Seorang pria berusia dua puluh tujuh tahun turun dari lantai empat. Dahinya berkerut-kerut sembari melepas dasi dan dua kancing teratas kemejanya, berharap segala kepenatan ikut terlepas juga. Dia berhenti sebentar menatap kafe seberang kantornya, ingin ke sana untuk makan siang atau bisa juga dikatakan melarikan diri dari pekerjaan yang tak habis-habis. Pekerjaannya saja sudah banyak, sekarang ditambah mengambil alih pekerjaan sekretarisnya yang tiba-tiba mengundurkan diri tanpa mengikuti prosedur yang sudah ada. Iya, seharusnya sebelum pergi sekretarisnya itu menunggu pegawai baru yang akan menggantikannya.
Ferdi tahu sekretaris itu pergi bukan tanpa alasan, dia penyebabnya tentu. Namun, ini, kan, memang dunia kerja, semua orang harus adaptasi dengan baik. Bukannya berharap untuk diemong.
Baru saja melangkahkan satu kakinya, Ferdi menggeram ketika mendengar dering ponsel.
"Apa lagi?" tanyanya dengan nada rendah dan mengintimidasi.
"Oke, setelah gue makan. Gue tadi cuma sarapan pisang, God! Sekarang lapernya bisa bikin gue makan lo mentah-mentah. Jadi jangan ganggu sampek gue samperin lo sendiri nanti." Seseorang di seberang sana terkekeh, ia adalah Zidan, rekan kerja Ferdi di kantor. Zidan sedang bahagia dan menertawakan kekacauan yang dibuat Ferdi sendiri, pria itu suka sekali iseng dan mengejek.
Ferdi Pradipta Adinata, manajer pemasaran yang rumornya bahkan terdengar sampai antar kantor karena kesadisannya memperlakukan sekretaris. Perfeksionis terhadap pekerjaan, tidak menoleransi segala kesalahan. Bahkan calon sekretarisnya akan diberi syarat aneh semacam tidak boleh pacaran selama bekerja dengannya, bila menikah harus mengundurkan diri, dan siap diganggu di hari libur.
Ferdi memang aneh. Bila ditanya bagian HRD selalu beralasan bahwa dia hanya mau seorang sekretaris yang fokus dan pekerjaannya tidak akan tekendala karena galau. Ferdi yakin, orang semacam itu pasti ada, seseorang yang dengan sadar menolak segala bentuk distraksi dan memfokuskan diri pada karir. Pasti ada.
Dulu Ferdi tidak sesadis itu, ia memperlakukan sekretarisnya secara wajar dan baik. Namun, mereka selalu berakhir menyukai Ferdi bahkan ada yang kekasihnya sampai cemburu. Ferdi hanya tidak mau hal konyol semacam itu terjadi lagi. Tidak penting, sangat mengganggu, dan sangat memalukan. Zidan tidak selesai-selesai menertawakannya karena itu dan mengejek kesendiriannya yang sudah berlangsung selama lima tahun ini. Zidan berkata Ferdi seharusnya mencari pasangan agar tidak disukai sekretarisnya.
Hari ini sepertinya semesta sedang melakukan sebuah misi untuk mempertemukan dua anak manusia dengan agak ekstrem. Sebab ...
"Ya Allah, maaf, maaf, Pak. Saya nggak sengaja." Ferdi mengusap wajahnya kasar. Ia mendongak, matanya memicing melihat perempuan yang saat ini sedang panik memandanginya. Perempuan itu ingin mengulurkan tangan, tetapi terlihat ragu-ragu.
... Ferdi ditabrak oleh seseorang yang berjalan terburu-buru sampai tubuhnya jatuh dan pantatnya menyentuh trotoar.
"Bapak nggak apa-apa?"
Perempuan itu bertanya sekali lagi dan membuat Ferdi semakin kesal. Ia melihat ke sekeliling dan menemukan tatapan orang-orang ke arah mereka berdua. Maka dengan cepat pria itu berdiri dan menepuk celana serta kemejanya yang kotor. Apa tadi? Bapak? Dia memang sering dipanggil dengan panggilan tersebut bila di kantor, tetapi ini di luar. Atau apakah wajahnya memang berubah menjadi semakin tua karena stres akhir-akhir ini?
"Kamu nggak tahu ya kalau tindakan kamu barusan itu bahaya buat orang lain? Untung saya yang kamu tabrak, kalau anak kecil gimana?"
Perempuan itu hanya menunduk sambil sesekali menggumamkan kata maaf.
"Sekali lagi saya minta maaf, Pak. Saya nggak akan menyangkal karena saya emang salah." Ferdi mendesah panjang lalu mengibaskan tangan menyuruh perempuan itu pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Is Not Easy, But Sometimes Funny (Completed)
RomansaMala akan menghadapi mantan kekasih dari sang suami yang berkata ingin menjadi istri kedua. Ferdi pernah patah hati sebelum bertemu Mala, dia melajang selama lima tahun setelah ditinggalkan kekasihnya karena belum bisa memberikan kepastian tentang h...