Bagian 2.6

865 50 5
                                    

"kak gak pulang?" Tanya Riana pada Arga yang duduk di sofa yang ada di ruangan rawatnya yang sedang bermain ponselnya.

Arga melihat kearah Riana dan mematikan ponselnya lalu berdiri melangkah mendekat kearah ranjang Riana. Arga mengelus rambut Riana dan tersenyum tipis kearah Riana yang sudah tidak terpasang oksigen lagi.

"Kalau gue pulang siapa yang jagain Lo disini. Zeena? Orang tua Lo?" Ingin sekali Riana menepis tangan Arga yang sedang mengelus rambutnya tapi dia kondisinya sedang tidak memungkinkan untuk berdebat dan berkelahi. Arga kembali melanjutkan ucapannya.

"Orang tua Lo, Lo tau sendiri kalau mereka lagi di solo sekarang karena kerabat Lo ada yang meninggal dan Lo sendiri yang bilang sama Zeena, Bima dan Gue agar jangan kasih tau orang tua Lo tentang kondisi Lo sekarang."

"Gue gak papa kakak sendirian disini. Lagian gue udah biasa ditinggal sendirian mulu sama orang tua gue dirumah. Lagian nanti Zeena juga balik lagi buat nemenin gue dia cuman pulang bentar."

"Gue gak bakal ninggalin Lo sekali pun Zeena udah balik. Gue gak bakal ninggalin pacar gue sendirian dan jangan membantah lagi oke."

"Memangnya kakak gak dicariin orang tua kakak gitu, gak ditelpon gitu kalau gak pulang?" Arga berhenti mengelus rambut Riana dan berjalan melangkah mendekat kearah jendela dan menatap kearah depan dimana lampu lampu jalan dan rumah-rumah serta gedung pencakar langit menerangi malam di kota Jakarta.

"Nyokap sama bokap gue gak ada yang peduli sama gue. Mau gue udah mati ataupun masih hidup sekalipun. Mereka hanya memikirkan diri mereka sendiri. Setiap gue pulang kerumah cuman pertengkaran yang gue dengar dan pada akhirnya mereka berdua bercerai." Arga tersenyum miris dan menoleh kearah Riana yang menatapnya dalam diam.

"Sekarang kakak tinggal sama siapa?" tanya Riana bertanya dengan pelan.

"Kakek gue orang tua dari bokap gue."

"Kok bisa?" tanya Riana lagi. Tetapi Arga hanya mengangkat kedua pundaknya dan kembali menatap kearah depan.

"Kak kalau kakak mengira gue bakal kasihan ataupun iba sama kakak. Itu gak akan terjadi. Karena kita hidup didunia ini pasti ada cobaan dan ujian hidup yang dikasih. Tinggal bagaimana kita menyingkapi dan menanggapinya. Kita juga bisa mengambil hikmah dari semua kejadian yang sudah terjadi. Mau buruk dan baiknya itu tergantung kakak. All decisions have risks. don't go the wrong way." Riana tersenyum tipis kearah Arga yang masih membelakanginya dan tanpa sepengetahuan Riana. Arga juga tersenyum tipis dengan masih menatap kearah depan.

"Gue gak salah milih cewek." Guman Arga dengan suara kecil.

"Kak Arga ngomong apaan?" tanya Riana yang mendengar Arga bergumam dengan suara kecil.

Arga membalikan badannya dan kembali mendekati Riana yang menatapnya bingung. Arga mendekatkan wajahnya pada wajah Riana yang membuat Riana membeku seketika. Kedua tangan Arga berada di samping kiri dan kanan tubuh Riana yang membuat Riana terkurung.

"Gue bilang mending Lo tidur sekarang biar besok bisa pulang."

Cup

"Selamat tidur bawel...." Arga tersenyum setelah mencium kening Riana sedangkan Riana masih membeku setelah mendapat perlakuan yang tiba-tiba dari Arga.

"Kayanya gue ketinggalan banyak hal." Ucap Zeena yang baru datang dan membawa makan malam untuk Riana dan terkejut dengan apa yang baru saja dia lihat.

******

Hadriana{END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang