Bagian 1.7

845 56 3
                                    

"Akhirnya Lo masuk sekolah juga Ria hari ini, Lo tau gue kangen banget sama Lo," Ucap Zeena saat Riana menaruh tas diatas mejanya.

Riana memutar kedua bola matanya malas. "Baru sehari gue gak masuk Zee bukan seminggu, Bilang aja Lo mau nyontek tugas. Nih udah gue kerjain tinggal Lo salin aja," Riana mengeluarkan buku tugas kimianya dari dalam tas dan memberikannya pada Zeena yang membuat Zeena menghadiahinya ciuman jarak jauh.

"Umah umah. Lo emang paling tau apa yang gue maksud Ri, Memang sahabat terbaik gue Lo Ri." Sedangkan Riana menatap Jijik kearah Zeena yang sudah mulai menyalin jawaban dari buku miliknya.

"Oh iya Ri, Lo tau gak nanti malam kak Mita ulang tahun dan seluruh siswa dan siswi di sekolah kita diundang buat datang, dan Lo tau gak dia ngadain acara ulang tahunnya dimana?" Zeena berhenti menulis sebentar dan melihat kearah Riana sebentar.

"Dimana?" Tanya Riana dengan tidak minat.

"Di hotel bintang lima, gila gak tuh. Berapa kira kira kak Mita ngabisin uang buat bikin acara kaya gitu aja ya di hotel? Tapi dia enak sih dia kaya. Orang kaya mah bebas."

"Hemm."

"Ehh Ri, Lo kemaren pulang dari rumah sakit dijemput sama kak Arga ya?" Tanya Zeena pada Riana.

"Iya."

"Lo dibawa kemana aja sama kak Arga?"

"Kepuncak gunung buat ngeliat pemandangan kota."

"Gila, romantis juga kak Arga ya walaupun nyebelin kaya gitu orangnya," Zeena menganggukkan kepalanya dan melipat kedua tangannya didepan dada.

"Hemm."

"Ri, Lo ada masalah hidup apa sih cuk. Dari tadi ham hemm ham Hem. Kaya lagu yang dinyanyiin Nissa sabyan, apa itu judulnya?" Zeena menatap kearah atas mengingat lagu yang dinyanyikan oleh Nissa sabyan.

"Deen Assalam," jawab Riana masih dengan wajah yang tidak tertarik.

"Iya itu maksud gue. Kalau ada masalah itu cerita jangan dipendam Mulu nanti malah bikin stress Lo aja tau gak."

"Hemm," Riana masih menjawab dengan deheman yang membuat Zeena ingin melayangkan tangannya untuk memukul kepala Riana namun sayang Pak Bowo sudah lebih dulu masuk kedalam kelas mereka yang membuat Zeena mengurungkan niatnya.

"Selamat pagi anak anak ku tersayang."

"Pagi pak....." Jawab seluruh murid yang membuat pak Bowo tersenyum hingga membuat kumisnya naik keatas menyentuh hidungnya.

"Sebelumnya bapak pernah memberikan kalian Pr untuk dikerjakan dirumah. Bagaimana PR nya sudah dikerjakan semua."

"Sudah pak...."

"Belum pak!" teriak Zeena sendirian karena temannya yang lain menjawab sudah yang membuat pak Bowo menatap kearah Zeena.

"Zeena,maju kamu ke depan!"

Zeena maju ke depan dengan berada hati, berdiri didepan meja guru yang dimana Pak Bowo yang berada didepannya sedang duduk dan mengelus kumisnya yang lebat.

"Kenapa kamu tidak mengerjakan PR yang saya kasih!?" Tanya pak Bowo dengan tegas pada Zeena.

"Bukannya tidak mengerjakan pak, tapi saya belum selesai nyalain jawaban dari Riana pak, tau tau bapak sudah main masuk saja kedalam kelas pada hal pak lonceng masuk baru saja berbunyi," ucap Zeena dengan berani dengan wajah yang diimut imutkan.

"Kamu ini! Kamu tau tindakan kamu ini salah. Saya memberikan PR untuk dikerjakan dirumah bukan di sekolah apa lagi mencontek jawaban teman, saya tidak pernah menyuruh kamu melakukannya, sekarang keluar dari kelas ini dan berdiri di samping kelas dengan kaki diangkat satu dan kedua tangan memegang telinga!!" Perintah pak Bowo pada Zeena.

Zeena melangkah keluar kelas dengan gontai dan melakukan apa yang pak Bowo suruh hingga pelajaran pak Bowo selesai barulah Zeena diizinkan masuk kembali.

Ting Ting Ting

Lonceng sekolah berbunyi yang menandakan bahwa waktunya untuk istirahat dan Zeena pun menghembuskan nafas lega saat melihat pak Bowo keluar dari dalam kelasnya dan menyuruhnya masuk.

"Capek juga ya ternyata berdiri dengan satu kami, Riana Lo ada minum gak?" Tanya Zeena saat sudah duduk di samping Riana.

Riana mengeluarkan botol Tupperware miliknya yang didalamnya berisi air putih. Zeena pun dengan cepat mengambil botol Tupperware milik Riana dan minum dengan tergesa-gesa.

BRAKK

"Ehek ehek ehek," Zeena terkejut hingga membuatnya tersedak air putih dan membuat Riana mengelus punggung belakang Zeena dengan pelan.

Zeena pun menatap kearah orang yang memukul mejanya dengan keras dengan marah. "Kak Lo bisa gak sih datang baik-baik ke kelas orang pakai sopan santun gitu?"

"Diem Lo kita gak ada urusan sama Lo!" Ucap teman Mita yang menunjuk wajah Zeena dengan wajah sinis.

"Gue mau Lo datang ke ulang tahun gue nanti malam." Mita menyerahkan surat undangan kearah Riana yang membuat Riana menatapnya dengan datar.

"Kak Lo sumpah gak punya malu banget ya, beberapa hari yang lalu habis ngebully sahabat gue di toilet, terus datang datang bukannya minta maaf malah nyuruh datang ke acar yang Lo buat, Lo sebenarnya waras gak sih kak!"

"Eh Lo jadi Adek kelas nyolot banget ya, yang di tanya itu teman Lo bukan elo. ngerti!" Teman Mita yang bernama Sena menanggapi ucapan Zeena dengan marah dan siap melayangkan tamparan ke wajah Zeena namun di tahan oleh Mita.

"Akan gue pikirkan." Ucap Riana dengan wajah datar.

Setelah mendengar jawaban dari Riana, Mita dan kedua temannya pun melangkah meninggalkan kelas Riana yang membuat seluruh murid yang masih berada dikelas terus menatap kakak kelas mereka dengan pandangan aneh.

"Dasar kakak kelas gak tau diri, gak punya sopan satu, kampret!" Zeena terus mengumpat sampai kakak kelas mereka tidak terlihat lagi dari pandangannya.

*******

Hadriana{END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang