17' Maaf

2.9K 145 10
                                    

Sambil baca tolong typo ditandai.
Di bawah sendiri ada cuhatan saya abaikan saja gak penting.

Arhan terkejut dan juga takut secara bersamaan Lena adalah perempuan paling realistis yang dia pahami. Mengatakan tentang Lena membuat Arhan lantas tersadar jika istrinya juga ada di ruangan ini.

"Kamu cari apa Han?" Tanya Viona saat melihat Arhan seperti mencari sesuatu.

"Ah sialan" Arhan segera melangkahkan kakinya keluar dari dapur namun belum sempat keluar dari ruangan tersebut lengan Arhan sudah lebih dulu dipegang oleh Viona.

"Lepas" seru Arhan dengan dingin

"Aku minta maaf, aku tau kalo aku salah tapi aku tidak bisa melepaskan kamu dari bayang-bayang ini, Han aku mohon kasih aku kesempatan satu kali saja" mendengar permohonan dari perempuan yang bertahun-tahun mengisi hati dan juga hari-harinya membuatnya tak tega. Arhan menoleh dan melepaskan tangan perempuan tersebut dari lengannya.

"Aku sudah memaafkan kamu, seharusnya aku yang meminta maaf tidak bisa membalas segala yang kamu lakukan di masa susahku dulu, terimakasih telah setia mendengarkan keluh kesahku kala itu" Arhan berujar sembari memberikan senyuman yang mampu meluluhkan hati perempuan manapun.

"Ayo kita memulai semuanya dari awal lagi Han" permasalahan percintaan Arhan dan Viona memang seperti ini putus nyambung tapi kali ini tidak ada kata sambung kembali karena Arhan sudah memiliki wanita sempurna dan juga memberikan kebahagiaan untuknya.

"Maaf aku gak bisa" tolak Arhan dengan lembut

"Kenapa?"

"Hati ku sudah ku titipkan ke wanita yang mungkin saja kini menahan kecemburuannya dengan senyum terbaik yang dia miliki" ujar Arhan sebelum akhirnya keluar dari dapur dan segera mencari istrinya.

"Ngapain duduk disini?" Lena menoleh saat mendengarkan sebuah pertanyaan dari ayah mertuanya.

"Lena menganggu bapak?" Tanya Lena spontan berdiri

"Enggak, udah duduk aja di dalam rumah rame banget" ucapnya yang membuat Lena setuju

"Bagaimana kabar bapak?" Lena bertanya kepada sang ayah mertuanya

"Alhamdulillah ya seperti ini Len, meskipun bapak sehat tapi ya belum bisa bekerja, terimakasih ya Len kamu sama Arhan selalu memberikan kami uang" ujar Sutrisno

"Gapapa pak, Sudah kewajiban kami"

"Maafin ibunya Arhan ya Len, kamu pasti merasa sakit hati sekali dengan ucapan beliau, maaf juga bapak tidak bisa membela kamu"

"Gapapa pak, semua ibu pasti akan bersikap seperti itu saat putra kebanggaannya menikah dipaksa wanita yang lebih tua dan juga jauh dari yang beliau harapkan" jawab Lena dengan lembut.

"Bapak tidak tau harus berkata apa, yang jelas bapak merasa bersalah bagaimana pun juga kamu juga seorang anak kebanggaan keluarga" Sutrisno tersenyum sembari mengelus kepala Lena seperti seorang ayah kepada anaknya.

"Dok, infusnya ibunya Arhan sudah mau habis" beri tau keponakannya Arhan yang sendari tadi menemani sang ibu mertua.

"Iya, Lena masuk dulu ya pak"

"Iya, Len bapak berpesan jangan dengarkan omongan orang lain tapi dengarkanlah kata hati kamu" ucapnya yang dibalas anggukan kepala oleh Lena.

Selama berjalan memasuki kamar sang ibu mertua, Lena berfikir apa benar jika dia mendengarkan kata hatinya semua akan baik-baik saja. Bagaimana jika justru memperburuk keadaan.

"Assalamu'alaikum" ucap Lena sembari memasuki ruangan di sana ada Arhan dan juga mantan kekasihnya. Terlihat akrab dengan sang ibu mertua bahkan diterima dengan baik berbeda dengan dirinya yang tidak mendapatkan respon apa-apa kecuali sikap dingin.

Brondong Idola || Pratama Arhan (18+) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang