Sembilan.

9 3 1
                                    

9. Pertunangan [pt.2]


Sinar cahaya khas senja memasuki ruangan tempat aleisya di rias. Hari ini, aleisya akan bertunangan dengan tetangga dari masa kecilnya. Albara,

Gadis itu menarik nafas pelan lalu menghembuskan nya. Keringat dingin mulai membanjiri tangan mungilnya.

"Tenang echaa," ucap zeva menenangkan.

Aleisya tersenyum kecil,tidak menyangka bahwa hari ini akan tiba.

Ceklek,

Zeva dan aleisya menoleh ke pintu yang di buka oleh rena, wanita itu tersenyum ke arah aleisya. "Cantiknya calon mantu bunda," puji rena.

Aleisya merasakan pipi nya hangat, rona merah mulai muncul di pipi putih bersihnya. "Cieee saltinggggggg di goda mama mertuaaa" ledek zeva.

"Apasih? nggaaa salting." elak aleisya.

Rena tertawa pelan.

"Yauda ayo kita ke bawah, udah banyak yang nunggu tuan putri dateng"

Aleisya tidak dapat menyembunyi kan bahagianya, seulas senyum ia tampilkan meski hatinya jedag jedug.

Tap

Tap

Tap

Langkah kaki mengalihkan semua atensi orang orang. Disana, terlihat zeva, rena dan aleisya. Semua nya terpana melihat wajah cantik aleisya,

Untuk beberapa detik bara tidak berkedip sampai saat aleisya berada di depannya, tanpa sadar laki laki itu bergumam.

"Cantik"

Kurva kecil terlihat di bibir aleisya, apa tadi? bara memuji nya? astaga...

Bara langsung tersadar dari ucapannya sendiri. "Sial" umpat laki laki itu,

Tak berbeda jauh, bara sekarang terlihat lebih tampan dengan setelan batik yang pas di tubuh tegapnya. Aleisya berulang kali memuji bara dalam hatinya.

Acara pun di mulai, tiba saat acara penukaran cincin riuh sorak sorakan dari bangku depan semakin meramaikan acara sore itu.

"PIUWIT CIHUY CIHUY" Goda damian dengan siulan abal abalnya.

"CIE TUNANGAN CIEEEEEEE, OTW KAWIN NIH"

PLAK

"Anjrit," umpat vino pelan saat bahunya di tampol oleh zeva.

"Apaan lo pegang' bahu gue? suka ya?! sorry say ga level" vino dengan percaya dirinya tersenyum remeh ke arah zeva.

"NAJIS NAJIS NAJISSSS, IHHH NAJIS GUE SUKA SAMA MODELAN JAMET PREMIUM KE ELO"

Semua orang menutup telinganya akibat suara cempreng zeva, meskipun akhirnya mereka tertawa melihat wajah nelangsa vino.

"Bangke gue di katain jamet premium" keluh vino pada saudara kembarnya.

Vano menoleh, "Kan lo emang jamet".

Damian yang dari tadi menahan tawa langsung menyemburkan tawanya saat melihat wajah vino yang melas, "ANJIR HAHAHA SUMPAH JAMET PREMIUM"

Vino memberenggut kesal. "Bangsat lo semua. kemusuhan kita!"

"Apa lo liat kepedulian di wajah gue?" Tanya zeva santai.

"Tai lo zeva korban beda agama"

Zeva yang hendak membalas langsung diam saat bara berdecak pelan, "Kapan selesainya kalo kalian ribut gini?".

Aleisya terkekeh pelan melihat wajah zeva yang cemberut.

Setelah acara penukaran cincin selanjutnya acara tambahan, apalagi kalo bukan dangdutan.

"Oke ibu ibu, bapak bapak, jadi saya sebagai sahabat sejati nya albara ingin membawakan lagu. Semoga menikmati,"

"TU WA GA PAT!"

Vino langsung naik ke atas panggung yang di susul oleh zeva,

"EH EH EH EH BANG JONO" Damian bernyanyi dengan suara yang menghayati,

"KENAPA KAU TAK PULANG PULANG" Sambung zeva.

"PAMITNYA PERGI CARI UANG" lanjut vino lalu menarik tangan vano ke atas panggung.

"TAPI KINI MALAH MENGHILANG" Nyanyi semua hadirin.

Aleisya tertawa pelan melihat ke random an teman temannya. Gadis itu menarik pelan ujung baju bara, "Al.." panggilnya pelan.

Bara menoleh dengan wajah datarnya, "Kenapa?" tanya nya.

Aleisya menunjuk ke arah teman teman nya yang sedang bernyanyi dangdut, "Mau kesitu".

"Ya udah kesana aja"

Aleisya tersenyum kecil. "Okey, aku kesana ya al" pamitnya lalu berjalan ke arah panggung.

"WADUH INI DIA GAIS PEMERAN UTAMANYA. SINI NENG SINI!" Ucap damian yang mendapat kekehan kecil dari aleisya,

"AYO SEMUANYA NAIK KE PANGGUNG" Ajak vino dan zeva, keluarga besar bara langsung berjalan ke arah panggung dan ikut bernyanyi.

"LANJUT,"

"KAU BILANG PADAKU 'BAIK BAIK SAYANG' "

"ABANG PASTI CEPAT PULANG"

"KAU JANJIKAN AKU SEBONGKAH BERLIAN"

"SESUAP NASIPUN JARANGGG"

Hari itu, entah kenapa bara tersenyum kecil melihat kebahagian keluarganya, dan juga aleisya.

"BARA SINI" panggil rena yang melihat putranya itu hanya diam melihat aksi dangdutan yang di ketuai damian.

Bara berjalan ke arah panggung sehingga sorakan dari damian, zeva, dan vino memenuhi ruangan itu.

"GOYANG ITIK JOS!"



....

Plis aku ngrsa ini freak bgt🙂



About tasteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang