"Jadi...aku disini hanya untuk mengurus mereka atau bisa dibilang menjadi babu gitu?" (Name)
"Ya, itu bahasa kasarnya, ku mohon (Name)"
"Si anjir..." (Name)
Apakah seorang Miya (Name) sanggup mengurus si Miya Kembar? Ikuti kisah kami!
(Name) lelah karena perjalan Jakarta - Sendai memerlukan waktu setengah hari, akhirnya (Name) memilih untuk tidur.
"(NAME)!"
"(NAAAAMEEEEE)!"
"Aduh, ini anak.... Osamu, tolong panggilkan (Name) ya, dan panggil dia Nee San."
"Ha'i"
Osamu berjalan menuju kamar mu, pintu tak tertutup rapat, hanya tertutup 3/4 nya. Osamu membuka pintu perlahan memperlihatkan sesosok gadis tengah tertidur lelap.
"Dia bisa tidur padahal masih pakai masker.." gumam Osamu.
"Nee San, waktunya makan malam."
(Name) terbangun, karena dia tipe orang yang mudah terganggu. Mengerjap kan mata beberapa kali lalu mengangguk sebagai jawaban.
(Name) melepas maskernya lalu berjalan ke lantai bawah. (Name) langsung di sambut oleh Ibu Si kembar.
"Ara ara (Name) Chan, kumpulin nyawa dulu nanti kamu jatuh gimana?"
(Name) mengangguk angguk kecil memberi kesan imut kepada semuanya tak terkecuali Miya Kembar.
"Ittadakimasu."
"Selamat makan."
Osamu dan Atsumu saling pandang sedangkan Orang tua mereka hanya terkekeh.
Semua makan dengan tenang, tumben kembar tenang? Entahlah.
Makan malam sudah selesai, (Name) bangun sambil mengambil piring piring kotor lalu pergi mencucinya. Sudah menjadi kebiasaan (Name) kalau habis makan langsung mencuci piring.
"Atsumu, Osamu kemari." Ayah
"Jadi, nanti kami bakal berangkat, selama setahun lebih kalian harus bisa hemat, (Name) akan mengatur keuangan yang akan Okaa San beri setiap bulan, jangan membuat nya cape ingat?"
Miya kembar mengangguk. Ayah kembar tersenyum lalu mempersilahkan Ibu kembar memberikan nasihat yang panjang lebar kali tinggi kepada anaknya.
Tak lama (Name) memanggil menggunakan klakson mobil, Osamu dan Atsumu mengantar Ayah ibunya sampai keluar rumah.
Di dalam hati Osamu dia terkesima karena (Name) bisa mengendarai mobil bahkan memiliki mobil dengan uangnya sendiri. Sedangkan Atsumu? Dia iri karena tak boleh naik mobil.
(Name) turun dari mobil dan membantu memasukan koper koper milik kakak dan iparnya. Setelah semua barang sudah siap maka (Name) menancap gas mobilnya dengan kecepatan rendah.
"Mentang mentang mobil sendiri, seenaknya ngelarang kita masuk."
"Tapi mobilnya juga sesak dengan koper, Tsumu..."
"Terus! Terus aja bela dia!"
Atsumu masuk ke dalam rumah sambil meng hentak hentakan kakinya. Osamu hanya menggeleng geleng kepala.
Kini Atsumu sedang menonton tv di ruang keluarga. Osamu sedang mengerjakan pr nya di dalam kamar.
Tak lama suara bel berbunyi. Atsumu tak mau membuka kan pintu karena masih marah tentang kejadian tadi.
Bel semakin berisik karena di tekan berkali kali oleh (Name).
"BUKA! ATAU GUE DOBRAK PAKE MOBIL!"
Atsumu masih tak mau membuka kan, karena dia yakin bahwa itu hanya gertakan. Tapi dia urungkan egonya karena mendengar mesin mobil yang sangat keras.
(Name) langsung mematikan mesin lalu berlari kecil ke arah pintu.
Atsumu memberi tatapan sinis ke arah (Name). (Name) menghiraukan itu karena dia ngantuk, ingin segera tidur.
"Jangan lupa kunci pintunya."
"Jingin lipi kunci pintinyi, gue juga tau."
"Baguslah."
Jam sudah menunjukan pukul 20:12, Atsumu dan Osamu sudah tidur namun (Name) belum, insomnia nya kambuh.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"No guling no sleep..." (Name) bermain beberapa game agar mengantuk.
Paginya, (Name) bangun lalu mengambil hp nya, terlihat angka '04.29'.
"Kepagian gak sih?" Monolog (Name).
Terbesit sebuah ide di kepala (Name) ia berniat mau melakukan lari pagi.
(Name) sudah siap dengan celana dan baju yang biasa ia pakai untuk joging, tak lupa dengan hp dan headset nya.
(Name) menepuk dahinya, dia lupa tak memegang kunci rumah. Ia berniat menghampiri kamar si kembar.
Tok tok tok
Karena tak kunjung mendapat balasan akhirnya (Name) memutuskan untuk masuk.
"Kasurnya tingkat? Keren... Njir, Atsumu ada di atas, males naik, Osamu aja kali ya."
"Osamu... Osamu..." (Name) menoel noel pipi Osamu. Karena terusik akhirnya Osamu bangun dia terkejut karena (Name) berada tepat di depan wajahnya.
"N-n- Nee San? Apa yang kau lakukan disini?"
"Ah, maaf menganggu tidurmu, aku hanya meminta kunci rumah, dimana?"
"Kau mau kemana pagi pagi buta?"
"Joging."
"Sepagi ini?"
"Iya, mana? Buru." Osamu langsung memberikan kunci namun ia tarik kembali, membuat (Name) heran.
"Masih terlalu pagi, aku temani." (Name) menghela nafas panjang, ia kira apa.
"Iya, buruan."
Tak membutuhkan waktu lama, Osamu keluar dengan celana panjang dan sweeter nya.
"Kau tak memakai jaket?"
"Aku tahan dingin, cepet buru nanti matahari keburu terbit."
Saat joging (Name) berada di belakang Osamu, sebenarnya Osamu tak setuju, takut (Name) tertinggal, tapi (Name) maksa, dia gak mau kesasar.
"Brrrrr" Ucap Osamu sambil menggosok gosok kan telapak tangannya.
"Sedingin itu? Perasaan gak deh."
"Ini sangat dingin, kau benar tak merasa dingin, Nee San?"
"Panggil aku (Name) Nee saja."
Karena (Name) kasihan sama Osamu yang kedinginan akhirnya memutuskan untuk berbalik, padahal baru 500 meter dari jarak rumah.
Sesampainya di rumah (Name) langsung membuat coklat panas untuk dirinya dan Osamu.
"Ini." (Name) menyodorkan gelas berisi coklat panas kepada Osamu.
"Terimakasih."
"Ah, dimana Atsumu?"
"Dia masih tidur."
"Kebo."
"Hah? Ke..bo?"
"Panggilan kepada orang yang suka tidur."
"Ohhh."
"Nice panggilan baru." -Osamu
"Udaranya gak sedingin di gunung Semeru..." -(Name)