Empat

10K 2.3K 87
                                    

Cuaca hari ini sangat cerah. Saat membuka tirai untuk mengintip keluar, Renjana bisa melihat langit biru terang yang nyaris tanpa awan. Dia lantas menguak tirai lebih lebar sehingga bisa memandang lebih leluasa. Debur ombak yang sejak semalam hanya terdengar sebagai irama, kini tampak jelas. Lidah gelombang yang menjelma menjadi buih saat mengecup hamparan pasir seperti lambaian tangan yang mengundang. Aroma laut terhidu jelas meskipun pintu tertutup rapat.

Apakah yang Cinta lakukan saat berada di tempat ini? Pikiran itu sontak mengentak benak Renjana. Mungkin dia akan berenang, menyelam memanjakan kameranya, atau malah mendaki batu karang yang ada di bagian kanan dan kiri resor. Apa pun yang Cinta pilih untuk lakukan, hal itu pasti dikerjakan di luar bungalo. Cinta pasti tidak akan menyia-nyiakan uang untuk berlibur ke tempat ini lalu memeram diri di dalam kamar.

Renjana terus menatap keluar dengan ragu. Bukankah dia datang untuk mewujudkan keinginan Cinta yang belum tuntas? Dia seharusnya berlagak seperti Cinta.

Renjana mengepal, menyuntikkan keberanian pada diri sendiri. Dia tidak mungkin mendaki bukit karang karena nyali dan staminanya tidak mencukupi, tetapi Renjana bisa menyusuri pantai untuk mengambil lebih banyak foto. Memotret memang bukan hobinya dan dia tidak akan pernah bisa menyaingi kemampuan Cinta, tapi Renjana toh hanya perlu mengatur fokus lensa dan menekan tombol. Dia hanya butuh kenang-kenangan sebagai pengingat pernah melakukan perjalanan gila, bukan hendak memamerkan hasil karyanya di galeri.

Renjana lalu memakai hoodie dan menutup kepalanya. Waspada itu penting. Dia harus selalu bersiap untuk semua kemungkinan, termasuk yang tidak masuk akal sekalipun. Dia tidak ingin memamerkan wajah pada semua penghuni resor.

Tempat ini eksklusif. Harga yang mereka patok per malam membuktikan hal itu. Hanya orang yang punya uang dan menginginkan privasi yang akan berkunjung di tempat ini. Resor ini sengaja dibangun jauh dari daerah wisata terkenal di tanah air untuk menjamin eksklusivitasnya.

Mungkin saja, di antara tamu resor ada kolega dekat orangtuanya, dan bisa jadi mereka mengenali Renjana. Meskipun orangtuanya sebisa mungkin memisahkan pekerjaan dan kehidupan pribadi, di saat-saat tertentu yang istimewa dan berbau perayaan, Renjana dan Cinta ikut hadir menemani. Ezra sudah bekerja, sehingga dia tentu saja aktif membantu ayah mereka di kantor.

Atau, bisa jadi ada teman Ezra yang berlibur di sini. Itu lebih menakutkan. Renjana kenal beberapa teman Ezra, karena saat kakaknya itu masih tinggal di rumah, mereka biasa berkumpul di sana. Renjana memang jarang ikut bergabung dengan mereka, tetapi Cinta sering. Dan teman-teman Ezra tahu mereka kembar.

Deru angin langsung menerpa wajah Renjana begitu dia berada di luar bungalo. Udaranya segar, berbeda dengan hawa dingin AC di dalam bungalo. Renjana memang menyalakan AC, tidak memanfaatkan jendela-jendela besar yang ada di bungalo. Dia belum pernah berlibur seorang diri, jadi dia lebih suka membiarkan semua pintu dan jendela tertutup. Ruangan yang terkunci membuatnya merasa aman dan nyaman.

Renjana bergerak mendekati ujung gelombang dan membiarkan kakinya dikecupi buih. Jari-jari ombak itu menggelitik kulit, sebelum akhirnya menenggelamkan jari-jarinya, memberikan sensasi terisap ke dalam pasir yang terasa kasar di telapak kakinya yang halus. Rasanya menyenangkan.

Renjana teringat jika sudah cukup lama sejak terakhir kali dia membenamkan kaki ke dalam pasir dan air laut seperti ini. Waktu itu mereka sekeluarga berlibur di Bali dan Lombok. Cinta yang menarik Renjana dari sofanya yang nyaman untuk mengeksplor udara luar.

Karena kafe resor sudah buka, dan beberapa meja yang di luar ruangan mulai terisi, Renjana lantas memilih menyusuri pantai, menjauhi bagunan utama resor untuk menghindari keramaian.

Warna langitnya benar-benar menggoda. Renjana beberapa kali mengangkat kamera untuk mengabadikan pemandangan itu. Ini adalah salah satu kamera kesayangan Cinta. Kembarannya itu memiliki beberapa kamera, tetapi yang ini istimewa karena Cinta mendapatkannya sebagai hadiah ketika memenangkan lomba foto internasional yang diadakan oleh sebuah majalah ternama.

The Runaway PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang