S A M : [01]

1.9K 102 41
                                    

Hai Hai Hai🙋
Selamat datang di cerita pertama saya!!
Semoga kalian suka dan cinta ya!!
Jangan lupa bintangnya~ ☆
Selamat membaca...
___________________________________________

"ABAAAAANG!!!" teriak Nazila dari kamarnya.

"Zila jangan teriak dong, ini masih pagi," kata Nabila dibawah selimutnya.

"Diem Bila!" sentak Nazila kepada kakak nya.

"DIMA ANGKASAAAA!!" teriak Nazila kembali karena geram kepada kakak laki-lakinya.

Dima yang sedang tertidur pulas pun mendadak membuka mata dan membulatkanya karena kaget. Tanpa fikir panjang, Dima langsung berlari keluar kamar dan menuju ke sumber teriakan Nazila.

"Kenapa Bil?" tanya Dima dengan nada santainya.

"HEH!! GUE NAZILA, ABANG!!" teriaknya tepat didepan muka sang kakak.

"Eh masa? Lagian punya muka mirip amat, heran," ucapnya masih dengan nada santai.

"Ih kakak, kan kita kembar," ucap Nabila sambil memeluk gulingnya.

"Ah iya lupa. Beydewey, kenapa sih Zil teriak-teriak? Abang lagi tidur juga, jadinya keganggu," jelas Dima kepada Nazila.

"Abangku tersayang, dimana laptopku tercinta? Hari ini aku sangat-sangat membutuhkan nya," ucap Nazila lembut.

"Ambil aja dikamar, abang mau pergi," kata Dima sambil melenggang pergi meninggalkan Nazila yang menatapnya penuh dengan kebencian.

'kalo bukan abang gue, udah gue tendang burungnya tu orang,' gerutu Nazila.

Nazila pun dengan malas berjalan menuju kamar sang abang. Kakinya yang melangkah dengan penuh kebencian tiba tiba ambruk seketika ketika melihat sang abang yang tergeletak tak sadarkan diri didepan pintu kamarnya sendiri.

'abang kenapa? kok dia pingsan? ya allah aku harus bagaimana?' batin Nazila sambil menatap tubuh dima.

Rasanya ingin berteriak meminta pertolongan, namun ia tak bisa. Karena tak kuasa melihat badan sang abang yang tergeletak lemas dan juga wajah yang pucat. Badanya seketika seperti membeku, tanganya gemetar, dan wajah yang sudah banjir air mata tak bisa apa apa.

Nabila yang merasa takut karena sendirian dikamar pun beranjak dari ranjangnya dan keluar dari kamarnya untuk menyusul sang adik kembarnya. Dengan langkah semangat dipagi hari yang diiringi nyanyian dari mulutnya, Nabila tibatiba berhenti bernyanyi dan langkahnya pun ikut berhenti saat mendapati pemandangan tak mengenakan.

Dengan sekuat tenaga, Nabila berlari ke kamarnya untuk memberitahu sang ayah dan bunda. Setelah memberikan kabar kepada ayah dan bundanya, Nabila dengan ketegaran hatinya langsung menghubungi dokter yang sudah dia anggap sebagai om nya sendiri.

Akhirnya ambulance pun sampai. Dima segera dibawa ke RS Bunga Wangi oleh perawat yang membawa blangkar, sedangkan Nabila sedang sibuk meredakan tangisan adiknya.

"Kak, itu abang kak. Itu abang kak, itu abang," kata Nazila lirih sambil memeluk tubuh Nabila.

"Iya zila iya, kamu jangan nangis terus. Ayo kita ke rumah sakit, ganti bajunya dulu ya. Kakak mau pesen gocar dulu," kata Nabila sambil membantu Nazila berdiri.

SI ANAK MOTORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang