Enam.

6 5 6
                                    

6. perjodohan





Sore sepulang sekolah, aleisya di minta oleh bunda bara untuk ke rumahnya. Katanya, mau bicara serius.

"Bunda, echa dateng"

Rena melambai kan tangannya di meja makan,menyuruh aleisya mendekat.

"Duduk dulu cha" tutur rena pada aleisya yang di turuti oleh gadis manis itu.

Tap

Tap

Tap

Langkah kaki milik bara terdengar di penjuru rumah, cowo itu mengernyit saat melihat aleisya yang sedang berbicara dengan bunda nya.

"Perasaan gue ga enak, ck, bunda pasti mau berulah" batin nya.

"Nah ini anak nya datang, ayah cepetan kesini!" teriak rena memanggil suami nya yang berada di kamar.

"IYA MA BENTAR NGAMBIL ITU NYA!" balas sang kepala keluarga.

Beberapa menit kemudian, gaza datang dengan membawa satu kotak merah kecil. seperti tempat untuk cincin.

"Ekhem, ayah mau bicara sama kalian berdua" ucap gaza.

"Bicara apa yah? cepetan langsung ke inti nya aja" balas bara cuek.

Gaza yang ingin basa basi dulu langsung mendengus melihat kelakuan putra tunggal nya itu, "Dasar anak mines ahlak" cibirnya.

"Karna kata bara langsung ke inti nya, ayah gamau basa basi. Sesuai dengan permintaan mama dan papa aleisya, kalo anak mereka udah besar, maka kedua nya harus di jodohkan. gada penolakan!"

Aleisya terbatuk kecil, APA KATANYA? PERJODOHAN?

"APAAN?! GAK! BARA GAMAU DI JODOHIN SAMA CEWE SIALAN KAYA DIA" Bentak bara.

Aleisya menggigit bibir nya, merasa takut dan sakit hati dalam waktu bersamaan.

"Bara, ayah gapernah ngajarin kamu untuk membentak di hadapan orang tua" ucap gaza dengan suara tegas nya.

"Ayah dan bunda gamau tau, kalian hari ini resmi di jodohkan. Ini juga untuk melindungi aleisya dan kamu dari pergaulan bebas"

Bara berdecak pelan, "Apa hubungannya yah? kenapa harus lewat perjodohan? ayah kira ini zaman dulu?"

Aleisya ingin berkomentar tapi takut, jadi gadis itu memilih untuk diam.

"Echa, bunda mau nanya, echa sayang gak sama bunda? sama ayah?" tanya rena.

Pertanyaan yang sangat sangat bahaya, tapi aleisya harus menjawabnya.

"Iya bunda, echa sayang sama kalian berdua" cicitnya.

"Nah, echa mau ga? di jodohin sama bara? mau ya nak? demi bunda"

Aleisya menatap tak enak kepada rena, selama ini rena lah yang menggantikan sosok ibu untuk aleisya, jadi gadis itu mau tak mau harus menjawab setuju.

"i-iya bun, echa mau"

"Anjing" umpat bara lalu berjalan meninggalkan meja makan, tak lupa memberi tatapan sinis kepada aleisya.

"BARA, MAU KEMANA KAMU?!" Teriak gaza.

Bara berhenti di depan pintu, "MAIN!" jawabnya dan,

BRAK

Pintu utama di tutup cowo itu dengan kencang, alhasil ketiga orang di meja makan itu mengelus dadanya karna kaget.

Rena dan gaza tersenyum menatap aleisya, "Gapapa nak, gausa takut sama bara, okey?" ucap gaza menenangkan aleisya.

Aleisya tersenyum tipis, "Iya yah".

🦁🦁🦁

BRAK

"ANJING TEKODOK TEKODOK"

"BEHA MAK GUE COPOT"

Bara menendang pintu basecamp yang sering menjadi tempat pelariannya, sedangkan dua manusia yang berteriak kaget itu langsung melempar biji kuaci ke arahnya.

"Ngapa si lo pi, dateng dateng malah rusak pintu, pe em es lo?" tanya damian nyolot.

"Bacot anjing" ketus bara lalu duduk di samping vano yang sibuk membaca buku.

"Kenapa?" Tanya cowo itu.

Bara mendesah pelan, vino dan damian mulai mendekat kepada bara dan vano, karna mereka berdua yakin kalo ada sesuatu yang ngusik pikiran bara.

"Nape lo bar? kusut amat tu muka kayak ga di kasi jatah"

Damian menabok kepala vino, "Heh bocah, bahasa lo 'jatah'. banyak dede gemes disini woy!"

Vino melirik sinis ke arah damian, "Makanya itu otak di upgrade jangan vidkep doang yang di taro. maksud gue jatah uang bego" hardik vino.

"Ya bilanggg donggg pinooo"

"Brisik"

Damian dan vino langsung diam mendengar ucapan bara yang terlampau seram.

"Ya allah, bulu roma dede merinding. hawa nya bara hawa hawa sesad pakek d" Batin damian miris.

"Gue di jodohin" ucap bara tiba tiba,

"HAH?!"

"WHATTTTT BEB?"

"Hah?"

Bara melirik kesal ke tiga temannya yang masi bingung. "Gue di jodohin sama ayah sama bunda, dan cewenya si echa" jelas bara.

Damian tertawa pelan, menabok tangan bara di sampingnya. "Iya pi gue tau lo suka berkedok benci ke echa, tapi gausa ngarang gini elahh, ini jaman niw bre niw. Mana ada perjodohan"

Vino di sampingnya juga mengangguk. "Bar, kata pak ustad bohong itu dosa, kalo dosa nanti jadi dosa bar. ga percaya? tanya aja sama enyak nya damian"

Bara menggeleng frustasi, dia menoleh ke arah vano yang tidak mengeluarkan suara sepatah pun.

"Hm, alasannya kalian di jodohin?" Tanya pemuda kalem itu pada akhirnya.

"Sangat klise seperti di novel' pasti orang tua ke duanya punya hubungan baik dan bla bla..."

Vano mengangguk, mulai mengerti dan percaya kepada bara. "Meski lo benci echa, jangan sampe berbuat kasar. Dia wanita, dan wanita terlalu rapuh untuk di sakiti. jadi jaga hati dia, karna hati wanita terlalu lembut bahkan melebihi lembutnya kapas sekalipun"

"WOAH ANJIR LO BICARA PANJANG BENER KAYA JALUR KENANGAN MANTAN. PATUT DI ABADIKAN INI! WOY PIN SKERINSUT PIN SEKERINSUT"


Vino segera mengambil ponselnya lalu mem-vidio saudara kembanya, sedangkan vano hanya menggeleng pelan. "Stres," ucapnya pelan.









....

TENCU BUAT KALIAN YG MAU
BACA CERITA AMBURADUL AKU💘💘

LOPEK LOPEK DECH💘💘💘💘💘

About tasteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang