Tidak ada yang komen satu pun di chap sebelumnya 😨
Saya jadi sedih 😦😞
Btw, mau aku up 4 hari sekali atau 7 hari sekali? Gak ada komen saya gantung ni book. G bercanda. Tapi gak tau kedepannya.
.
.
.
Note: seperti biasa.
Mari kita skip malamnya.
"Are..." (Name) yang sedang begadang membuka hp nya dan ada pengumuman bahwa kelas 1 & 2 diliburkan.
"Hah! Kelas 3 masa ujian?! Belum genap sebulan loh!"
(Name) langsung tidur agar esoknya tak lelah.
Pagi hari (Name) bangun seperti biasa. Mandi, [rutinitas kalian], dan terakhir menyiapkan sarapan.
Saat (Name) menyiapkan makanan dia lupa untuk memanaskan mobilnya.
Karena aroma masakan sangat lezat, sebagai pecinta makanan, Osamu terbangun dan tergiur untuk makan.
Osamu yang masih menikmati makanannya dikagetkan oleh (Name) yang berada di depan pintu dengan wajah shook.
"YA AMPUN OSAMU! ITU SARAPAN KU!"
"(Name) Nee? G-gomen! A-aku lapar..."
"Kan jatahmu ada di— ah! Jam 8-30!"
(Name) berlari keluar rumah bergegas berangkat menghiraukan perutnya yang berisik.
Osamu kini sedang duduk sambil mengaduk aduk mie instan di depannya.
"(Name) Nee marah kepadaku?...."
.
.
.
"H-hah- hah- fhyuh- masih sempat—" (Name) menjatuhkan tubuhnya ke kursi.
"Wah— kau kelihatan sangat kelelahan, (Name) Chan?"
"Iya, aduh- pinggang ku!"
"(Name) Chan jompo!" Olok salah satu temannya.
"BANGSAT!"
"EH? Apa artinya, (Name) San?"
"Artinya benar."
"Oh! Tapi kenapa mengatakan dengan keras?"
"Marah."
"..."
.
.
.
Sudah 3 dari 3 mapel yang kerjakan. Hanya menunggu bel untuk keluar kelas. (Name) terus mengaduh tentang perutnya yang semakin sakit.
"S-Sakit..." Suaranya begitu kecil, bahkan nyaris didengar, tapi yang namanya tuan perfect, tentu Shinsuke mendengarnya.
"(Name) San? Daijobu?"
"H-hah? Entahlah?, haha."
Tes... Darah segar mengalir dari hidung (Name). Shinsuke kaget membulatkan matanya.
"Mimisan!"
Guru yang melihat (Name) mimisan menyuruh (Name) pergi ke UKS. Shinsuke menawarkan dirinya karena ia sudah selesai mengerjakan.
.
.
.
(Name) duduk sambil mendongakkan wajahnya agar darah berhenti mengalir.
"(Name) San, kalau kau sakit kenapa memaksakan?"
"Bukan sakit, aku tak merasa kesakitan."
"Astaga- apa kau belum minum obatmu?"
(Name) tersentak. Lalu kembali biasa karena ingat bahwa Shinsuke pernah melihat nya membeli obat 'itu'.
"Uhm- sepertinya aku tak tau akan kumat."
Shinsuke duduk di samping sambil memegangi pundak mu.
"Kau... Sebenarnya punya penyakit apa, Miya (Name)?"
"Lupa."
"Jangan bohong."
"Aku memang lupa!"
"(Name)!"
"Astaga! Karena terlalu sering menkonsumsi obat, aku jadi pelupa!"
"....oh..., Seingatku obat seperti itu untuk orang yang sedang Depresi?"
"Aku tidak depresi, obat itu aku beli karena butuh, ck."
"Maaf."
"Maaf mulu, traktir kek, sekali kali."
"Baiklah, ayo."
"..Hah?"
Setelah (Name) diobati, mereka berdua kini berada di kantin.
"Bentar.... Ini... Mbolos?" Pikir (Name).
"Bukan membolos, kita kan sudah selesai ujian." Ucap Shinsuke yang menyadari gelagat (Name)."Eh, iya juga."
Karena waktu nya untuk makan siang dan belum sarapan. (Name) langsung memesan 4 onigiri, 2 kotak susu dan 3 puding. Tenang (Name) membeli pakai uang sendiri, kecuali untuk susunya.
Shinsuke hanya membeli 1 onigiri dan 1 air putih.
Saat asik memakan, Shinsuke memperhatikan (Name) sangat lekat. Yang diperhatikan mulai risih.
"....Shin?, KITA SHINSUKE!"
"....hah?"
"Astaga—"
.
.
.
.
TBC-
KAMU SEDANG MEMBACA
Temporary Mother || Miya Twins
Fanfiction"Jadi...aku disini hanya untuk mengurus mereka atau bisa dibilang menjadi babu gitu?" (Name) "Ya, itu bahasa kasarnya, ku mohon (Name)" "Si anjir..." (Name) Apakah seorang Miya (Name) sanggup mengurus si Miya Kembar? Ikuti kisah kami!