S A M : [28]

90 34 73
                                    

Haii

Kangen klean deh gue, huhuuu :(

Udah lama juga ga up cerita yang ini :(

Sekarang, selamat membaca ya ges ya!!

"Gimana Der?" tanya Rava pada Deran.

"Nazila aman bang. Tapi," ucapan Deran menggantung. Membuat Rava juga Dima ingin menonjok muka Deran.

"Apa? Jangan digantung anjing, sakit!" ujar Dima kesal pada Deran.

"Hehe. Gini, Nazila pendaharan di kepalanya tadi," ucap Deran se santai mungkin.

"HAH?" Rava panik gak ketolong. "Terus sekarang? Bisa selamat gak? Atau? Deran, plis jangan bikin abang khawatir."

"Apasih bang? Belum selesai ini Deran ngomongnya!"

Rava menetralkan wajah paniknya. Saat ini, muka cool and cold yang dia tunjukan. "Terus?" tanya Rava.

"Gatau, dokter nya tiba-tiba bilang Nazila cuma pingsan dan pendaharan nya gatau kenapa tiba-tiba ilang juga. Jadi kaya, udah aja sembuh gitu Nazila nya. Sekarang tinggal nunggu Nazila sadar dari pingsan aja," jelas Deran santai.

"HAH?" ini Dima, bukan Rava.

Deran melihat wajah tak percaya Dima. "Gue serius, dokternya yang bilang itu ke gue barusan, Dim."

"Si Zila punya anak buah ghoib ya Dim?" bisik Reiki pada Dima sambil bergidik ngeri.

"Mana gue tau, nying."

"Yaudah, sekarang bisa di jenguk gak?" tanya Dima pada Deran.

Deran mengangguk. "Cuma orang penting aja, yang engga penting gausah masuk. Biar ruangan nya tetep adem, engga engap."

Anak buah Rava pun mengangguk setuju. Dan akhirnya, yang masuk hanyalah Dima, Rava, Deran, Reiki, Alvandi, Reyan, dan Ale.

Telunjuk Nazila terlihat bergerak sedikit oleh Ale yang matanya sangat jeli. "Abang, tangan Zila gerak!" ucap Ale antusias.

Deran buru-buru memanggil suster yang kebetulan lewat depan ruangan Nazila.

"K-kakak," panggil Nazila dengan suara yang sangat kering.

"Mau minum dek? Minum ya? Sedikit aja, ya?" reflek Rava.

"Kenapa? Ada yang sakit? Sini bilang sama kakak. Mana yang sakitnya, hm?" kini giliran Dima yang berucap. Melihat Nazila tak berdaya diatas kasur rumah sakit membuat dada Dima ikut sakit.

Nazila menggelengkan kepalanya lalu tersenyum. "Gu-gue mau tidur bang, ngantuk," ucap Nazila.

Rava menggeleng kuat. "Jangan dulu tidur, ya? Minum dulu mendingan, oke? Dek jangan tidur dong, ayolahhh."

"Zil, gue sayang sama lo. Dan, lo harus minum sekarang. Jangan tidur ya?" ini Alvandi. Care banget ya bapak aL.

Reyan tersenyum pada Nazila. "Zil, lo kuat ya ternyata. Gue bangga punya adek kaya lo, Zil. Sekarang, jangan dulu tidur ya? Minum dulu aja," ucap Reyan sambil memegang sebelah tangan Nazila.

SI ANAK MOTORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang