Dua Puluh Satu

7K 1.9K 66
                                    

"Cinta sebenarnya kenapa sih?" tanya Tanto tanpa basa-basi pada Renata yang baru masuk ke ruang tengah vila ibunya. Tanto sudah menunggu cukup lama dan mulai kehilangan kesabaran. "Dia tidak kram atau terkilir, kan?" Dia tidak menanyakan hal itu dalam perjalanan pulang ke resor karena Cinta tampak enggan bicara. Perempuan itu terlihat begitu sedih. Bahkan Rakha yang absurd sekalipun tidak mengatakan apa pun.

"Cinta kebetulan sedang kedatangan tamu bulanannya." Renata sempat melihat Cinta mengambil pembalut saat ke kamar mandi. "Kramnya bukan di kaki tapi di perut. Kondisinya nggak fit untuk melakukan aktivitas yang lumayan berat. Dia memaksakan diri mendaki karena telanjur ikut kita. Dia nggak enak tinggal di mobil padahal kita semua naik ke gua."

"Hanya karena itu?" desak Tanto tidak percaya. "Dia kelihatan terlalu emosional untuk alasan sesimpel itu."

"Hormon selalu membuat perempuan emosional. Laki-laki akan sulit mengerti itu. Apalagi dia merasa bersalah karena sudah membuat kita gagal menjelajahi gua."

"Tapi dia sudah baik-baik saja, kan? Mungkin kamu seharusnya menemaninya. Nistya toh sedang bersama Ibu. Kalau Ibu kewalahan menghadapi kecerewetannya, biar aku yang gantiin."

"Dia baik-baik saja. Dia hanya butuh istirahat. Sebaiknya jangan ganggu dia dulu siang ini. Nggak usah disamperin untuk diajak makan siang. Kalau mau ketemu dia, tunggu nanti sore saja. Perasaannya pasti akan lebih baik setelah cukup istirahat." Renata menelengkan kepala, matanya menyipit menatap Tanto penuh penilaian. "Sebaiknya jangan mendekati Cinta kalau kamu nggak serius. Jangan di-PHP dan dijadikan selingan untuk menemani kamu selama liburan di sini."

"Sejak kapan aku jadi tukang PHP?" gerutu Tanto. Gelar raja PHP itu seharusnya disematkan pada Risyad, sebelum dia menetapkan pilihan, bukan pada dirinya. Tanto selalu memberi batas yang jelas kalau ada yang mendekatinya, tetapi dia tidak tertarik. Dia tidak mau ada perempuan yang membuang waktu untuknya, padahal Tanto tahu tidak ada harapan bagi mereka untuk menjalin hubungan.

"Yang kamu lakukan pada Cinta sekarang itu namanya PHP. Kamu mengajaknya ke mana-mana, tetapi nggak mau mengakui kalau kamu tertarik padanya, padahal kamu tahu pasti kalau dia suka sama kamu. Seperti yang kami bilang, Cinta itu polos. Dia bukan orang yang bisa menyembunyikan perasaannya dengan baik."

Tanto terdiam. Tentu saja dia tahu kalau Cinta tertarik padanya. Dia laki-laki dewasa yang sudah cukup makan asam-garam dunia asmara. Perasaan Cinta terbaca jelas dari tatapan dan gesturnya yang gampang salah tingkah saat bersamanya. Sikap polos menggemaskan dari perempuan yang masih minim pengalaman.

Pertanyaannya adalah, apakah rasa tertarik yang Tanto rasakan untuk Cinta cukup kuat untuk diungkapkan? Jujur, Tanto tidak yakin. Bisa jadi ini adalah rasa sesaat karena mereka berada di tempat yang sama dengan interaksi yang cukup intens. Bagaimana kalau rasa tertarik itu memudar setelah mereka kembali ke dunia yang sebenarnya? Itu malah akan mematahkan hati Cinta.

Satu hal lagi, dan yang ini paling penting. Jarak usia mereka cukup jauh. Tanto tidak pernah membayangkan akan terlibat dengan perempuan yang jauh lebih muda. Dia menginginkan pasangan yang sama dewasa dengan dirinya, supaya tidak perlu sering-sering terlibat drama. Pasangan yang umurnya jauh lebih muda biasanya masih labil secara emosi. Pekerjaan sudah lumayan menguras tenaga dan emosi, Tanto tidak mau kehidupan asmaranya menjadi beban tambahan. Tidak di usia seperti sekarang. Bukan saatnya lagi memilih pasangan dengan sistem coba-coba, apalagi dengan anak kemarin sore. Kemungkinan gagalnya besar. Kinerjanya di kantor juga bisa terganggu jika dia terlihat hubungan yang tidak sehat. Tanto mencari hubungan yang stabil dan minim drama. Jenis hubungan yang kemungkinan besar akan didapatkan dari seorang perempuan dewasa yang punya kepribadian kuat, yang tidak akan bergantung ataupun mengekangnya.

"Kalau kamu nggak akan memberikan kepastian kalau kamu juga tertarik pada Cinta, lebih baik biarkan dia menghabiskan liburannya sendirian. Jangan recoki dia. Dia datang ke sini untuk mendapatkan hiburan dan menenangkan diri. Kasihan banget kalau dia harus pulang dalam kondisi patah hati gara-gara kamu PHP-in."

The Runaway PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang