Note:
Jepang
Indonesia(Name) menurunkan Atsumu dan Osamu di depan rumah, karena rumah Kita Shin lebih jauh. Kita bilang ingin pulang sendiri saja karena tak enak. Tapi (Name) membalikan kata seorang Tuan Tanpa Celah.
"Tak usah, lebih baik aku pulang jalan kaki saja, (Name) San."
"Kau menyuruh aku yang seorang manager untuk menghemat tenaga untuk latih tanding besok, sedangkan kau yang pemainnya malah membuang buang tenaga untuk berjalan kaki dari sini sampai rumah?"
"Aku tak ingin merep-"
"Kau tak ingin merepotkan orang lain tapi kau justru merepotkan dirimu sendiri?"
"Hah... Baiklah."
(Name) melajukan mobilnya dari tempo lambat menuju tempo sedang.
"Kita San, sudah sampai."
"Ah, iya, terimakasih atas tumpangannya (Name) San."
"Tak masalah, kalau begitu sampai jumpa besok."
"Ha'i."
Karena (Name) sekarang sendiri di mobil, jadi dia langsung menggunakan tempo cepat alias ngebut, (Name) jago kok.
"Dia ngebut? Akan aku ceramahi besok."
"Tadaima~"
"Okaeri Shin Chan, tadi mobil siapa? Nenek kira kamu diculik."
"Itu mobil temanku, dan aku tak diculik Nenek."
"Syukurlah, ayo makan malam."
"Ha'i, nenek."
(Name) membuka atap mobil dan menikmati sepoy sepoy udara malam. Sesampainya di rumah (Name) langsung memarkirkan mobilnya di garasi.
"Tadaima."
"...."
"Dah tidur? Mereka sudah makan belum ya..."
Pukul 01:17 a.m. Osamu terbangun karena ia merasa lapar. Saat menuju dapur dia dikagetkan oleh sesosok yang sedang tertidur di sofa depan tv.
"(Name) Nee? Kenapa dia tak tidur di kamar?"
Osamu berpikir gimana cara membawa (Name) ke kamar, digendong? Gak! (Name) terlalu peka terhadap sentuhan. Dibangunin? Osamu gak enakan.
"... (Name) Nee..." Akhirnya Osamu memilih membangun kan (Name).
(Name) terbangun karena mendapat kan 'toelan' di pipinya.
"Osamu? Ada apa?" (Name) dengan suara khas seraknya.
"Kenapa tidur disini?"
"Ketiduran."
"Ya sudah tidur di kamar saj-"
Kruyuk~
(Name) menatap Osamu datar tapi dengan mata sayu. Sedangkan Osamu kini merah padam.
"Lapar ya? Mau makan apa, hm?" Setelah nyawa sudah berkumpul 80%, (Name) berjalan ke arah dapur.
"Aku makan pud- kosong?"
"Ki-howahhmm kita belum belanja bulanan, apa yang ada di dalam kulkas kita pakai untuk makan sekarang dan sarapan."
Osamu mengangguk lalu memperhatikan (Name) yang sedang memasak. Dengan lihai (Name) mencincang tahu dan bumbu bumbu lainnya.
Saat (Name) ingin memotong cabai, jari telunjuk (Name) tergores, (Name) meringis kaget membuat nyawanya berkumpul 100%. Osamu yang melihat itu melebarkan matanya.
"Jarimu, (Name) Nee.."
"Ini bukan masalah, oh iya ini sudah jadi tinggal tambahin kecap sesukamu ya, aku mau tidur, dada- hoahmm."
"Ta-tapi-"
"Ini bukan kangker atau hal berbahaya Osamu."
Osamu speechless, dia memutuskan untuk makan dan kembali tidur.
.
.
.
.
"Emm, masakan (Name) Nee memang tak pernah gagal" Osamu.
"Zzzzz..." Atsumu.
"Pill nya tinggal 1? Besok gue beli aja deh" (Name).
Tbc-

KAMU SEDANG MEMBACA
Temporary Mother || Miya Twins
Fanfiction"Jadi...aku disini hanya untuk mengurus mereka atau bisa dibilang menjadi babu gitu?" (Name) "Ya, itu bahasa kasarnya, ku mohon (Name)" "Si anjir..." (Name) Apakah seorang Miya (Name) sanggup mengurus si Miya Kembar? Ikuti kisah kami!