Sepeda Legend

3.2K 599 34
                                    

"Bi! Ini sepeda mami kan?!" Tanya Ale heboh dari dalam gudang.

Susi langsung masuk kedalam gudang ketika mendengar teriakkan Ale. Ia melihat anak majikannya itu sedang tersenyum dan menatap kagum sepeda lama yang sudah diletakkan didalam gudang.

"Iya, Non Ale. Ini sepeda nyonya dulu sewaktu kecil." Jawab Susi.

"Widih! Mami keren cuy!" Balas Ale kagum.

"Mau dibawa kemana Non, sepedanya?" Tanya susi bingung ketika melihat Ale membawa sepeda itu.

"Mau dibawa keluar,Bi. Mau Ale cuci terus diisi angin bannya."

Susi langsung membantu Ale. Ia mendorong sepeda itu keluar dari dalam gudang dan membawanya kebelakang halaman rumah. "Biar Bibi aja yang cuci sepedanya, Non."

"Gak usah, Bi. Biar Ale aja. Bibi tolong ambilin pompa ya, biar bisa Ale isi angin bannnya setelah dicuci." Sahut Ale.

"Baik, Non."

Susi langsung masuk kembali kedalam rumah. Ia pergi ke garasi dan mengambil pompa angin yang diletakkan diujung sudut ruangan garasi. Lalu, ia kembali keluar dan menghampiri Ale yang sedang menyiram sepeda itu sambil berjoget. Melihat itu, Susi langsung tertawa. Ia tidak menyangka, jika anak majikannya itu bisa memiliki sifat seperti ini.

"Non, ini pompanya." Ucap Susi.

"Hoke, Ni! Taruh disitu aja, nanti Ale pakai setelah selesai mandiin ini si Legend." Jawab Ale.

"Non mau minum apa?"

"Air penuh cinta, Bi."

"Hah? Maksudnya, Non?"

"Air sirup, Bi. Yang warnanya merah kayak warna lambang emot lope."

Setelah mengatakan itu, Ale langsung tertawa ngakak. Ia kembali menyiram sepedanya dan menggosoknya dengan air sabun yang sudah ia siapkan didalam ember.

"Si Non Ale ada-ada aja." Celetuk Susi sambil tertawa.

"Iya dong, Bi. Ngapain dibawa serius. Santai aja, Bi. Hidup ini harus dibawa santai, jangan dibikin ribet. Hidup udah ribet, jangan ditambah ribet lagi." Jawab Ale.

"Non Ale anak yang hebat. Meskipun kedua orangtua Non gak ada disini, tapi Non bisa tumbuh menjadi anak yang baik dan ceria."

"Kan, Papi sama Mami ninggalin Ale untuk kerja. Mereka lakuin itu biar Ale bisa hidup layak, Bi. Jadi, Ale harus bisa membalas budi dan jasa mereka dengan menjadi anak yang baik. Ale mau nyenangin mereka dan membuat mereka bangga. Apalagi, disini ada Bibi yang selalu jagain dan menuhin kebutuhan Ale setiap hari. Terimakasih ya, Bi. Udah mau jaga dan rawat Ale meskipun Papi dan Mami gak ada disini."

Susi langsung menangis mendengar perkataan Ale. Ia memeluk tubuh gadis itu dan mengusap puncak kepalanya dengan sayang. "Terimakasih ya, Non. Non bisa mengerti dengan keadaan orangtua. Udah bisa terima Bibi dan gak mandang bibi sebelah mata. Non anak yang baik, semoga semua cita-cita dan keinginan Non, dikabulkan oleh Allah SWT."

"Amin." Jawab Ale.

Ale langsung membalas pelukan Susi. Ia pun meminta susi untuk masuk kedalam dan memasak untuk makan malam mereka. Lalu, ia kembali bersihkan sepedanya dan memompa ban sepeda itu setelah ia selesai membersihkannya.

***
"

Minggat lo semua!" Teriak Ale saat memasuki gerbang sekolah.

Mendengar teriakan Ale, semua murid langsung menyingkir memberikan gadis itu jalan. Mereka mulai berbisik-bisik saat melihat kendaraan yang dibawa olehnya.

My Ale! (Side Story Of Raka)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang