Note:
Jepang
IndonesiaSilau mentari melewati sela sela jendela dan menerangi ruangan gelap itu. Membuat sesosok laki laki terusik.
"Ngh.. hoaammh.. Eh... S-sudah pagi!?"
"SAMU! BANGUN! NANTI KITA TELAT!"
"URUSAI TSUMU- HAH? TELAT?!"
Keduanya saling berlarian berebut kamar mandi. Osamu dimandi di kamar mandi yang berada di kamarnya. Atsumu berlari ke Kamar mandi dapur namun ternyata tidak ada air. Alhasil Atsumu memutuskan numpang mandi di kamar (Name).
Tok tok tok
"(Name) Nee!"
"...."
Tak ada jawaban, karena sudah telat mau tak mau Atsumu masuk ke kamar (Name).
"Permisi, gomen (Name) Nee."
Kini Atsumu dan Osamu sedang makan di dapur.
"Dimana (Name) Nee?"
"Entahlah, kenapa dia tak membangunkan kita?"
"Tak tau.."
Atsumu melongo kala tak melihat mobil milik (Name), Osamu berpikir (Name) meninggalkan kita karena sulit dibangunkan atau.. entahlah.
Mereka berdua memilih memakai kereta jika pakai bis pasti akan telat. Sesampainya di sekolah memang benar, ada mobil milik (Name) terparkir.Keduanya saling diam, tak mau berburuk sangka.
Atsumu sebenarnya ingin pergi mencari (Name) tapi tak jadi karena bel masuk sudah berbunyi.
Bel istirahat telah berbunyi. Atsumu yang biasanya pergi menggoda gadis ia urungkan dia lebih memilih mencari (Name).
Osamu juga langsung bangkit dan pergi menuju kelas (Name), Suna yang berada di sebelahnya sedikit bingung.
Brak!
Pintu didobrak keras oleh Atsumu, semua yang berada dikelas berjingit kaget.
"Atsumu?"
Semua yang tadinya melihat Atsumu kini beralih melihat (Name) yang sedang menulis di papan tulis.
"Apa yang kau lakukan hey?!" (Name)
"(Name) Nee! Ikut kami sekarang!" Atsumu
"???" (Name)
"Atsumu," yang dipanggil namanya hanya meneguk ludah kasar.
"Kau datang ke kelas lain dengan cara mendobrak pintu, apa lagi ini kelas seniormu, lalu kau tiba tiba menyuruh (Name) yang sedang mengajarkan teman temannya ikut bersama kalian, apa kau punya sopan santun?"
(Name) hanya melihat Atsumu yang di ceramahi Kita dengan wajah '😯👏'
"Nt, Kita san, Nt, (prok prok prok)" gumam (Name).
"Ha'i, Kita san, aku tak akan mengulanginya. Tapi apa boleh (Name) ikut kami?"
"Tanya saja kepada (Name)" Kita san lalu berlenggang pergi menuju ruang guru, bukan yang aplikasi ya.
"(Name) Nee....."
"Sebentar lagi ya, 5 menit"
(Name) melanjutkan mengajar tentang TIK, walau jepang negeri penghasil alat alat canggih, tak semua warga jepang bisa menggunakan nya. Bahkan hp genggam yang tekan layar pun jarang diketahui.
Sesuai yang diucapkan, (Name) keluar kelas setelah 5 menit berlalu. Dia hanya melihat Atsumu, dimana Osamu? Hmmm ...
"Atsumu, dimana Osamu?"
"Dia ke kantin, kelaparan dianya."
"Oh, jadi ada apa?"
"Tadi kenapa (Name) Nee tak membangunkan kita? Dan meninggalkan kita? Tanpa di kasih pesan atau lainnya?"
'Duh... Masa gue bilang mau gelut si... Ga ga ga! Ntar gue di ceramahi abang gara gara ngasih contoh yang buruk, eh tapi anak abang juga udah nakal, tapi ga senakal gue, eh gue bukan anak nakal, aduh..."
"Kalian susah di bangunin, udah ku coba pake segala cara, maaf ya, aku juga ada urusan yang bikin harus berangkat lebih awal."
"Setidaknya kasih pesan..."
"How?"
"Pake sticky note" Atsumu ber sweat drop.
"Gak punya " Ucap (Name) dengan watadosnya.
"Gak modal."
"Memang."
"Pengen tak hih!"
"Aku juga!"
Akhirnya mereka malah saling melempar candaan sambil berjalan ke arah kantin.
Atsumu merasa (Name) sefrekuensi nya dan bisa menjadi teman bicaranya. Sedangkan (Name) bersyukur bisa mengalihkan pembicaraan tanpa Atsumu sadari.
Dipertengahan, (Name) ingat sesuatu yang harus dia lakukan, segera mencari alasan ke Atsumu, bodohnya Atsumu meng iya kan itu.
"Atsumu, aku ke toilet ya, panggilan alam."
"Oke, dadah Nee Chan!" Karena sudah rada dekat, Atsumu tanpa ragu memangggil (Name) dengan akhiran 'Chan'.
Mari kita lihat, apa yang (Name) lakukan.
"Wah... Datang juga ni anak sok cantik." sebut saja ini Aya.
"Gue udah nepatin janji, cantik, gak lemah lagi, apa si yang gak bisa sama gue? Ahahahah!" (Name).
"Sialan! Berani banget lu ya?" Ini Mira, temannya Aya.
"Kalau aku takut, gak bakal datang, and sendiri."
"Anak baru sok-sok an kamu ya!" Aya.
"Bacot!"
"Apa yang kau katakan hah? Dasar anak gila" Mira mencoba menendang (Name) namun dengan cepat (Name) tarik kaki Mira dan melemparnya ke tong sampah.
"Boom! Nice Shoot!"
"Mira Chan! Sialan!"
Aya mengambil kayu yang memang sudah ia siapkan. Mengayunkan ke arah kepala (Name).
"Wohoho, pake senjata ya?" (Name) menangkis kayu itu dan merebutnya lalu melempar nya asal arah. (Name) melintir tangan Aya sampai ia merintih kesakitan.
"Ku ulangi sekali lagi, lemah, fyuh... Bajuku jadi bau kalian, kalian mandi gak sih?"
"Uhh...." Aya merintih kesakitan dengan posisi badan meringkuk.
Mira? Dia pingsan kondisi kepala nyungsruk didalam tong sampah.
"Dadah!" (Name) melambaikan tangannya kepada 2 te-lon dengan 'slayy'.
"D-dia anak karate ya?" Aya
"Ah, gue dimana? Gue siapa? Kenapa aku bau?" Mira
.
.
.
.
"Nee Chan lama sekali." Atsumu.
"KAU MEMANGGIL (NAME) DENGAN CHAN? SIALAN! KEMARI KAU, TSUMU!" Osamu.
"Untung pake baju or, jadi masih bisa ganti, bau acem." (Name).
"....(Name), dia melakukan pembullyan?..." Kita.
Tbc-
Tripel up!
Akhirnya liburan, walau ovt 😓
![](https://img.wattpad.com/cover/310017036-288-k176598.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Temporary Mother || Miya Twins
Fanfiction"Jadi...aku disini hanya untuk mengurus mereka atau bisa dibilang menjadi babu gitu?" (Name) "Ya, itu bahasa kasarnya, ku mohon (Name)" "Si anjir..." (Name) Apakah seorang Miya (Name) sanggup mengurus si Miya Kembar? Ikuti kisah kami!