Delapan.

8 4 2
                                    


8. Hujan









Hujan turun membasahi tanah, menghadirkan hawa sejuk dan bau tanah basah khas hujan.

Bara berdecak kesal saat bunda nya terus mengetuk pintu menyuruhnya untuk bangun dan sekolah,

"BARA!! BANGUN KAMU YA BANGUN!!BUNDA UDAH NGETOK BERKALI KALI. BUDEG YA KUPING KAMU?!"

Ceklek,

Bara membuka pintu dengan muka bantal, tapi tidak mengurangi kadar ketampanan nya.

"Hm, kenapa? bara masi ngantuk" Ucap bara dengan suara serak serak basah miliknya.

"SEKOLAH! NGANTUK NGANTUK! AWAS YA KAMU KALO GA SEKOLAH, BUNDA POTONG BUWUNG KAMU"

Lalu setelahnya, bunda nya pergi dengan muka bersungut' dan sutil yang berada di tangan kanannya.

Bara kembali masuk ke dalam kamarnya, lalu berjalan ke arah kamar mandi meski rasa malas untuk mandi sangat besar.

Entah kenapa hujan' begini enaknya rebahan, makan mie kuah, dan tidak mandi.

10 menit kemudian bara sudah siap dengan seragam sekolahnya, lalu laki laki itu berjalan ke bawah menuruni tangga dengan mulut yang sibuk bersiul.

"Morn, bun, yah" Sapa bara dengan senyum tipis.

"Morning too anak bunda"

"Yoi broh" jawab sang ayah santai.

Setelah bersarapan, bara berpamitan ke ayah dan bundanya. Saat hendak membuka gagang pintu depan suara bunda nya yang cempreng terdengar.

"BAR, JANGAN LUPA YA BUAT AJAK ECHA KE SEKOLAH BARENG KAMU. HUJAN LOH BAR, KASIAN" Teriak sang bunda dari arah dapur.

"Hm"

🦁🦁🦁

Bara memberhentikan mobil nya di depan pagar rumah aleisya, sedangkan aleisya yang sedang berada di teras terkejut melihat kedatangan bara.

Tin

Tin

"Masuk" ucap bara dari dalam mobil.

Aleisya sedikit berlari, lalu membuka pintu mobil bara dan duduk di samping laki laki itu.

"Makasi al" ucap aleisya yang di abaikan bara.

Terjadi keheningan di dalam mobil membuat aleisya merasa canggung, terlebih pagi ini bara terlihat sangat tampan.

Sesekali gadis itu melirik bara, dan akhirnya terciduk oleh sang empu. "Ngapain lo lirik-lirik?"

"Ngga ko, aku ga lirik lirik" jawab aleisya gugup.

Bara mengabaikan gadis di sampingnya itu, mulutnya sibuk mengunyah permen karet sedangkan matanya fokus ke depan.

10 menit kemudian mobil bara sudah sampai di parkiran sekolah, laki laki itu menoleh ke arah aleisya yang sedang menutup mata. maybe tidur?

"Turun"

Tidak ada respon. Bara berdecak pelan lalu dengan tega nya laki laki itu menarik rambut panjang aleisya dengan keras,

"Akh! sakit," ringis gadis itu.

Mata yang tadi nya menutup terbuka lagi, aleisya menatap kesal ke arah bara yang juga menatapnya datar. "Nyebelin" ketusnya lalu keluar dari mobil bara.

BRAK

Pintu di tutup keras oleh aleisya, sedangkan bara hanya menatap datar. Lalu setelahnya laki laki itu menancapkan gas nya dan pergi dari parkiran sekolah, tujuannya adalah basmen.

🦁🦁🦁

Tiba di basmen laki laki itu langsung keluar dari mobil, di dalam sudah ada ketiga teman nya.

"Bar, gopud dong. laper nih" ucap damian dengan watadosnya.

"Iya bar, sumpah ujan' enaknya makan pedes'" sambung vino.

Vino menyikut lengan saudara kembarnya, "Van bilang mau juga cepet" desaknya.

Vano berdecak kesal. "Gue juga".

Bara duduk di sofa panjang lalu merebahkan tubuhnya. "Pesen yang lo pada mau. gue pesenin juga" ucapnya yang membuat kedua orang itu memekik senang, terkecuali vano karna remaja itu sibuk bermain game.

Bara membuka ponselnya lalu berselancar di media sosial, sampai mata nya mulai ngantuk dan berakhir tertidur.

🦁🦁🦁

Aleisya merebahkan kepalanya di meja, di sampingnya sudah ada zeva yang juga merebahkan kepala nya. "Cha bosen," keluh gadis itu.

"Sama ze, mau ke kantin males. Di sini juga jamkos"

Zeva meniup niup poni nya kesal. "Gabuttt bangetttttttt"

Aleisya menegak kan badan nya, gadis itu menatap zeva yang sedang meniup niup kan poni nya.

"Ze, hubungan kamu sama kris gimana?" Tanya aleisya.

Sontak zeva berhenti melakukan aktivitasnya yang meniup poni. Gadis itu berdehem pelan, "Lumayan bad" ucapnya pelan.

"Lo tau kan, tuhan gue sama tuhan dia beda. Keluarga nya ga ngebolehin berhubungan dengan yang berbeda agama, cuma kris dan gue nekat."

"Gue ngerasa, kenapa harus di pertemukan dengan cara gini. Gue berharap dia masuk islam, cuma gue tau, agama dan cinta lebih berharga agama. Gue maupun dia gamau lintas agama, jadi ya gitu kita jalanin dulu" Jelas zeva dengan mata yang memancarkan kesedihan.

Beda agama? apa kalian pernah mengalami?

"Sabar ya ze, mungkin itu cara buat nge dewasain kalian berdua. Jangan sedih nanti makin jelek" Hibur aleisya.

Zeva yang memang gabisa sedih lama lama akhirnya tertawa, "Lo sama si onoh gimana? katanya kalian tunangan" Zeva memelankan kata 'tunangan' karna masi ada orang di dalam kelas.

"Tunangannya besok, aku sempet kaget apalagi liat muka bara yang kaya mau nebas orang lewat lirikan nya."

Zeva mengangguk pelan. "Nanti gue kasi tips tips buat dia jatuh cinta ke elo"

Aleisya tersenyum kecil. "Aaa sayang deh sama kamu ze,"

"Sayang echa juga" balas zeva.


....

Batas dosa

About tasteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang