S A M : [41]

72 10 0
                                    

Hayow hehehehe

Kembali lagi nih saya, maap ya kalo lama baliknya..

Yok gas baca ae!!












"Lucu deh kalian, jadi seneng gue ngeliatnya," ucap Dima sambil menepuk bahu Alvandi.

Reiki merinding melihat Dima yang seperti itu. Biasanya, Dima akan bergidik geli ketika melihat Reyan, Alvandi dan Ale bersama. Tetapi hari ini tidak, entahlah. Suka-suka Dima Angkasa aja yekan.

"Lo kenapa sih, Dim?" Tanya Alvandi cemas. Takutnya Dima sinting.

Dima menggeleng, "kalian lucu aja gitu."

Ale tersenyum lucu. Alvandi yang melihat itu langsung menatap Ale tajam. Reyan terkikik geli karena melihat Alvandi mode cemburu. "Yaelah, Al. Sama temen sendiri doang," ujar Reyan sambil menyenggol lengan Alvandi.

Ale mengangguk, "kan aku cuma senyum sama Bang Dima," ucapnya.

Alvandi mencibir, hal itu membuat bibirnya di tabok oleh Ale. "Gaboleh gitu! Itu enggak baik," ujarnya.

Reyan, Dima dan Reiki menganggukkan kepalanya, berpihak pada Ale. Alvandi memutar bola matanya malas, ini yang ia benci. Ale berjalan menghampiri Reiki lalu menggandeng tangannya. Reiki menjulurkan lidahnya pada Alvandi. Tadinya mau ngejek karena Ale menggandeng tangannya, tetapi Reiki malah kena gigit Ale di lengannya karena berani menjulurkan lidah pada Alvandi.

"Kaga dah kaga! Gue kaga ngerti," ujar Reyan yang melihat tingkah laku Ale yang membingungkan.

"Ish! Kan Iki nya wle wle sama Abang Al, itu enggak sopan. Jadi Ale gigit aja Iki nya," ucap Ale sebelum cemberut.

Dima menggelengkan kepalanya lelah, "terserah kalian aja lah. Gue laper soalnya, mau tidur."




Reiki sedang tertawa bersam ke 4 sahabatnya. Ale juga termasuk sahabatnya ye gaes!

"Hp lo bunyi terus tuh, berisik," ujar Alvandi tidak nyaman.

Reiki mematikan handphone nya dan fokus lagi mendengarkan cerita lucu dari Ale dan Reyan. Dima yang merasa aneh langsung mengambil handphone Reiki dan menyalakannya. Dima membuka handphone Reiki dan sudah banyak panggilan tak terjawab dari ibunya.

"Lo kenapa jadi gini sama emak lo?" Tanya Dima pada Reiki.

Reiki hanya melirik ke arah Dima lalu fokus lagi pada Ale dan Reyan. Alvandi memukul belakang kepala Reiki, "lo ditanya, anjing!"

Reyan berhenti bercerita lalu menatap Reiki yang merubah raut wajahnya menjadi menyedihkan. Ale melihat itu, ia langsung memeluk Reiki. Disusul oleh Alvandi, Reyan dan Dima. Mereka semua memeluk Reiki dengan penuh kasih sayang.

"Lo punya kita. Jangan ngerasa sendiri, kita selalu disini. Cerita kalo ada apa-apa itu," ucap Reyan sambil mengelus kepala Reiki lembut.

Mereka melepaskan pelukannya lalu menatap wajah Reiki. Reiki menatap sahabatnya bergantian lalu tersenyum. "Kalian terbaik," ucapnya lalu menangis.

Dima dengan sigap langsung memeluk Reiki kembali. "Lo kenapa akhir-akhir ini sering ngelamun? Apa yang lo lamunin? Dan, sekarang kenapa lo nangis? Lo gamau cerita sama kita?" Tanya Dima bertubi-tubi.

SI ANAK MOTORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang