Ale menarik nafasnya didalam mobil Adit. Sudah lima menit Adit sampai didepan gerbang sekolah mengantar Ale. Namun, yang diantar juga tidak mau turun dari dalam mobil.
"Lima detik lagi kalo lo gak mau turun, gue ratain ini sekolah!" Gurau Adit.
"Ck! Papi ngomongnya aja udah lebih dari lima detik!" Kesal Ale.
"Lo ngapain sih? Ngeram lo makanya gak mau turun?"
"Dikata, Ale unggas apa?!"
"Unggas yang dipasang ke kompor?"
"Itu gas!"
"Gas yang kalo orang ngomongnya pake urat?"
"Itu ngegas!"
Adit tertawa melihat kekesalan Ale. Ia mengacak-acak rambutnya anak perempuannya itu dan mencubit kedua pipinya.
"Sakit, Papi!" Keluh Ale.
"Gemes banget gue! Anak siapa sih?!"
"Anaknya Song Joong Ki!"
"Susah emang kalo punya anak yang tukang ngehalu!"
"Ih! Papi!"
"Ih! Ale!"
"Ya ampun! Bisa gak sih, gue minta Papi gue jadi normal!"
"Gue blokir juga uang jajan lo!"
"Blokir Pi, blokir!"
"Karna lo maksa, gue blokir dengan nambah dua kali lipat dari biasanya!"
Ale tertawa ngakak karena Adit malah melakukan hal yang sebaliknya. Ia memeluk lengan Adit dari samping dan menaruh kepalanya dipundak laki-laki paruh baya itu.
"Pi.. Ale capek." Ucap Ale.
"Kalo capek, berhenti. Istirahat bocah." Jawab Adit sambil mengelus kepala Ale.
"Ale boleh ikut Papi, gak?"
"Tumben?"
"Pengen aja, Pi."
"Lain kali ya. Papi ada urusan penting dikantor. Pulang sekolah, Mami yang jemput ya."
"Mami gak ikut, Papi?"
"Enggak, di gondol brondong nanti bini semok gue!"
"Yee!!! Bilang kek dari tadi! Tau gitu gak perlu drama dulu!"
"Berbudi luhur banget lo! Sana lo minggat dari mobil gue!"
Setelah mengatakan itu, Adit mencium puncak kepala Ale. Ia merapikan rambut anaknya dan memasangkan jepit rambut berbentuk bintang yang ia keluarkan dari kantung jasnya. "Papi beli kemaren. Cocok untuk bocil gue."
"Kok bentuknya bintang, Pi?" Tanya Ale.
"Karna, lo bocil gue yang seperti bintang dihati gue. Kalo bini gue matahari, lo bintangnya yang membuat hati gue semakin terang."
Ale tersenyum mendengar perkataan Adit. Matanya berkaca-kaca dan segera ia alihkan wajahnya kesamping agar laki-laki paruh baya itu tidak melihatnya.
"Ale turun dulu ya, Pi." Ucap Ale.
"Belajar yang rajin. Kalo rajin, nanti gue beliin jet pribadi." Jawab Adit.
Setelah itu, Ale menyalami tangan Adit. Ia keluar dari dalam mobil dan melambaikan tangannya begitu mobil Adit berjalan meninggalkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ale! (Side Story Of Raka)
JugendliteraturAle! Gadis barbar yang selalu mengejar-ngejar cinta seorang Raka Allandra. gadis yang selalu merecoki hari-hari sang pujaan hatinya dan berharap suatu hari nanti akan bisa meluluhkan hatinya. Akankah Ale bisa menggapai sang pujaan hati dan meluluhka...