"Saat kamu di minta untuk memilih antara terus mencintai seseorang yang kamu tidak tau apakah akan membalas cinta mu atau memilih seseorang yang mencintai mu dan memperjuangkan mu"
Dipublikasikan (22 Mei 2022)
Renk
#4 in teenfiksi 03/0...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kak Bima mau ngomong apa sama Ria..?" Riana memperlihatkan wajah polosnya dan senyum manisnya pada Bima yang sedang berada disampingnya.
Ria menunggu Bima bicara dengan jantung yang berdebar dengan kencang.
'kira-kira kak Bima mau ngomong apa ya sama gue? Apa dia mau nembak gue atau langsung mau ngelamar gue. Aduh gue jadi makin deg deg kan ini. Ya Tuhan kuatkan hati Hambahmu ini.' Riana berkata didalam hati dengan wajah berseri dan senyum yang manis.
"Ria... Gue mau minta tolong sama Lo buat jaga jarak sama gue karena gue sekarang udah pacaran sama Vira. Gue gak mau buat dia berpikir yang enggak-enggak tentang gue sama elo." ucap Bima tiba-tiba Pada Riana.
Yang membuat Riana seketika terkejut. khayalannya seketika tentang Bima yang menembaknya pun sirna dan berganti dengan wajah yang terkejut menatap Bima.
"Apa Kakak..? Kakak bilang apa barusan..?!" Riana berkata tidak percaya yang membuat Bima mengulang ucapannya lagi.
"Gue udah jadian sama Vira."
"Kok bisa..? Kakak jangan bercanda sama Ria kakak.."
"Ya tentu bisa Riana. Karena gue suka, sayang dan cinta sama Vira." Jawab Bima dengan tegas dengan menatap Riana yang menatapnya dengan masih terkejut.
"Terus kenapa kakak gak bisa kaya gitu ke Ria." Riana berucap dengan ekspresi wajah yang sudah bercampur aduk antara sedih, kecewa dan sakit hati.
"Maksud Lo apa Ria..?" Bima menatap Riana dengan kebingungan.
Riana berdiri dari tempat duduknya dan berdiri tegap didepan Bima yang masih duduk dengan tatapan bingung.
"Kenapa kakak gak bisa suka, sayang dan cinta sama Ria?kenapa kakak? Apa sih kurangnya Ria."
"Ri, gue sayang sama Lo tapi sebagai Adek gak lebih."
"Hahahaha.. apa kakak bilang, kakak sayang sama Ria sebagai Adek." Riana tertawa hambar.
"Perlu kakak tau, Ria gak pernah menganggap Kak Bima sebagai kakak. Karena Ria itu Cinta sama kakak dan perlu kakak tau lagi Ria udah jatuh Cinta sama kakak sejak 8 tahun yang lalu dan bisa-bisanya kakak nyuruh Ria Buat Menjauh dari kakak... Ria gak mau." ucap Riana dengan kesal.
"Apa Ria, Lo suka sama gue selama 8 tahun..? Tapi Riana gue tetap gak bisa sama Lo, tolong ngertiin gue Ria."
"Buat apa Ria ngertiin kakak sedangkan kakak gak pernah ngertiin Ria." Riana pergi meninggalkan Bima yang terdiam menatap kepergian Riana.
Riana melangkah dan mengeluarkan ponselnya lalu menghubungi nomor Zeena dengan air mata yang mulai mengalir membasahi pipinya.
"Halo Ri..?"
"Gue boleh kerumah Lo gak. Hiks hiks...hiks."
"Lo kenapa Ria..?" tanya Zeena diseberang telpon dengan khawatir.
"Nanti gue sampai rumah Lo gue cerita."
"Oke."
Riana memutus sambungan telpon mereka dan melangkah keluar melewati gerbang sekolah Karena memang sudah waktunya pulang sekolah saat dia tadi berbicara dengan Bima di taman sekolah mereka dan Riana langsung memberhentikan taksi yang lewat didepan SMA Garuda untuk pergi kerumah Zeena.
"Pak tolong antar kan saya ke alamat ini." Riana memperlihatkan alamat Rumah Zeena pada supir taksi lewat ponselnya.
"Baik nona." Super taksi menjalankan mobilnya menuju ke alamat yang dilihatkan oleh Riana lewat ponselnya.
Riana duduk diam di kursi penumpang dan melihat kearah luar jendela mobil.
'Kenapa jadi begini tuhan. Sungguh hati ini sakit tuhan.' Riana berkata didalam hati dengan air mata yang kembali jatuh membasahi pipinya