Sama-sama Stres

3.5K 634 67
                                    

Raka duduk di meja belajarnya. Ia sedang melihat laptopnya yang menampilkan rekaman CCTV kejadian dikantin beberapa minggu yang lalu. Disana, ia melihat Tari yang terjatuh dan hampir mengenai Ale. Lalu, Manda datang menolong Tari yang sedang menangis dan menuduh Ale yang menabrak gadis itu.

Raka sengaja meminta ke petugas yang memantau dan menjaga keamanan CCTV disekolahnya. Ia menyuruh petugas itu untuk mengirimkan rekaman CCTV disekolahnya saat ia disembur oleh Ale.

"Lagi lihatin apa, Kak Aka?" Tanya Ratu yang baru masuk kedalam kamar Raka.

"Rekaman CCTV disekolah." Jawab Raka sambil tersenyum melihat Ratu.

"Emangnya, disekolah Kak Aka, kenapa?"

"Gapapa, Kak Aka cuma penasaran aja."

"Penasaran kenapa?"

Raka mengelus puncak kepala Ratu. Ia mematikan video yang ia putar tadi dan mengajak Ratu untuk duduk dikasurnya.

"Ara ada perlu apa?" Tanya Raka.

"Kak Aka, Barbie Ara rambutnya botak. Beliin yang baru." Rengek Ratu.

"Botak? Kok bisa?"

"Iya, Barbie nya kepanasan. Terus, kepalanya terasa berat gara-gara rambutnya kepanjangan. Jadi, Ara botakin aja rambutnya biar dia adem dan lebih fresh."

Raka tertawa mendengar perkataan Ratu. Ia menggelengkan kepalanya melihat kelakuan adiknya ini. Terlebih, kenapa kelakuannya bisa mirip dengan si Cempreng. Eh?!

Raka langsung mendengus ketika mengingat Ale. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya agar bayangan gadis barbar itu tidak menghantuinya.

"Kak? Kak Aka?" Panggil Ratu.

"H-hah?" Jawab Raka tergagu.

"Kak Aka sakit?"

"Enggak."

"Terus, kenapa kepalanya geleng-geleng kayak orang mabuk?"

"Ngilangin stres."

"Hah?"

Ratu mengerjapkan matanya mendengar jawaban Raka. Ia langsung mengeluarkan boneka barbie nya dan menunjukkan boneka itu didepan wajah Raka. "Kak, beliin yang baru."

Raka melototkan matanya melihat boneka barbie itu. Ia menatap tidak percaya dengan boneka itu yang sudah tidak memiliki rambut dan wajahnya yang sudah seperti orang babak belur.

"Wajah bonekanya kenapa, Ra?" Tanya Raka.

"Ara kasih make up mama. Terus, Ara tempelin plester luka biar kelihatan keren." Jawab Ratu.

"Kurang-kurangi, Ra.

"Apanya yang dikurangi, Kak?"

"Stres kamu."

"Ih! Ini tuh keren Kak!"

"Kerenan Ale."

Raka langsung menutup mulutnya ketika mengucapkan nama itu. Ia melirik Ratu yang hanya diam sambil memainkan tangan bonekanya. Didalam hati, ia bersyukur karena adiknya tidak mendengar perkataannya gilanya.

"Gue udah gila." Batin Raka.

"Kak, beliin." Rengek Ratu kembali.

"Iya, ganti baju sana. Kakak mau siap-siap dulu."

"Gak mau, Ara mau main sama Alana. Bentar lagi dia datang kerumah. Kakak aja yang beliin."

"Kakak mana ngerti, Ra."

"Beliin aja yang paling cantik, Kak Aka."

"Ra.."

Raka menghela nafasnya saat melihat Ratu yang sudah menatapnya dengan mata berkaca-kaca. Ia berdiri dan membuka lemari pakaian untuk mengambil hoodie nya. Lalu, ia memakainya dan mengambil dompet untuk membeli boneka barbie permintaan Ratu.

My Ale! (Side Story Of Raka)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang