibuk menggendong Lehan yang merengek karena demam. Sesekali Lena melirik jam yang menunjukkan pukul 3 dini hari. Tidak mungkin dia membangunkan asistennya apalagi membangunkan kakek.

"lekas Sehat ya nak, katanya mau main sama ayah" bisik Lena sembari membelai punggung putranya. Ingin rasanya Lena menangis merasakan perasaannya yang berantakan karena menginginkan Arhan disisinya berkeluh kesah dengan dirinya atau sekedar menggantikan menggendong Lehan. Atau memberikan pelukan untuk menguatkan Lena.

Tok tok

Lamunan Lena buyar saat mendengarkan pintu kamar hotel nya diketuk.

"Siapa sih malem-malem ngetuk pintu, ya tuhan semoga bukan fansnya Arhan yang mau nyulik gue" gumam Lena sembari mendekati pintu dan membukanya.

"Lehan gimana?" Pertanyaan pertama yang keluar saat Lena membuka pintu, tidak disangka tidak diduga Arhan ada didepannya.

Arhan segera masuk kedalam kamar saat melihat Lena yang terdiam dan terkejut. Terlihat jelas diwajah perempuannya lelah dan juga mengantuk. Tadi sore baru mendarat dari bali dan kini harus begadang sembari menggendong putranya.

"Maaf ya aku baru buka pesan kamu jam 23 tadi, terus nyariin hotel kamu yang bikin lama" sesal Arhan uang membuat Lena tersadar dari keterkejutannya.

"Kamu tau aku disini dari siapa?"

"Tadi ternyata sama Hans, sini biar aku aja yang gendong kamu tidur gih" Arhan lantas menggendong Lehan yang membuat balita tersebut merengek sebentar. Dengan nalurinya Arhan mengusap punggung Lehan sembari bersenandung kecil menidurkan kembali putranya.

"Tidur gih" Arhan menoleh kepada Lena yang masih terbengong seakan-akan mencerna apa yang terjadi.

"Istirahat sayang" bisik Arhan sembari mendekatkan tubuhnya untuk memberikan kecupan di kening Lena.

"Kamu gak tidur?" Tanya Lena dengan wajah memerah dia malu dan jantungnya berdetak tak taruhan, salahkah jika dia baper karena Arhan?

"Kalo aku tidur Lehan bakalan kebangunan ini aja tubuhnya masih anget" jawab Arhan dengan pelan takut menganggu tidur putranya.

"Yaudah aku tidur dulu nanti gantian" pamit Lena sembari menarik selimut menutupi tubuhnya sampai dada.

Arhan tersenyum melihat Lena yang terlelap diatas ranjang serta Lehan yang juga tertidur didekapnya. Lelah berdiri Arhan duduk di ranjang bersandar didipan dengan Lehan yang terlelap dengan damai didekapnya.

"Alhamdulillah Terimakasih yaallah kau menjawab doaku" batin Arhan sembari menatap Lena yang terlelap disampingnya dengan pelan Arhan memindahkan anak rambut yang menutupi wajah cantik Lena. Selama perpisahan mereka bisa menatap wajah tidur Lena dan menggendong putranya hanyalah sebuah khayalan semata. Tak ingin menyesal karena kesempatan tidak datang dua kali Arhan meletakkan Lehan disisi Lena dan untung saja putranya tidak merengek atau terganggu. Arhan juga ikut bergabung merebahkan diri dan meraih ponsel dia melakukan selfi bagaikan keluarga kecil yang berbahagia. Andai saja perpisahan itu tidak ada sudah jelas keluarga cemara mereka sandang sekarang.

"Kalo tidur gini kalian mirip banget, mulutnya kebuka" gumamnya terkekeh geli. Tangan kirinya kembali terulur untuk merapihkan rambut Lena yang menutupi wajah cantik wanita itu.

Adzan berkumandang Arhan terbang dari tidurnya ah lebih tepatnya dia ketiduran. Dengan pelan Arhan bangkit dari kasur untuk pergi kekamar mandi.

"Len, bangun sholat Subuh" ujar Arhan sembari menepuk lengan mantan istrinya.

"Aku menstruasi" gumam Lena menjawab Arhan dengan mata terpejam. Arhan menghela nafas gagal sudah berjamaah dengan Lena.

Tidak ada yang Arhan lakukan seusai sholat subuh, melihat Lehan dan Lena yang masih terlelap membuat kantuk yang Arhan rasakan kembali hadir tidak ada pilihan lain Arhan pun bergabung dengan dua kesayangannya dialam mimpi. 

Brondong Idola || Pratama Arhan (18+) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang