Alin mengetuk pintu kamar Ale. Setelah keluarga Azka pulang, ia langsung berjalan menaiki tangga untuk menghampiri anak gadisnya yang sedari selesai makan tidak keluar lagi dari dalam sana.
"Sayang." Panggil Alin.
Ale menoleh kearah Alin saat pintu kamarnya terbuka. Ia menyuruh Alin masuk dan mengajaknya duduk diatas kasurnya.
"Kenapa, Mi?" Tanya Ale.
"Kamu sakit?" Tanya Alin balik.
"Enggak. emang kenapa, Mi?
"Kok kamu gak turun lagi nganter Om Azka dan Tante Widya?"
Ale tidak menjawab, ia hanya diam sambil memainkan kuku-kuku jarinya. Melihat itu, kecurigaan Alin semakin menjadi. Dirinya semakin yakin, jika sudah terjadi sesuatu diantara Ale dan Raka.
"Kamu berantem sama, Raka?" Tanya Alin kembali.
"Enggak, Mi." Jawab Ale ragu-ragu.
"Kalo enggak, kenapa tadi kayak gak suka gitu?"
"Ale lagi gak mood aja, Mi."
"Kamu bohong sama, Mami?
"Enggak, Mi. Ngapain Ale bohong."
Alin terus menatap Ale. Ia sangat tahu jika anaknya ini tidak akan pernah mau menceritakan masalahnya kepada siapapun. Seperti saat ini, Alin tahu jika Ale menyembunyikan sesuatu darinya dan juga Adit. Namun, ia tidak mau menceritakannya dan tidak mau membuat mereka khawatir.
"Kamu bisa cerita sama Mami dan Papi, Sayang. Ada yang kamu pikirin?" Tanya Alin sekali lagi.
"Ale gak mau ditinggal lagi sama Mami dan Papi." Ucap Ale.
"Maksud kamu?"
"Ale sedih, Mami sama Papi mau pergi lagi. Ale gak mau sendirian lagi, Mi."
"Kamu.. mau ikut sama Mami dan Papi?"
Mendengar itu, Ale terdiam. Ia seperti memikirkan sesuatu dan terus memainkan kuku jarinya.
"Setelah proyek kali ini selesai, Papi sama Mami akan lebih fokus urus bisnis kita yang ada di Korea. Kemungkinan besar, Mami sama Papi akan lebih lama berada disana. Kamu mau ikut pindah ke Korea?"
"Korea, Mi? Korea Selatan kan?" Tanya Ale antusias.
"Iya, kamu mau ikut?"
"Mau, Mi! Ale mau jadi Idol disana!"
Alin tertawa mendengar perkataan antusias Ale. Ia mengelus puncak kepala Ale dengan sayang dan memeluk tubuh anak semata wayangnya itu.
"Tunggu habis semester ini ya, Sayang. Kalo kamu pindah sekarang, nanggung. Kamu mau kan bersabar beberapa bulan lagi." Ucap Alin.
"Lama, Mi. Ale mau sama Mami dan Papi terus kayak sekarang." Rengek Ale.
"Sabar, Sayang. Mami sama Papi juga belum kesana. Masih harus urus proyek baru ini diluar kota."
"Diluar kota? Berapa lama, Mi? Ale boleh ikut?"
"Kamu sekolah, gimana mau ikut?"
"Izin sebentar, Mi! Ya, Mi! Ale ikut!"
"Iya, kamu boleh ikut. Tapi nanti ya, setelah Mami sama Papi dapat tempat tinggal dulu disana. Soalnya proyek kali ini rutenya lumayan jauh dari kota."
"Yes!!! Healing Cok!!!"
Ale berteriak histeris sambil mengangkat kedua tangannya keatas. Ia melepaskan pelukan Alin sebentar hanya untuk melakukan itu.
"Makasih, Mami Alin!" Ucap Ale.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ale! (Side Story Of Raka)
Teen FictionAle! Gadis barbar yang selalu mengejar-ngejar cinta seorang Raka Allandra. gadis yang selalu merecoki hari-hari sang pujaan hatinya dan berharap suatu hari nanti akan bisa meluluhkan hatinya. Akankah Ale bisa menggapai sang pujaan hati dan meluluhka...